Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

INDIKATOR PERANCANGAN OCEANARIUM TANGGAP PANDEMI Wiraguna, Sidi Ahyar; Lianto, Fermanto
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v5i2.13049

Abstract

According to data compiled by Johns Hopkins University, the COVID-19 virus has spread to all countries and regions of the world, infecting and killing people globally since it first emerged in the Chinese city of Wuhan late last year. The impact of COVID-19 has caused several tourism destinations in Jakarta to be closed. One of the public facilities affected is an oceanarium recreation area which functions as a centre for public entertainment, education and scientific research. The purpose of this study was to obtain design indicators for a pandemic-responsive oceanarium to reduce the risk of spreading and transmitting the COVID-19 virus. This research was conducted using literature studies, interviews, questionnaires and direct observation of similar existing buildings, namely Seaworld Ancol, Jakarta Aquarium and Dunia Fresh Air. The reference theories used that are relevant to the theme of this research include the theory of the spread and transmission of the COVID-19 virus through the air and the HVAC system, the theory of the oceanarium, and other supporting theories. Based on the results of the analysis and discussion, it is concluded that several design indicators can be used as the basis for the concept of a design strategy, namely: 1) The importance of natural air ventilation; 2) HVAC system used; 3) Limiting the duration of visits in a closed room; 3) Design of a separate building mass; 4) Minimizing direct contact between visitors and managers and visitors with visitors; 5) Maintain distance between visitors, visitors and operators. Keywords: HVAC; Design Indicators; Oceanarium; Pandemic Response; Jakarta. AbstrakVirus COVID-19 telah menyebar ke seluruh negara dan wilayah dunia, menginfeksi dan membunuh orang secara global sejak muncul pertama kali di kota Wuhan, China, akhir tahun 2019, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Dampak COVID-19 menyebabkan sejumlah Destinasi Pariwisata di Jakarta ditutup. Salah satu fasilitas umum yang terdampak adalah tempat tempat rekreasi oceanarium yang berfungsi sebagai pusat hiburan umum, pendidikan dan penelitian ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan indikator-indikator desain oceanarium tanggap pandemi sehingga dapat mengurangi resiko penyebaran dan penularan virus COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan metode kombinasi studi pustaka, wawancara, kuesioner dan observasi langsung terhadap bangunan sejenis yang sudah ada yaitu, Seaworld Ancol, Jakarta Aquarium dan Dunia Air Tawar. Beberapa teori acuan yang digunakan yang relevan dengan tema penelitian ini diantaranya adalah, teori penyebaran dan penularan virus COVID-19 melalui udara dan sistem HVAC, teori tentang oceanarium dan teori pendukung terkait lainya. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan beberapa indikator perancangan yang dapat digunakan sebagai landasan konsep strategi desain yaitu: 1) Pentingnya ventilasi udara alami; 2) Sistem HVAC yang digunakan; 3) Membatasi durasi kunjungan di dalam ruangan tertutup; 3) Desain masa bangunan yang dipisah-pisah; 4) Meminimalisir kontak langsung antara pengunjung dengan pengelola dan pengunjung dengan pengunjung; 5) Menjaga jarak antara sesama pengunjung, pengunjung dengan operator.
STRATEGI MENINGKATKAN KESADARAN HAK PRIVASI DALAM PENGGUNAAN LAYANAN ONLINE DALAM ERA DIGITAL Wiraguna, Sidi Ahyar
Jurnal Res Justitia: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Res Justitia : Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/rj.v4i2.118

Abstract

In the growing digital age, the use of online services has become an integral part of daily life. The convenience and benefits offered by online services, there are also concerns about personal data privacy. Law No. 11 of 2008 on ITE article 26 paragraph 1: "the use of any information through electronic media concerning a person's personal data must be done with the consent of the person concerned." This rule is derived from Government Regulation No. 82/2012 and Government Regulation No. 71/2019. This article discusses strategies to raise awareness of privacy rights in the use of online services. This research focuses on the aspect of individuals' awareness of their data privacy when interacting with digital platforms. The first strategy is education and outreach on online privacy rights, which includes understanding the risks associated with sharing personal data online. The importance of privacy policy transparency and understanding how algorithms used by online platforms work are also highlighted. The second strategy is the development of software and tools that give users greater control over protecting their data. Innovations in technologies that enable end-to-end encryption, data permission management, and online activity monitoring can help individuals to be more active in protecting their privacy. The third strategy is strict oversight and regulation of data collection and use practices by online companies. This article details these efforts and explores how these strategies can be applied in various contexts. As such, it provides a comprehensive view of how to raise awareness of privacy rights in the use of online services in the digital age
HARMONISASI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) TERHADAP UNDANG –UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN & PERPAJAKAN Wiraguna, Sidi Ahyar
Lex Jurnalica Vol 21, No 1 (2024): LEX JURNALICA
Publisher : Lex Jurnalica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/lj.v21i1.7536

Abstract

AbstrakPenelitian ini mengkaji harmonisasi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) No. 11 Tahun 2008 yang telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2016, terhadap Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 21 Tahun 2011, dan peraturan perpajakan yang relevan di Indonesia. Harmonisasi ini bertujuan untuk mengatasi tumpang tindih regulasi dan memastikan kesesuaian hukum di era digital. Fokus utama penelitian adalah analisis terhadap pengaturan keamanan transaksi keuangan digital dan pengawasan OJK terhadap lembaga keuangan digital, serta dampaknya terhadap kepatuhan pajak dan penerimaan pajak. Metodologi yang digunakan adalah yuridis normative dengan pendekatan kualitatif, analisis dokumen dan studi literatur yang relevan. Penelitian ini menemukan bahwa harmonisasi efektif dalam meningkatkan keamanan transaksi keuangan digital, memperkuat peran OJK dalam pengawasan lembaga keuangan digital, dan berkontribusi pada peningkatan kepatuhan pajak dan efisiensi penerimaan pajak. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara regulasi yang ketat dan promosi inovasi. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan kebijakan dan praktik yang lebih efektif di masa depan. Kata kunci: Harmonisasi; Digital; Otoritas Jasa Keuangan; Perpajakan; Undang-Undang ITE.
LEGAL REFORMS IN INDONESIA RELATED TO "PRESIDENTIAL THRESHOLD" OF PRESIDENTIAL CANDIDATE IN LAW NO. 7/2017 CONCERNING GENERAL ELECTIONS Wiraguna, Sidi Ahyar; Fakrulloh, Zudan Arief
IUS POSITUM: Journal of Law Theory and Law Enforcement Vol. 2 Issue 2 (2023)
Publisher : jfpublisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56943/jlte.v2i2.194

Abstract

The election is the manifestation of freedom in choosing the president, vice-president and legislature parliament in a country because the elections has a role as a mechanism for political change regarding the funds patterns for the direction of public policy/or regarding the circulation of the elite periodically and in an orderly manner. Indonesia itself holds the presidential and vice-presidential elections every five years that requires its citizens to vote the potential candidates for becoming the president and vice president for the next 5 years. This research aims to find out the legal reforms related to presidential nomination of presidential threshold based on Law No. 7/2017 concerning the General Elections. This research examines the law concerning presidential elections and presidential threshold based on 1945 Constitution in Indonesia to find out the president election and the obstacles in its implementation. This research indicated that it is possible that public expect more candidate than just two candidates. Then, the public will only vote for presidential candidates from the dominant political party, not the party that suits the community's needs. The result of this research can be concluded that the unnecessary presidential appointments are incompatible with the dignity of Indonesia constitution.
Metode Normatif dan Empiris dalam Penelitian Hukum: Studi Eksploratif di Indonesia Wiraguna, Sidi Ahyar
Public Sphere: Jurnal Sosial Politik, Pemerintahan dan Hukum Vol 3, No 3 (2024): JPS (Jurnal Sosial Politik, Pemerintahan dan Hukum
Publisher : CV Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jps.v3i3.1390

Abstract

This study stems from the growing need for effective and efficient legal research methods in Indonesia. Its main objective is to analyze the application of normative and empirical approaches in legal research, including identifying their advantages and disadvantages, as well as providing practical guidance for legal researchers to select and implement the most appropriate method. The scope of the research includes an in-depth study of various legal research methods in Indonesia, with a particular focus on the normative juridical approach. The research method used is normative juridical by utilizing secondary legal sources, such as legal literature, journals, books, and other legal documents. In addition, qualitative analysis was applied to evaluate the advantages and disadvantages of each approach. The findings show that the normative approach excels in providing a clear and structured legal framework, but has limitations in capturing social and empirical dynamics in society. In contrast, the empirical approach is able to provide data directly from the field and offer in-depth insights into real legal practices, although it often faces challenges regarding data validity and reliability. From the results, it is suggested that a combination of both approaches can be an optimal solution to improve the quality of legal research in Indonesia. This approach allows the utilization of each method's advantages while minimizing its weaknesses. This study also provides practical guidance for legal researchers to determine which method is appropriate for their research objectives and context. In conclusion, normative and empirical approaches, when combined, can produce more comprehensive and quality legal research.ABSTRAKPenelitian ini berangkat dari kebutuhan yang terus meningkat akan metode penelitian hukum yang efektif dan efisien di Indonesia. Tujuan utamanya adalah menganalisis penerapan pendekatan normatif dan empiris dalam penelitian hukum, termasuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya, serta memberikan panduan praktis bagi peneliti hukum untuk memilih dan mengimplementasikan metode yang paling sesuai. Ruang lingkup penelitian meliputi studi mendalam tentang berbagai metode penelitian hukum di Indonesia, dengan fokus khusus pada pendekatan yuridis normatif. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan memanfaatkan sumber hukum sekunder, seperti literatur hukum, jurnal, buku, dan dokumen hukum lainnya. Selain itu, analisis kualitatif diterapkan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari setiap pendekatan. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan normatif unggul dalam memberikan kerangka hukum yang jelas dan terstruktur, namun memiliki keterbatasan dalam menangkap dinamika sosial dan empiris di masyarakat. Sebaliknya, pendekatan empiris mampu memberikan data langsung dari lapangan dan menawarkan wawasan mendalam tentang praktik hukum yang nyata, meskipun sering kali menghadapi tantangan terkait validitas dan reliabilitas data. Dari hasil tersebut, disarankan bahwa kombinasi kedua pendekatan dapat menjadi solusi optimal untuk meningkatkan kualitas penelitian hukum di Indonesia. Implikasi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi pendekatan normatif dan empiris tidak hanya meningkatkan kualitas penelitian hukum, tetapi juga memberikan dasar yang lebih kuat bagi penyusunan kebijakan hukum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Optimalisasi pencahayaan alami dalam rumah tinggal di kompleks perumahan perkotaan dengan lahan terbatas Wiraguna, Sidi Ahyar
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v8i2.1432

Abstract

Optimalisasi pencahayaan alami pada rumah tinggal di kompleks perumahan perkotaan dengan lahan terbatas menjadi tantangan signifikan seiring dengan pertumbuhan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi desain arsitektural yang efektif untuk meningkatkan penetrasi dan distribusi pencahayaan alami, sekaligus menjawab bagaimana keterbatasan lahan dan kepadatan bangunan mempengaruhi akses terhadap pencahayaan alami. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggali data dari studi pustaka, jurnal bereputasi, dan wawancara dengan ahli untuk mengidentifikasi teknik desain yang dapat mengoptimalkan pencahayaan alami dalam kondisi lahan yang terbatas. Analisis menunjukkan bahwa orientasi bangunan yang strategis, desain jendela efektif, penggunaan material reflektif, dan integrasi elemen arsitektural seperti light shelves dan skylights, dapat secara signifikan meningkatkan akses pencahayaan alami. Penelitian ini berkontribusi pada bidang arsitektur dengan menyediakan solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan kesehatan penghuni tetapi juga efisiensi energi bangunan. Hasil penelitian ini menegaskan perlunya perancang dan arsitek untuk memanfaatkan setiap peluang desain dalam menghadapi keterbatasan fisik lingkungan perkotaan, menunjukkan adaptasi desain yang mampu memenuhi kebutuhan pencahayaan alami sambil mengakui pentingnya keberlanjutan dan efisiensi energi. Saran untuk penelitian mendatang termasuk eksplorasi lebih lanjut terhadap penerapan teknologi canggih dalam material bangunan dan sistem kontrol pencahayaan otomatis untuk peningkatan efisiensi pencahayaan alami.
Membongkar Ambiguitas: Analisis Ambiguitas Pemahaman Masyarakat terhadap Perbedaan Keuangan Syariah dan Konvensional di Era Digital Wiraguna, Sidi Ahyar; Harahap, Pardamaian; Effendy, D. Andry
Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 4, No 1 (2025): Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : CV Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/tijarah.v4i1.1584

Abstract

The ambiguity of public understanding of the fundamental differences between Islamic finance and conventional finance is one of the main inhibiting factors in the development of the Islamic finance industry in Indonesia. This study aims to analyze the level of public understanding of the principles, practices, and orientation of Islamic finance compared to conventional finance, and identify the factors that cause the ambiguity. The research method used is a descriptive quantitative approach by distributing questionnaires to 400 respondents in five major Indonesian cities that have high penetration of the Islamic financial industry. Data analysis was conducted using logistic regression analysis techniques to identify the correlation between the level of financial literacy, information sources, and transaction experience on public perceptions. The results showed that 63% of respondents still equate Islamic financial principles with conventional ones, mainly due to the low level of Islamic financial literacy and the dominance of marketing narratives that do not differentiate the basic principles of the two systems. Education and experience in using sharia products also significantly influence the level of understanding. This study recommends strengthening the literacy strategy based on maqasid al-shariah values as well as a community-based educative approach to reduce the ambiguity of understanding. The findings are expected to serve as a foundation in formulating a more effective and structured public education policy. The results of this study provide a conceptual and empirical basis for developing Islamic financial literacy policies that are more adaptive to the challenges of the digital era.ABSTRAKAmbiguitas pemahaman masyarakat terhadap perbedaan fundamental antara keuangan syariah dan keuangan konvensional menjadi salah satu faktor penghambat utama dalam pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman masyarakat terhadap prinsip, praktik, serta orientasi keuangan syariah dibandingkan keuangan konvensional, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ambiguitas tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan penyebaran kuesioner kepada 400 responden di lima kota besar Indonesia yang memiliki penetrasi industri keuangan syariah yang tinggi. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis regresi logistik untuk mengidentifikasi korelasi antara tingkat literasi keuangan, sumber informasi, dan pengalaman bertransaksi terhadap persepsi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63% responden masih menyamakan prinsip keuangan syariah dengan konvensional, terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat literasi keuangan syariah dan dominasi narasi pemasaran yang tidak membedakan prinsip dasar kedua sistem tersebut. Faktor pendidikan dan pengalaman menggunakan produk syariah juga berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman. Penelitian ini merekomendasikan penguatan strategi literasi berbasis nilai-nilai maqasid al-shariah serta pendekatan edukatif berbasis komunitas untuk mengurangi ambiguitas pemahaman. Temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan edukasi publik yang lebih efektif dan terstruktur. Hasil penelitian ini memberikan landasan konseptual dan empiris untuk menyusun kebijakan literasi keuangan syariah yang lebih adaptif terhadap tantangan era digital.
Mendorong Transformasi Ekonomi Syariah di Indonesia: Tantangan Literasi, Inovasi, dan Regulasi di Era Digital Wiraguna, Sidi Ahyar; Effendy, D. Andry
Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 3, No 2 (2024): Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : CV Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/tijarah.v3i2.1579

Abstract

The transformation of Islamic economics in Indonesia faces various crucial challenges, especially related to low public literacy, limited product innovation, and insufficient regulations in supporting the digital era. This study aims to analyze the factors inhibiting the transformation of Islamic economics and formulate an acceleration strategy based on innovation and regulation in the digital era. The research method used is a qualitative approach through literature studies, regulatory analysis, and semi-structured interviews with Islamic economic experts and regulators. The results show that low Islamic financial literacy leads to slow product adoption, while the lack of innovation makes Islamic services less competitive than conventional finance. In addition, regulations that are not yet adaptive to digital developments slow down the integration of technology in Islamic finance products. This research recommends community-based literacy programs, innovation incentives for Islamic financial institutions, and regulatory updates based on maqashid sharia principles that are friendly to digital innovation. The implications of this research are expected to encourage the growth of the national Islamic economy in an inclusive and sustainable manner.ABSTRAKTransformasi ekonomi syariah di Indonesia menghadapi berbagai tantangan krusial, terutama terkait rendahnya literasi masyarakat, keterbatasan inovasi produk, dan ketidakcukupan regulasi dalam mendukung era digital. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penghambat transformasi ekonomi syariah serta merumuskan strategi akselerasi berbasis inovasi dan regulasi di era digital. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui studi literatur, analisis regulasi, serta wawancara semi-terstruktur dengan pakar ekonomi syariah dan regulator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya literasi keuangan syariah menyebabkan adopsi produk yang lambat, sementara minimnya inovasi membuat layanan syariah kurang kompetitif dibandingkan keuangan konvensional. Selain itu, regulasi yang belum adaptif terhadap perkembangan digital memperlambat integrasi teknologi dalam produk keuangan syariah. Penelitian ini merekomendasikan program literasi berbasis komunitas, insentif inovasi bagi lembaga keuangan syariah, serta pembaruan regulasi berbasis prinsip maqashid syariah yang ramah inovasi digital. Implikasi penelitian ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi syariah nasional secara inklusif dan berkelanjutan.
Komparasi UU PDP Indonesia (2022) Dengan CCPA Amerika Serikat (2018) dalam Konteks Globalisasi Digital Eirene, Chresto; Wiraguna, Sidi Ahyar
Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains Vol 4 No 02 (2025): Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jhhws.v4i02.2396

Abstract

Isu perlindungan data pribadi telah memperoleh urgensi global seiring dengan meningkatnya arus informasi dalam era globalisasi digital. Indonesia, melalui pengesahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, berupaya membentuk rezim hukum yang komprehensif untuk menjawab tantangan yuridis dalam pengelolaan data pribadi di ruang digital. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan kerangka hukum California Consumer Privacy Act (CCPA) Tahun 2018 yang berlaku di Negara Bagian California, Amerika Serikat, terlihat masih terdapat disparitas normatif dan kelembagaan yang signifikan, khususnya dalam hal prinsip dasar pemrosesan data, mekanisme pengawasan, serta efektivitas penegakan hukum. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan secara yuridis normatif serta pendekatan komparatif antara ketentuan UU No. 27 Tahun 2022 dengan CCPA 2018, dalam konteks dinamika globalisasi digital yang menuntut konvergensi regulasi lintas yurisdiksi. Temuan menunjukkan bahwa meskipun terdapat kesamaan dalam pengakuan hak subjek data, seperti hak akses dan hak untuk dilupakan, implementasi UU PDP di Indonesia masih menghadapi tantangan serius pada aspek penguatan otoritas pengawas independen, jaminan perlindungan terhadap aliran data lintas negara, dan penanganan pelanggaran oleh subjek hukum transnasional. Artikel ini merekomendasikan adanya harmonisasi normatif, penguatan struktur kelembagaan, serta adaptasi regulasi terhadap perkembangan teknologi sebagai prasyarat untuk membangun sistem perlindungan data yang efektif, berkelanjutan, dan setara secara global.
Tanggung Jawab Hukum terhadap Pemrosesan Data Pribadi oleh Aplikasi Pinjol Legal yang Melampaui Batas : Studi Kasus terhadap Adakami 2023 Daishahwa, Daishahwa; Fritiana, Anesya; Wiraguna, Sidi Ahyar
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi digital telah mendorong pertumbuhan layanan pinjaman online (pinjol), termasuk aplikasi legal seperti AdaKami. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, muncul permasalahan serius terkait pelanggaran terhadap data pribadi pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk tanggung jawab hukum aplikasi pinjol legal yang memproses data pribadi secara melampaui batas, dengan menyoroti studi kasus AdaKami tahun 2023. Menggunakan pendekatan yuridis normatif dan analisis kualitatif terhadap peraturan perundang-undangan yang relevan, ditemukan bahwa bentuk tanggung jawab hukum dapat meliputi tanggung jawab perdata, administratif, dan pidana. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun telah ada regulasi seperti UU PDP dan peraturan OJK, masih terdapat kelemahan dalam implementasinya. Oleh karena itu, diperlukan penguatan regulasi dan pengawasan terhadap pelaku pinjol legal untuk menjamin perlindungan data pribadi secara optimal.