Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ADAPTASI HUNIAN LERENGAN DI KAMPUNG PELANGI KOTA SEMARANG Ardiyanto, Antonius
Pondasi Vol 29, No 1 (2024): June
Publisher : UNISSULA Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/pondasi.v29i1.37875

Abstract

ABSTRACTThe sloping land in Kampung Pelangi Semarang has unique characteristics, with gradients ranging from gentle to steep, posing challenges for creating residential areas that are safe from landslides.   This research aims to understand how housing forms adapt to occupy sloping land with gradients from gentle to steep in Kampung Pelangi. The method used in this research is a descriptive qualitative approach with samples consisting of residential buildings on the slopes of Kampung Pelangi. The findings of this research show that the spatial arrangement of housing in Kampung Pelangi adapts to the slope conditions, resulting in both wide and narrow flat spaces. The boundaries of the residential areas use retaining walls to enhance land stability and serve as the foundation for the outer walls of the buildings. There are private spaces such as terraces that are utilized as circulation paths between residences in Kampung Pelangi.Key words: Residential, sloping land, adaptation, structureABSTRAKLahan berlereng di Kampung Pelangi Semarang memiliki karakteristik  yang unik,   dengan kemiringan lahan dari landai sampai curam  akan menjadi tantangan menjadi area hunian, yang aman dari longsor.  Penelitian ini  bertujuan  untuk mengetahui bagaimana adaptasi bentuk hunian dalam menempati lahan lerengan dengan kemiringan yang landai sampai curam di Kampung Pelangi. Metode yang digunakan dalam penelitian  ini menggunakan  pendekatan  kualitatif deskriptif dengan sampel adalah  bangunan hunian dilerengan Kampung Pelangi.  Temuan dari penelitian ini tata ruang hunian di Kampung Pelangi beradaptasi dengan kondisi lerengan sehingga ada yang memiliki ruang datar yang lebar maupun yang sempit. Batas lahan hunian menggunakan talud atau dinding penahan tanah dipakai untuk memperkuat stabilitas lahan sekaligus dipakai sebagai pondasi bangunan pada dinding luar bangunan. Terdapat ruang yang bersifat privat seperti teras dimanfaatkan sebagai jalur sirkulasi jalan antar hunian di Kampung Pelangi.Kata kunci: Hunian, adaptasi, lerengan, struktur
Integration of Design Approach and Digital Technology in Preserving Architectural Heritage in Indonesia Mutaqi, Ahmad Saifudin; Ardiyanto, Antonius
Local Engineering Vol. 3 No. 1 (2025): June
Publisher : CV. Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/lejlace.v3i1.162

Abstract

Digital design and technology are increasingly playing an important role in the preservation of cultural heritage in Indonesia, along with the ongoing digital transformation in various cultural institutions. This phenomenon presents challenges in selecting the right technology and opportunities to create more inclusive, immersive, and contextual digital experiences. The main issue raised is the absence of a systematic approach in the application of digital technology that is in accordance with the characteristics and needs of each type of heritage, such as colonial buildings, traditional buildings, and temple buildings. This study aims to examine the contribution of design approaches in developing digital solutions for conservation and evaluate the suitability of various digital technology platforms in the context of the three categories of architectural heritage. The method used is a literature study with a comparative analysis of the application of digital technology in a number of cultural heritage sites in Indonesia. The results of the study show that each category of building has different technical, narrative, and visual needs, thus requiring a specific and targeted technological approach. A design approach integrated with software engineering principles has been proven to strengthen the effectiveness of conservation and expand the reach of education and public appreciation of cultural heritage through digital media.
Pola Penggunaan Ruang Komunal di Kampung Batik, Semarang Widiastuti, Santi; Ardiyanto, Antonius; Muljadinata, Albertus Sidharta; Tarigan, Riandy
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 7 No. 01 (2025): Arsitekta: Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v7i01.842

Abstract

Kampung Batik Semarang memiliki potensi historis dan budaya yang kuat sebagai kawasan permukiman tematik berbasis batik. Namun, keterbatasan ruang terbuka menjadi kendala utama dalam mengakomodasi kebutuhan interaksi sosial warganya. Transformasi fungsi ruang terjadi seiring dengan dibukanya kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya, sehingga ruang-ruang yang awalnya tidak dirancang sebagai ruang komunal meliputi teras rumah, badan jalan, hingga pos kamling yang beralih fungsi menjadi ruang bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola penggunaan ruang komunal di Kampung Batik Semarang melalui pendekatan kualitatif dengan metode pemetaan perilaku (behavioural mapping). Temuan menunjukkan bahwa pembentukan ruang komunal lebih didasarkan pada kondisi kognitif warga dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah, bukan pada perencanaan formal. Hal ini mencerminkan bahwa warga memiliki kemampuan untuk membentuk ruang sosial secara kolektif berdasarkan kebutuhan interaksi dan nilai kebersamaan. Ruang-ruang tersebut berfungsi sebagai katalisator sosial dalam konteks kampung padat yang terbatas lahannya, sekaligus menjadi bagian dari strategi warga dalam menyikapi tekanan dari program kampung tematik.
Kajian Fitur Arsitektur Kolonial Belanda Pada Benteng Willem I Sekundiana, Christiana Peni; Ardiyanto, Antonius; Krisprantono, Krisprantono
Jurnal Lingkungan Karya Arsitektur Vol. 2 No. 1 (2023): Architecture, Room, Structure, Material
Publisher : Darma Cendika Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37477/lkr.v2i1.346

Abstract

Benteng Willem I Ambarawa ibarat “Mutiara yang Terpendam”, hal ini seakan sesuai dengan sebutannya yakni “Benteng Pendem”. Dirunut dari kesejarahannya bangunan tersebut menyimpan banyak misteri dan penuh kenangan. Kondisi Benteng Willem saat ini memprihatinkan, tidak terawat, dinding bangunan sudah mulai rusak, papan lantai tidak lagi cukup kuat untuk menyangga beban sehingga pengunjung dilarang masuk kedalam, yang terawat adalah bangunan yang saat ini menjadi lapas. Sedangkan pengunjung semakin banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeluarkan kembali mutiara yang terpendam sekian lama dengan mengkaji kembali karakteristik arsitektural pada bangunan bangunan di dalam Benteng Willem dengan melihat fitur fitur yang masih melekat pada bangunan. Metode yang akan digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan historis serta kajian literatur. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini akan menjadi kajian dalam merevitalisasi Benteng Willem 1.
Evaluasi Kenyamanan Termal Gereja Kristen Jawa Salatiga Adi Prabawa, Eka Kurniawan; Purwanto, L.M.F; Ardiyanto, Antonius
Jurnal Lingkungan Karya Arsitektur Vol. 2 No. 1 (2023): Architecture, Room, Structure, Material
Publisher : Darma Cendika Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37477/lkr.v2i1.347

Abstract

Kota Salatiga terletak pada kondisi geografis daerah perbukitan yang berhawa sejuk, dengan suhu berkisar antara 19,45oC-30oC dan kelembaban rata-rata 78%. Meskipun terletak di daerah beriklim sejuk, namun terdapat beberapa bangunan gereja yang tidak memenuhi standar kenyaman termal, salah satunya GKJ Salatiga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kondisi termal lingkungan mempengaruhi kenyamanan ruang di bangunan ibadah khususnya GKJ Salatiga. Pengukuran temperatur, kelembaban, dan kecepatan udara dilaksanakan pada 3 waktu ibadah yang berbeda di 4 titik ukur. Metode untuk mendapatkan kenyamanan termal menggunakan prinsip PMV yang dihitung menggunakan software CBE (Center for the Build Environtment). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai PMV mencapai standar -0,5 < PMV < +0,5 hanya pada ibadah pagi di ruang ibadah 1, 2 dan 4 dengan sensasi neutral, sedangkan di ruang 3 mencapai slightly warm. Namun pada ibadah siang, ruang ibadah 4 mencapai skala sensasi warm, sedangkan di ruang 1, 2, dan 3 mencapai slightly warm. Pada ibadah sore, ruang ibadah 3 mencapai skala sensasi warm, sedangkan di ruang 1, 2, dan 4 mencapai slightly warm.
Evaluasi Kenyamanan Termal Gereja Kristen Jawa Salatiga Adi Prabawa, Eka Kurniawan; Purwanto, L.M.F.; Ardiyanto, Antonius
Jurnal Lingkungan Karya Arsitektur Vol. 2 No. 2 (2023): Architecture, Room, Structure, Material
Publisher : Darma Cendika Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37477/lkr.v2i2.348

Abstract

Kota Salatiga terletak pada kondisi geografis daerah perbukitan yang berhawa sejuk, dengan suhu berkisar antara 19,45oC-30oC dan kelembaban rata-rata 78%. Meskipun terletak di daerah beriklim sejuk, namun terdapat beberapa bangunan gereja yang tidak memenuhi standar kenyaman termal, salah satunya GKJ Salatiga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kondisi termal lingkungan mempengaruhi kenyamanan ruang di bangunan ibadah khususnya GKJ Salatiga. Pengukuran temperatur, kelembaban, dan kecepatan udara dilaksanakan pada 3 waktu ibadah yang berbeda di 4 titik ukur. Metode untuk mendapatkan kenyamanan termal menggunakan prinsip PMV yang dihitung menggunakan software CBE (Center for the Build Environtment). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai PMV mencapai standar -0,5 < PMV < +0,5 hanya pada ibadah pagi di ruang ibadah 1, 2 dan 4 dengan sensasi neutral, sedangkan di ruang 3 mencapai slightly warm. Namun pada ibadah siang, ruang ibadah 4 mencapai skala sensasi warm, sedangkan di ruang 1, 2, dan 3 mencapai slightly warm. Pada ibadah sore, ruang ibadah 3 mencapai skala sensasi warm, sedangkan di ruang 1, 2, dan 4 mencapai slightly warm.
Kajian Fenomenologi Tektonika Rumah Batak Toba Setiadi, Widriyakara; Purwanto, LMF; Ardiyanto, Antonius; Soesilo, Rudiyanto; Susanti, B.Tyas
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 7 No. 2 (2021): December 2020 ~ February 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/eija.v7i2.1130

Abstract

Indonesia is a super cultural power country, rich in customs and culture line from Sabang to Merauke, from Nias to Rote Island. Cultural wealth breeds architectural diversity. The potential of original Indonesian architecture has begun to be left behind and eroded by foreign cultures. The postmodern era has raised Nusantara Architecture to the world stage. Researches on the wealth of Nusantara architecture begin to bloom like mushrooms in the rainy season. The phenomenon of the skills or expertise of the masters has made traditional houses an endless research material. The purpose of this research is to explore the treasures of the Indonesian nation's wealth, especially the craftsmanship skills of Indonesian ancestors. The phenomenon of tying, knitting, and stringing materials into architectural masterpieces is a uniqueness and uniqueness that other nations do not have. The method used in this study uses the phenomenological method. Where in the vernacular architectural phenomenology is divided into two branches; first: related to space, place, and atmosphere, second: related to tectonic or the art of construction more on the elements of craftsmanship. The results of this study reveal that simple and straightforward technology becomes effective when it comes to craftsmen who have special skills. The conclusions of this study indicate that the skill of the masons is more dominant than the tools used, on the other hand, currently tools are more dominant than the skills of the masons.
DAMPAK ROB TERHADAP PERUBAHAN RUMAH DI DUSUN MOROSARI,  DESA BEDONO, KEC. SAYUNG DEMAK Ardiyanto, Antonius; Saputra, Go Yesaya Wisly
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 22 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v22i1.19365

Abstract

Lokasi yang berada di daerah pesisir membuat Morosari mengalami ancaman dari banjir rob, gelombang tinggi, abrasi, dan penurunan tanah. Salah satu penyebabnya karena pengalihfungsian lahan menjadi permukiman dan tambak sehingga berkurangnya hutan mangrove yang berfungsi sebagai pemecah gelombang, penahan abrasi, dan manfaat lainnya. Fenomena tadi membuat masyarakat Morosari merespon dengan beradaptasi dengan lingkungan yang ada agar bisa bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perubahan tata ruang dalam   yang terjadi pada rumah tinggal yang terdampak rob di daerah Morosari. Metode kualitatif dan teknik pengambilan sampel purposive sampling digunakan dalam menganalisis fisik bangunan dan tata ruang dalam. Hasil pengamatan menunjukkan adaptasi fisik bangunan dilakukan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat, seperti mengurug, peninggian lantai, atap, pintu, dan jendela, bahkan rekonstruksi ulang rumah. Adaptasi tata ruang dalam tidak mempengaruhi fungsi ruang, namun berdampak pada level ruang dan material di dalam rumah.  
Manfaat Metode Fenomenologi dalam Mengkaji Isu Sosiospasial Permukiman di Indonesia: Telaah Literatur dan Perspektif Teoretis Prabawa, Made Suryanatha; Widjaja, Robert Rianto; Ardiyanto, Antonius; Muljadinata, Albertus Sidharta; Tarigan, Riandy
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 6, No 2 (2025): Tekstur (Jurnal Arsitektur)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2025.v6i2.7014

Abstract

Penelitian ini mengkaji manfaat metode fenomenologi dalam memahami isu-isu sosiospasial permukiman di Indonesia melalui telaah literatur. Pendekatan ini meninjau berbagai sumber teoretis dan empiris untuk menganalisis penerapan fenomenologi dalam konteks lokal. Metode ini memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap pengalaman subjektif individu dan kolektif, memberikan wawasan tentang makna ruang, praktik sosial, serta nilai-nilai budaya yang membentuk lingkungan binaan. Fenomenologi terbukti efektif dalam memahami hubungan dinamis antara manusia dan ruang, terutama dalam mengatasi isu-isu seperti gentrifikasi, konflik ruang, dan transformasi budaya. Pendekatan ini menawarkan perspektif unik dibandingkan metode positivistik dengan menyoroti makna subjektif dan intersubjektif. Hasil kajian menunjukkan bahwa fenomenologi mampu mengungkap dimensi tersembunyi dari interaksi sosial-spasial yang sering terlewatkan. Telaah literatur ini juga mengidentifikasi tantangan fenomenologi, seperti bias peneliti dan keterbatasan generalisasi. Oleh karena itu, integrasi dengan metode kuantitatif atau spasial direkomendasikan untuk menghasilkan analisis yang lebih holistik. Penelitian ini memperkaya pemahaman teoretis dan menawarkan panduan praktis bagi arsitek serta perencana dalam merancang permukiman yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.