Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Edukasi Stunting Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Pencegahan Stunting di Desa Membuke Kecamatan Poso Pesisir: Stunting Education as an Effort to Increase the Knowledge of Mothers of Toddlers in Preventing Stunting in Membuke Village, Poso Pesisir District Hadriani; Hadina; Ros Arianty; Andi Fatmawati Syamsu; Fajrillah Kolomboy; Nilda Yulita Siregar
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 11: November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i11.6617

Abstract

Stunting masih menjadi masalah gizi di Indonesia yang belum teratasi. Stunting akan menimbulkan dampak jangka panjang yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, ­intelektual, dan kognitif. Anak yang stunting sampai usia 5 tahun akan sulit diperbaiki sehingga akan berlanjut hingga dewasa dan dapat meningkatkan risiko keturunan dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Prevalensi balita pendek dan sangat pendek menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah 30,8 %. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan prevalensi balita stunting di Desa Membuke 40% Lokus Sunting Kabupaten Poso tahun 2023. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang stunting dan pencegahannya. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu balita di Desa Membuke Kecamatan Poso Pesisir. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tahapan melakukan pre-test sebelum penyuluhan, pemaparan materi tentang stunting dan post-test. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2024. Pengabdian masyarakat menggunakan media smard card dan modul tentang stunting. Hasil Pre test tentang pencegahan stunting diperoleh Pengetahuan kurang 16 (53%), Berpengetahuan sedang 11 (37%) dan Berpengetahuan baik 3(1%). Hasil Post tes diperoleh berpengetahuan kurang 4 (13%), berpengetahuan sedang 8 (27%) dan berpengetahuan baik 18 (60%). Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan ibu balita tentang upaya pencegahan stunting. Disarankan diperlukan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pengetahuan terkait upaya pencegahan dan penangan stunting.
Skrining Hipotiroid Kongenital: Membangun Kesadaran Melalui Pendidikan Kesehatan di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala : Congenital Hypothyroidism Screening: Building Awareness Through Health Education in Lalombi Village, South Banawa District, Donggala Regency Hadriani; Hadina; Sri Yanti Kusika; Andi Fatmawati Syamsu
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7829

Abstract

Proses tumbuh kembang anak yang dimulai saat pembuahan hingga mencapai masa remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal adalah fungsi hormon tiroid yang adekuat. Penurunan kadar hormon tiroid saat lahir dapat menyebabkan hipotiroid kongenital. Hipotiroid kongenital adalah kelainan endokrin kongenital terbanyak pada anak dan penyebab tersering retradasi mental yang dapat dicegah. Skrining hipotiroid kongenital merupakan salah satu upaya penting dalam upaya pencegahan dan deteksi dini gangguan tiroid pada bayi baru lahir. Gangguan pada kelenjar tiroid dapat berdampak serius terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Walaupun program skining ini sudah mulai dilakukan oleh pemerintah, tetapi angka cakupan skrining hipotiroid kongenital di Indonesia masih rendah yakni kurang dari 2 %, disebabkan akibat kurangnya fasilitas laboratorium yang dapat menyediakan pemeriksaan serta sosialisasi dan keprihatinan dari masyarakat, Kepala Daerah dan fasilitas Kesehatan yang ada. Skrining hipotiroid kongenital di Kabupaten Donggala tahun 2023 hanya 718 (13,2%) bayi yang di skrining dari 5.411 kelahiran dan terdapat 1 bayi dengan hasil positif hipotiroid kongenital. Puskesmas Kami Seivi Lembasada telah melaksanakan skrining hipotiroid kongenital dari 216 bayi, 67 bayi (31%) yang dilakukan skrining. Upaya peningkatan pendidikan kesehatan ibu tentang skrining hipotiroid dibutuhkan agar ibu lebih memahami pentingnya melakukan skrining hipotiroid pada bayi mereka, cakupan skrining hipotiroid kongenital akan meningkat, yang berarti lebih banyak anak-anak akan mendapatkan pengobatan yang optimal sedini mungkin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan 2 kegiatan dengan sasaran yang berbeda, yang pertama pemberian Pelatihan pada kader Kesehatan sehingga dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat dan serta dapat memberikan motivasi dan edukasi terkait skrining hipotiroid kongenital, yang kedua memberikan Pendidikan Kesehatan kepada ibu hamil khususnya yang trimester II dan III sehingga terjadi perubahan perilaku yang mendukung program skrining hipotiroid kongenital di wilayah Puskesmas Kami Seivi Lembasada. Rencana Luaran berupa artikel pada media massa cetak, artikel pada media elektronik, video kegiatan dan peningkatan pemberdayaan mitra tentang skrining hipotiroid kongenital
Pemberdayaan Kader Posyandu Dalam Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Tumbuh Kembang (Sdidtk) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Toaya Kabupaten Donggala: Empowerment of Posyandu Cadres in Stimulation, Detection and Intervention of Growth and Development (Sdidtk) in Toddlers in the Working Area of ??Toaya Health Center, Donggala Regency Andi Fatmawati Syamsu; Hastuti Usman; Fajrillah Kolomboy; Rizkaningsih
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7912

Abstract

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga Negara termasuk anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang tertuang dalam no 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan. Pelayanan Kesehatan Balita di dalamnya meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Kesehatan anak merupakan salah satu aspek atau bagian dari kesehatan masyarakat yang di dalamnya termasuk tumbuh kembang anak balita dan keterampilan dalam melakukan deteksi secara dini adanya disfungsional tumbuh kembang anak balita. Bayi di bawah lima tahun atau Balita dianggap sebagai usia yang rentan dan kritis. Hal ini terjadi akibat dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan stimulasi kurang baik akan berdampak ke fisik dan mental anak. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak balita akan memiliki pengaruh yang besar pada kualitas anak tersebut saat dewasa. Kader Posyandu adalah anggota masayarakat yang dipilih untuk membantu pelayanan di Posyandu yang berada di dalam desa Toaya, Palu. Para kader ini adalah potensi terbesar sebagai kelompok yang tanggap terhadap skrining masalah tumbuh kembang anak. Untuk dapat menjadi kelompok yang tanggap terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak, para kader perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugasnya. Sasaran dari pengabdian masyarakat ini adalah anggota Kader Posyandu Desa Toaya Palu, yang berjumlah 170 orang. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian edukasi dan pelatihan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Pada Balita. Luaran yang akan dicapai dalam kegaiatan pengabdian pada masyarakat ini antara lain: publikasi hasil kegiatan berupa Modul dan Video yang di HAKI kan, publikasi pada jurnal terkareditasi.
Skrining Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah di PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Palu: Screening of Growth and Development of Preschool Children at PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Palu Fajillah Kolomboy; Andi Fatmawati Syamsu; Hadriani
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 8: Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i8.8534

Abstract

Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya. Tumbuh kembang anak di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius, angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi yaitu sekitar 5-10% mengalami keterlambatan perkembangan umum, sehingga untuk mendapatkan anak yang berkualitas dapat dicapai melalui Stimulasi dan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (SDIDTK). Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui tahap tumbuh kembang. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi biologic. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnyaAnak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada priode ini pertumbuhan fisik akan melambat dan perkembangan psikososial serta kognitif mengalami peningkatan. Usia prasekolah merupakan priode yang optimal bagi anak untuk memulai menunjukan minat dalam kesehatan, anak mengalami perkembangan bahasa dalam berinteraksi terhadap lingkungan social. Mengeksplorasi pemisahan emosiaonal, bergantian antara keras kepala dan keceriaan, antara eksplorasi berani dan ketergantungan. Amak usia prasekolah adalah anak usia 3 tahun sampai dengan usia 6 tahun yang bersekolah di PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Palu yang berjumlah sebanyak 195 siswa yang terdiri dari kelompok bermain, TK A, TK B, penitian anak dan tempat pengajian Al-quran. Kegiatan yang akan di lalukan yaitu skrining pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah mengunakan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak usia 3 tahun sampai dengan 4 tahun.