Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perlindungan Hukum bagi Kreditor terhadap Jaminan Hak Tanggungan yang dinyatakan oleh Pengadilan tidak Mempunyai Kekuatan Hukum Ica Hanuun Lituhayu; Nurjihad
Prosiding Seminar Hukum Aktual Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Vol. 2 No. 4 JULI 2024
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out the legal protection and legal remedies that can be tidaken by creditors against mortgage guarantees declared by the court to have no legal force. This study uses normative research methods with secondary data as well as legal regulations and a case approach. The provisions in Article 1131 of the Civil Code provide legal protection regarding the consequences of mortgage guarantees which are declared to be invalid, namely general guarantees. The legal action that can be tidaken by creditors is that if the debtor is in default, they can file a civil lawsuit against the debtor's other assets in accordance with the provisions of Article 1131 of the Civil Code and also file an additional claim for confiscation, namely confiscation of collateral (conservatoir beslag) based on the provisions of Article 227 paragraph (1) HIR. Recommendations that can be given in this research are the 5C principle needs to be carried out by banks to analyze before providing credit to their customers. The Indonesian National Land Office as an institution that issues Mortgage Rights Certificates and Land Ownership Certificates should be more careful, accurate and thorough in administering land rights.
Implikasi Pasal 20 dan 21 Undang Undang No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi terhadap Bank dalam Pemrosesan Data Biometrik Nasabah Syarifah, Annisa; Ananda, Alya; Azzahra, Zaskia; Rakhmawati, Catur Septiana; Nurjihad
Prosiding Seminar Hukum Aktual Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Vol. 2 No. 4 JULI 2024
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembukaan rekening bank seringkali mengharuskan nasabah memberikan data pribadi, termasuk data biometrik. Penelitian ini menyoroti dua masalah utama: Bagaimana implikasi Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi terhadap bank dalam pemrosesan data biometrik nasabah, serta urgensi kepatuhan tersebut terkait hak privasi individu. Metode penelitian normatif digunakan dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank belum mematuhi Pasal 20 dan 21 UU PDP. Bank tidak meminta izin eksplisit dari nasabah sesuai Pasal 20 UU PDP dan tidak memberikan informasi lengkap sesuai Pasal 21 UU PDP, seperti legalitas, tujuan pemrosesan, jenis data, jangka waktu retensi, rincian informasi, jangka waktu pemrosesan, dan hak subjek data. Kepatuhan terhadap Pasal 20 dan 21 UU PDP penting untuk melindungi keamanan data nasabah, menghormati hak privasi, dan menjaga kepercayaan nasabah terhadap bank
Legal Conformity Between Rahn Tasjily And Fiduciary Guarantee And Obstacles To Implementation In Indonesia Nurjihad
Prophetic Law Review Vol. 5 No. 2 December 2023
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/PLR.vol5.iss2.art5

Abstract

The focus of this research is to provide solutions for the problem in the implementation of fiduciary guarantees and Rahn Tasjily. Rahn Tasjily is collateral in the form of goods for debts, with the agreement that only legal proof of ownership will be handed over to the recipient of the guarantee (murtahin), while the physical collateral (marhun) remains in the control and use of the guaranteed provider (rahin). This research aims to achieve two objectives: first, to examine the suitability of the fiduciary guarantee with rahn tasjily and second, to analyze the appropriate formulation to ensure the legal conformity of the fiduciary guarantee with rahn tasjily and its implementation in an engagement/transaction in accordance with sharia principles. This is normative legal research with a statutory and conceptual approach. The study concludes that: (1) Rahn Tasjily as regulated in the fatwa of the National Sharia Council of the Indonesian Ulema Council Number 68/DSN-MUI/III/2008 shares similarities or conformity with the provisions of Fiduciary Guarantee (Law No. 42 of 1999 concerning Fudiciary Guarentee). This conformity refers to the conformity between the object/collateral and the proof of ownership, instead of the form of the object. Both are also referred to as an accesoire agreement; (2) In order to ensure the legal conformity between the fiduciary guarantee and rahn tasjily and its implementation as a material guarantee in sharia financing without doubt, the legislators need to make changes to Law Number 42 of 1999 as a way to provide clear arrangements regarding the main engagements to be burdened with fiduciary guarantees, which include: conventional or sharia-based debt or financing agreements.Keywords: Fiduciary Guarantee, Rahn Tasjily, Sharia Financing. Kesesuaian Hukum Antara Rahn Tasjily Dan Jaminan Fidusia Serta Kendala Penerapannya Di Indonesia AbstrakFokus penelitian ini adalah memberikan solusi atas permasalahan dalam pelaksanaan jaminan fidusia dan Rahn Tasjily. Rahn Tasjily adalah agunan berupa barang utang, dengan perjanjian hanya bukti kepemilikan yang sah yang akan diserahkan kepada penerima jaminan (murtahin), sedangkan agunan fisik (marhun) tetap dalam penguasaan dan penggunaan. penyedia terjamin (rahin). Penelitian ini bertujuan untuk mencapai dua tujuan yaitu pertama, menguji kesesuaian jaminan fidusia dengan rahn tasjily dan kedua, menganalisis rumusan yang tepat untuk menjamin kesesuaian hukum jaminan fidusia dengan rahn tasjily dan implementasinya dalam suatu perikatan/transaksi di sesuai dengan prinsip syariah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Kajian menyimpulkan bahwa: (1) Rahn Tasjily sebagaimana diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 68/DSN-MUI/III/2008 mempunyai kesamaan atau kesesuaian dengan ketentuan Jaminan Fidusia (UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fudiciary). Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian antara benda/jaminan dengan bukti kepemilikannya, bukan bentuk bendanya. Keduanya disebut juga sebagai perjanjian accesoire; (2) Untuk menjamin kesesuaian hukum antara jaminan fidusia dengan rahn tasjily serta pelaksanaannya sebagai jaminan kebendaan dalam pembiayaan syariah tanpa keraguan, pembentuk undang-undang perlu melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 sebagai upaya memberikan pengaturan yang jelas mengenai hal tersebut. perikatan utama yang dibebani dengan jaminan fidusia, yang meliputi: perjanjian utang atau pembiayaan yang konvensional atau berbasis syariah.Kata Kunci: Jaminan Fidusia, Rahn Tasjily, Pembiayaan Syariah.