Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents] Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 2, No 2: Maret 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v2i2.12634

Abstract

Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents]
Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents] Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 3, No 1: September 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v3i1.12640

Abstract

Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents]
editorial paper Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 2, No 2: Maret 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v2i2.12635

Abstract

editorial paper
Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents] Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 4, No 1: September 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v4i1.12778

Abstract

Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents]
editorial paper Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 3, No 1: September 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v3i1.12641

Abstract

editorial paper
TRANSFORMASI DIGITAL DALAM ARSITEKTUR: PERPADUAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KREATIVITAS DESAIN Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 4, No 1: September 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v4i1.12779

Abstract

Transformasi digital terus mendorong revolusi di berbagai industri, termasuk arsitektur. Teknologi digital seperti Building Information Modeling (BIM), pemodelan 3D, dan kecerdasan buatan (AI) telah membawa pendekatan baru dalam desain dan konstruksi bangunan. Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperluas cakrawala kreativitas dalam menghadirkan solusi yang lebih berkelanjutan dan inovatif.Penggunaan BIM menjadi salah satu transformasi digital paling signifikan di sektor arsitektur. Teknologi ini mengintegrasikan data desain dengan informasi teknis, memungkinkan analisis yang lebih rinci dan pengambilan keputusan berbasis data. Selain itu, BIM mengurangi risiko kesalahan dalam konstruksi dengan menyimulasikan berbagai skenario sebelum tahap implementasi dimulai. Studi yang dilakukan oleh Bowie Christoforetti menunjukkan bahwa BIM dapat membantu mengatasi tantangan efisiensi di industri konstruksi, khususnya dalam pengelolaan proyek-proyek skala besar [1].Selain BIM, pemodelan generatif berbasis AI juga memperkenalkan cara baru dalam mengeksplorasi desain. Dengan menggunakan algoritme pembelajaran mesin, arsitek dapat menciptakan berbagai opsi desain berdasarkan parameter tertentu seperti efisiensi energi atau struktur geometris. Teknologi ini memungkinkan proses desain yang lebih cepat dan lebih adaptif terhadap kebutuhan klien[2].Teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) juga memberikan pengalaman yang lebih imersif dalam proses desain. Klien kini dapat "mengunjungi" ruang yang belum dibangun, memberikan wawasan yang lebih baik mengenai skala, tata letak, dan estetika desain. Dalam konteks pendidikan, teknologi ini memperkaya pengalaman pembelajaran mahasiswa arsitektur, memungkinkan mereka untuk memahami kompleksitas struktur dalam lingkungan virtual sebelum terjun ke proyek nyata [3].Di sisi lain, transformasi digital juga membawa dampak pada pelestarian warisan budaya arsitektur. Dengan pemodelan 3D, bangunan bersejarah dapat direkonstruksi secara digital, memberikan peluang untuk mempelajari elemen-elemen desain dari masa lalu tanpa risiko kerusakan pada struktur aslinya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya membantu melestarikan nilai budaya tetapi juga mendukung pengembangan desain modern yang diinspirasi oleh elemen-elemen tradisional [4].Namun, adopsi teknologi ini tidak lepas dari tantangan. Salah satu hambatan utama adalah kebutuhan investasi besar untuk perangkat keras dan perangkat lunak canggih serta pelatihan bagi tenaga kerja. Di samping itu, kurangnya standar yang seragam dalam penerapan teknologi digital sering kali menjadi penghalang dalam skala global. Meski demikian, peluang yang ditawarkan oleh teknologi ini jauh lebih besar, terutama dalam menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan di tengah tantangan urbanisasi global [2].Transformasi digital juga membuka jalan bagi arsitektur regeneratif, di mana bangunan dirancang untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan manusia tetapi juga memperbaiki ekosistem di sekitarnya. Dengan pendekatan seperti ini, arsitektur dapat menjadi pendorong utama dalam menciptakan kota-kota yang lebih berkelanjutan dan tangguh di masa depan [5].Dengan terus berkembangnya teknologi, peran arsitektur di era digital menjadi semakin krusial dalam menciptakan ruang yang adaptif, fungsional, dan estetik. Meskipun tantangan masih ada, inovasi yang dihadirkan oleh transformasi digital menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi industri arsitektur dan perencanaan kota.
Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents] Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 3, No 2: Maret 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v3i2.12677

Abstract

Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents]
MENGINTEGRASIKAN MATERIAL UNGGUL DAN TEKNOLOGI DIGITAL DALAM PEMBANGUNAN SMART BUILDING DAN ARSITEKTUR KOTA MODERN Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 3, No 2: Maret 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v3i2.12678

Abstract

Revolusi dalam material bangunan dan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam bidang arsitektur dan perencanaan kota. Material akrilik, yang dikenal dengan transparansi tinggi, kekuatan, dan fleksibilitasnya, telah menjadi solusi unggulan dalam berbagai proyek modern, termasuk mega akuarium digital. Material ini bukan hanya mampu menahan tekanan tinggi dan memberikan estetika visual yang memukau, tetapi juga cocok untuk integrasi dengan teknologi pencahayaan dan display digital yang interaktif. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan akrilik pada mega akuarium dapat meningkatkan pengalaman visual dan interaktif bagi pengunjung, menjadikannya elemen penting dalam arsitektur modern [1]Selain itu, pembangunan smart building telah menjadi kebutuhan di era modern, khususnya dalam proyek-proyek pembangunan pemerintah seperti sarana prasarana di Ibu Kota Negara baru. Smart building memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), sensor otomatis, dan sistem manajemen bangunan cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni. Studi menunjukkan bahwa penerapan sistem cerdas ini mampu mengurangi konsumsi energi hingga 30%, menjadikan bangunan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan [2].Perilaku masyarakat juga memainkan peran penting dalam keberhasilan pembangunan berkelanjutan, terutama di kota-kota yang sedang bertransformasi digital seperti Menggala. Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dapat dipermudah melalui platform digital yang memungkinkan komunikasi dua arah antara warga dan pemerintah. Partisipasi ini telah terbukti meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan, sebagaimana diungkapkan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa keterlibatan warga secara digital dapat mempercepat pengambilan keputusan dan respons kebijakan [3].Perencanaan tata ruang juga tidak luput dari pengaruh teknologi digital, khususnya Artificial Intelligence (AI). AI membantu dalam menganalisis data besar dan memberikan rekomendasi tata letak optimal yang memperhitungkan mobilitas, penggunaan lahan, dan efisiensi infrastruktur. Algoritma AI mampu memprediksi kebutuhan ruang dan infrastruktur, sehingga menghasilkan perencanaan yang lebih efisien dan terarah. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam perencanaan tata ruang dapat meningkatkan produktivitas perencanaan hingga 40% dibandingkan metode konvensional [4].Salah satu aspek penting dalam arsitektur yang sering diabaikan adalah desain jendela dan orientasi bangunan. Penelitian menggunakan CBE Thermal Comfort Tool menunjukkan bahwa desain jendela dan orientasi yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan termal ruang secara signifikan. Dengan desain yang dioptimalkan, kebutuhan energi untuk pendinginan dapat berkurang hingga 20%, yang tidak hanya menghemat energi tetapi juga meningkatkan kenyamanan penghuni [5]. Desain ini menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung konsep bangunan hemat energi dan ramah lingkungan.Pemanfaatan software digital dalam desain arsitektur juga memberikan dampak signifikan. Software seperti Robot Structural Analysis membantu arsitek dan insinyur dalam merancang struktur kayu yang optimal. Dengan bantuan perangkat lunak ini, perhitungan kekuatan dan stabilitas struktur dapat dilakukan dengan presisi tinggi, memungkinkan pengurangan waktu desain hingga 25% dan peningkatan akurasi hasil perhitungan. Studi menunjukkan bahwa penerapan teknologi ini membantu memastikan desain yang aman dan efisien [6].Transformasi digital dalam arsitektur juga terlihat dari penggunaan metode digital dalam perancangan arsitektur secara keseluruhan. Metode ini memungkinkan arsitek untuk membuat model 3D realistis dan melakukan simulasi sebelum tahap konstruksi dimulai. Penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan perangkat lunak desain digital dapat mengurangi kesalahan konstruksi dan meningkatkan efisiensi proyek secara keseluruhan [7].Integrasi material modern dan teknologi digital ini membuka peluang baru dalam pembangunan kota modern yang efisien dan berkelanjutan. Kombinasi akrilik dengan teknologi digital di mega akuarium, penggunaan AI dalam perencanaan tata ruang, hingga smart building yang mendukung penghematan energi dan kenyamanan penghuni, semuanya berperan penting dalam membentuk arsitektur masa depan. Arsitektur yang adaptif terhadap perkembangan teknologi akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat modern dan menghadapi tantangan di era transformasi digital ini.
Evaluasi Kenyamanan Termal Gereja Kristen Jawa Salatiga Adi Prabawa, Eka Kurniawan; Purwanto, L.M.F; Ardiyanto, Antonius
Jurnal Lingkungan Karya Arsitektur Vol. 2 No. 1 (2023): Architecture, Room, Structure, Material
Publisher : Darma Cendika Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37477/lkr.v2i1.347

Abstract

Kota Salatiga terletak pada kondisi geografis daerah perbukitan yang berhawa sejuk, dengan suhu berkisar antara 19,45oC-30oC dan kelembaban rata-rata 78%. Meskipun terletak di daerah beriklim sejuk, namun terdapat beberapa bangunan gereja yang tidak memenuhi standar kenyaman termal, salah satunya GKJ Salatiga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kondisi termal lingkungan mempengaruhi kenyamanan ruang di bangunan ibadah khususnya GKJ Salatiga. Pengukuran temperatur, kelembaban, dan kecepatan udara dilaksanakan pada 3 waktu ibadah yang berbeda di 4 titik ukur. Metode untuk mendapatkan kenyamanan termal menggunakan prinsip PMV yang dihitung menggunakan software CBE (Center for the Build Environtment). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai PMV mencapai standar -0,5 < PMV < +0,5 hanya pada ibadah pagi di ruang ibadah 1, 2 dan 4 dengan sensasi neutral, sedangkan di ruang 3 mencapai slightly warm. Namun pada ibadah siang, ruang ibadah 4 mencapai skala sensasi warm, sedangkan di ruang 1, 2, dan 3 mencapai slightly warm. Pada ibadah sore, ruang ibadah 3 mencapai skala sensasi warm, sedangkan di ruang 1, 2, dan 4 mencapai slightly warm.
Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents] Purwanto, L.M.F
JoDA Journal of Digital Architecture Vol 5, No 1: September 2025
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/joda.v5i1.14217

Abstract

Frontmatter [Front Cover, Editorial Team, Indexing, and Table of Contents]