Ir. Eko Andi Suryo, ST., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN METODE JUST IN TIME DALAM MANAJEMEN PENGADAAN BAJA TULANGAN (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG TAHAP II) Rahmat Hidayat; Ir. M. Hamzah Hasyim, ST., M.Eng.Sc.; Ir. Eko Andi Suryo, ST., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 1 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan di Indonesia terus berkembang pesat, termasuk dalam sektor konstruksi, yang menuntut manajemen material lebih efektif. Baja tulangan memiliki peran strategis dalam menentukan kekuatan dan ketahanan struktur bangunan, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara efisien untuk menghindari keterlambatan, pemborosan, dan penumpukan material. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Just In Time (JIT) dalam pengadaan baja tulangan serta mengoptimalkan tata letak lokasi proyek guna meningkatkan efisiensi pekerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pola pengadaan baja tulangan menggunakan metode JIT dan metode eksisting pada Proyek Pembangunan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahap II. Analisis meliputi aspek volume kedatangan material, frekuensi, dan interval waktu pengadaan. Selain itu, dilakukan simulasi pengaturan tata letak fasilitas proyek dengan beberapa skenario untuk meminimalkan jarak tempuh pekerja dan material. Data dianalisis dan dibandingkan dengan data aktual proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode JIT menghasilkan pola pengadaan baja tulangan yang lebih efisien dibandingkan metode eksisting. Volume rata-rata per kedatangan pada metode JIT sebesar 25.984,69 kg lebih kecil dibandingkan metode eksisting sebesar 57.486,05 kg. Frekuensi kedatangan meningkat dari 14 kali (eksisting) menjadi 28 kali (JIT), dengan interval rata-rata lebih pendek, yaitu 4,2 hari dibandingkan 14,43 hari. Dari segi tata letak, skenario 3 yang menghilangkan stockyard besi temporer dan memindahkan gudang ke lokasi yang lebih strategis mampu mengurangi traveling distance dari 13.438 meter menjadi 12.523 meter, atau berkurang sebesar 6,81%. Langkah ini juga mendukung pengurangan volume baja tulangan sebesar 33%, sehingga mengurangi risiko penumpukan material dan meningkatkan kelancaran pekerjaan di lokasi proyek. Kata Kunci: Baja Tulangan, Manajemen Material, Just In Time, Site Layout.
Analisis Tantangan dalam Penerapan Konstruksi Modular pada PT X di Jakarta Chaesar Arung Samudera; Ir. Kartika Puspa Negara, ST., MT., Ph.D.; Ir. Eko Andi Suryo, ST., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan industri konstruksi di Indonesia menghadapi tantangan untuk terus berinovasi dalam menghadirkan solusi yang efisien, cepat, dan ramah lingkungan. Salah satu metode konstruksi modern yang mulai dilirik adalah konstruksi modular, yaitu sistem pembangunan dengan cara memproduksi komponen bangunan di pabrik dan merakitnya di lokasi proyek. Metode ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, meminimalkan limbah konstruksi, serta mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan. Namun, di balik berbagai keunggulannya, implementasi konstruksi modular di Indonesia masih terbatas dan menghadapi berbagai hambatan seperti biaya awal yang tinggi, keterbatasan tenaga kerja terampil, serta kurangnya regulasi yang mendukung.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor tantangan yang mempengaruhi penerapan konstruksi modular di perusahaan konstruksi di Jakarta. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner, yang kemudian dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk identifikasi tantangan utama dan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tantangan terbesar yang dihadapi adalah tingginya biaya awal serta kurangnya sumber daya manusia yang menguasai teknologi modular. Temuan ini dapat menjadi dasar penyusunan strategi implementasi yang lebih tepat guna dalam mendorong adopsi konstruksi modular di Indonesia.
Efektivitas Kolom Granular Berintikan Spesi dengan Variasi Jarak dan Diameter untuk Mempercepat Konsolidasi pada Tanah Lunak Martha Jessica Michiko Nugroho; Prof. Dr. Eng. Ir. Yulvi Zaika, MT., IPU.; Ir. Eko Andi Suryo, ST., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lunak memiliki daya dukung rendah, kompresibilitas tinggi, dan permeabilitas kecil sehingga membutuhkan waktu lama untuk mencapai kondisi stabil. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas pemasangan kolom granular berintikan spesi dalam mempercepat proses konsolidasi tanah lunak melalui variasi jarak dan diameter kolom. Analisis dilakukan menggunakan metode analitik dan numerik berbasis Finite Element Method (FEM) 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah lunak tanpa perbaikan mengalami penurunan besar dengan waktu konsolidasi yang sangat lama, yaitu 1455 hari pada metode numerik dan 1158 hari pada metode analitik. Penerapan kolom granular berintikan spesi terbukti mempercepat konsolidasi dan mengurangi penurunan. Variasi jarak antar kolom berpengaruh nyata terhadap efisiensi sistem, di mana jarak 2D memberikan hasil optimal dengan waktu konsolidasi 67,2 hari tanpa smear zone dan 93,58 hari dengan smear zone. Sementara itu, variasi diameter menunjukkan bahwa kolom berdiameter 1,2 m memberikan kinerja terbaik dengan waktu konsolidasi 80,65 hari tanpa smear zone dan 93,84 hari dengan smear zone. Adanya smear zone menurunkan permeabilitas radial sehingga sedikit memperlambat proses konsolidasi. Penelitian ini membuktikan bahwa kolom granular berintikan spesi tidak hanya berfungsi sebagai vertical drain, tetapi juga sebagai elemen struktural berupa kolom granular yang menambah kekakuan tanah. Dengan demikian, metode ini efektif dalam mempercepat konsolidasi dan mengurangi penurunan pada tanah lunak. Kata kunci: tanah lunak, kolom granular, spesi, konsolidasi, FEM 2D.