Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Waktu Penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetate terhadap Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu: Timing of Depro Medroxy Progesterone Acetate Against Increased Body Mass Index (BMI) of Mother Hadina; Hadriani; Kartini; Putri Nurul Sakinah
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2019): October
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v13i2.43

Abstract

Depo medroxy progesterone acetate (DMPA) dapat menyebabkan penambahan Indeks Massa Tubuh (IMT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu penggunaan depo medroxy progesterone acetate terhadap peningkatan IMT. Desain penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Talise Palu Kecamatan Mantikulore Palu Sulawesi Tengah pada tanggal 0-31 Juli 2017. Populasi adalah seluruh wanita usia subur pengguna KB suntik 3 bulan dengan jumlah populasi 84 akseptor. Menggunakan rumus slovin diperoleh besar sampel sebanyak 69. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan timbangan berat badan. Analisis data univariat dan bivariat. Analisis korelasi dan regresi linier sederhana menunjukkan pengaruh waktu penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap peningkatan IMT memiliki hubungan signifikan p-value <0,05 dengan nilai koefisien korelasi 0,513 dengan hubungan yang kuat, dan nilai t hitung 4,886 lebih besar dari t tabel 1,996 ini berarti bahwa waktu penggunaan DPMA berpengaruh terhadap peningkatan berat badan. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah Y= -0,984+0,259.X. dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu penggunaan kontrasepsi DPMA berpengaruh terhadap peningkatan IMT ibu di Puskesmas Talise. Disarankan bagi bidan-bidan agar dapat memberikan konseling kepada akseptor tentang efek samping kontrasepsi, sehingga akseptor lebih selektif dalam memilih kontrasepsi.
Education Using Booklet Media Increases Pregnant Women's Knowledge about Healthy Eating Patterns: Edukasi Menggunakan Media Booklet Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pola Makan Sehat Kusika, Sri Yanti; Khotimah, Nurul; Maineny, Arie; Silfia, Niluh Nita; Hadriani
Napande: Jurnal Bidan Vol. 3 No. 1 (2024): April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/njb.v3i1.3154

Abstract

Background: The diet of pregnant women and low knowledge of pregnant women about nutrition can cause pregnant women to experience chronic energy deficiency (CED). Data on cases of pregnant women with CED at the Sangurara Community Health Center were 36 people from January to May 2023. Objective: It is known the influence of education using booklet media about eating patterns on the knowledge of pregnant women Method: The research design is pre-experimental with a one group pretest - posttest design. The sampling technique was determined by total sampling, namely 36 KEK pregnant women. The research instrument is a questionnaire. Data analysis used the Wilcoxon test. Results: Before treatment, the majority (63.9%) had poor knowledge and afterward as many as (66.7%) had good knowledge. The results of the data analysis have a sig (2-tailed) value: 0.000, so Ho is rejected. Conclusion: education using booklet media increases pregnant women's knowledge about healthy eating patterns in the Sangurara Community Health Center Working Area. It is recommended that the booklet be used by health workers as an educational instrument for pregnant women to prevent KEK
Peers and Exposure to Pornography Are Associated with Adolescent Sexual Behavior: Teman Sebaya dan Paparan Pornografi Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja Taqwin; Komile, Vizka Elfanya; Hadriani
Napande: Jurnal Bidan Vol. 3 No. 1 (2024): April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/njb.v3i1.3507

Abstract

Background: Peer influence and exposure to pornographic media are factors associated with adolescent sexual behavior[PP1]. The results of interviews with twelve students showed that eight students had dated, hugged, and kissed. Four students have watched pornographic videos in class. Objective: to determine the relationship of peers and exposure to pornography with adolescent sexual behavior. Methods: The research method is an analytic survey with a cross-sectional design. The study population was all students at one of the junior high schools in Sigi Regency, Central Sulawesi. A sample of 74 respondents was taken using a simple random technique. Independent variables were peers and exposure to pornography. The dependent variable was adolescent sexual behavior. The data collection instrument used a questionnaire. Data analysis used a chi-square test. Results:  The results showed that the percentage of respondents with risky sexual behavior was 66.2%. The results also showed that out of 74 respondents, peers who supported risky sexual behavior were 47 respondents (63.5%). Respondents who were exposed to pornography were 42 (56.8%). The statistical test results showed that the ρ value of peers and exposure to pornography with adolescent sexual behavior =0.0005 (<0.05). Conclusion: The study concludes that peers and exposure to pornography are associated with sexual behavior. It is expected that parents and teachers can educate students about sexual behavior.
Edukasi Pola Makan dan Siklus Menstruasi dengan Anemia Pada Remaja Putri di MTSN 4 Kota Palu: Education on Diet and Menstrual Cycle with Anemia in Adolescent Girls at MTSN 4 Palu City Hadriani; Muliani; Zakiah Radjulaeni
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 10: Oktober 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i10.5833

Abstract

Anemia remaja adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup atau sel darah merah tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh. Pada remaja, anemia sering kali disebabkan oleh defisiensi zat besi, yang dikenal sebagai anemia defisiensi besi. Anemia remaja sering disebabkan pola makan yang tidak seimbang. Penting bagi remaja untuk menjaga pola makan seimbang dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, unggas, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau tua, dan sereal yang diperkaya. Meskipun dalam beberapa kasus, jika anemia disebabkan oleh faktor lain selain defisiensi besi, perawatan yang lebih lanjut mungkin diperlukan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Prevalensi anemia pada remaja meningkat setiap tahunnya tahun 2013 prevalensi anemia remaja putri sebesar 22,7% sedangkan pada tahun 2018 menjadi sebesar 32%. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kurang mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung protein dan zat besi, kehilangan darah yaitu siklus dan lama menstruasi, status gizi dan pola sarapan. Program pengabdian masyarakat ini bermanfaat untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan, kesadaran akan pentingnya menjaga pola makan seimbang terutama bagi remaja
Edukasi Stunting Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Pencegahan Stunting di Desa Membuke Kecamatan Poso Pesisir: Stunting Education as an Effort to Increase the Knowledge of Mothers of Toddlers in Preventing Stunting in Membuke Village, Poso Pesisir District Hadriani; Hadina; Ros Arianty; Andi Fatmawati Syamsu; Fajrillah Kolomboy; Nilda Yulita Siregar
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 11: November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i11.6617

Abstract

Stunting masih menjadi masalah gizi di Indonesia yang belum teratasi. Stunting akan menimbulkan dampak jangka panjang yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, ­intelektual, dan kognitif. Anak yang stunting sampai usia 5 tahun akan sulit diperbaiki sehingga akan berlanjut hingga dewasa dan dapat meningkatkan risiko keturunan dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Prevalensi balita pendek dan sangat pendek menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah 30,8 %. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan prevalensi balita stunting di Desa Membuke 40% Lokus Sunting Kabupaten Poso tahun 2023. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang stunting dan pencegahannya. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu balita di Desa Membuke Kecamatan Poso Pesisir. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tahapan melakukan pre-test sebelum penyuluhan, pemaparan materi tentang stunting dan post-test. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2024. Pengabdian masyarakat menggunakan media smard card dan modul tentang stunting. Hasil Pre test tentang pencegahan stunting diperoleh Pengetahuan kurang 16 (53%), Berpengetahuan sedang 11 (37%) dan Berpengetahuan baik 3(1%). Hasil Post tes diperoleh berpengetahuan kurang 4 (13%), berpengetahuan sedang 8 (27%) dan berpengetahuan baik 18 (60%). Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan ibu balita tentang upaya pencegahan stunting. Disarankan diperlukan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pengetahuan terkait upaya pencegahan dan penangan stunting.
Skrining Hipotiroid Kongenital: Membangun Kesadaran Melalui Pendidikan Kesehatan di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala : Congenital Hypothyroidism Screening: Building Awareness Through Health Education in Lalombi Village, South Banawa District, Donggala Regency Hadriani; Hadina; Sri Yanti Kusika; Andi Fatmawati Syamsu
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7829

Abstract

Proses tumbuh kembang anak yang dimulai saat pembuahan hingga mencapai masa remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal adalah fungsi hormon tiroid yang adekuat. Penurunan kadar hormon tiroid saat lahir dapat menyebabkan hipotiroid kongenital. Hipotiroid kongenital adalah kelainan endokrin kongenital terbanyak pada anak dan penyebab tersering retradasi mental yang dapat dicegah. Skrining hipotiroid kongenital merupakan salah satu upaya penting dalam upaya pencegahan dan deteksi dini gangguan tiroid pada bayi baru lahir. Gangguan pada kelenjar tiroid dapat berdampak serius terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Walaupun program skining ini sudah mulai dilakukan oleh pemerintah, tetapi angka cakupan skrining hipotiroid kongenital di Indonesia masih rendah yakni kurang dari 2 %, disebabkan akibat kurangnya fasilitas laboratorium yang dapat menyediakan pemeriksaan serta sosialisasi dan keprihatinan dari masyarakat, Kepala Daerah dan fasilitas Kesehatan yang ada. Skrining hipotiroid kongenital di Kabupaten Donggala tahun 2023 hanya 718 (13,2%) bayi yang di skrining dari 5.411 kelahiran dan terdapat 1 bayi dengan hasil positif hipotiroid kongenital. Puskesmas Kami Seivi Lembasada telah melaksanakan skrining hipotiroid kongenital dari 216 bayi, 67 bayi (31%) yang dilakukan skrining. Upaya peningkatan pendidikan kesehatan ibu tentang skrining hipotiroid dibutuhkan agar ibu lebih memahami pentingnya melakukan skrining hipotiroid pada bayi mereka, cakupan skrining hipotiroid kongenital akan meningkat, yang berarti lebih banyak anak-anak akan mendapatkan pengobatan yang optimal sedini mungkin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan 2 kegiatan dengan sasaran yang berbeda, yang pertama pemberian Pelatihan pada kader Kesehatan sehingga dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat dan serta dapat memberikan motivasi dan edukasi terkait skrining hipotiroid kongenital, yang kedua memberikan Pendidikan Kesehatan kepada ibu hamil khususnya yang trimester II dan III sehingga terjadi perubahan perilaku yang mendukung program skrining hipotiroid kongenital di wilayah Puskesmas Kami Seivi Lembasada. Rencana Luaran berupa artikel pada media massa cetak, artikel pada media elektronik, video kegiatan dan peningkatan pemberdayaan mitra tentang skrining hipotiroid kongenital
Baby Massage Therapy Using Lavender Aroma Oil Affects Baby's Sleep Length: Terapi Pijat Bayi Menggunakan Minyak Aroma Lavender Berpengaruh pada Lama Tidur Bayi Asriwidyayanti; Tempali, Sri Restu; Lisnawati; Pani, Widya; Hadriani; Patuju, Isda Rahmi
Napande: Jurnal Bidan Vol. 4 No. 1 (2025): April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/njb.v4i1.3930

Abstract

Background: Sleep disorders for children can affect their emotions and behavior, to overcome the quality of sleep that is not optimal, one of which is with massage. Massage using lavender-scented oil can have a relaxing effect on the baby's body. Objective: To determine the effectiveness of the baby's sleep duration by massaging using lavender aroma oil. Methods: This study was designed to involve 30 respondents. The sample takers used simple random sampling by drawing lots based on inclusion criteria, namely babies aged 6-12 months, healthy babies and willing to be repondent, and exclusion criteria, namely sick babies requiring treatment. The study was conducted in May and June and the data were collected using questionnaires. The Wilcoxon test was used to analyze the data. Results: before the massage, 27 (90.0%) babies with insufficient sleep quality were found and there were 3 (10.0%) babies who were classified as having sufficient sleep quality. Through Wilcoxon's test, his analysis found that Z is -4.690 and p-value is 0.000 (<0.05). P < 0.05 so that Ha is accepted by Ho is rejected, meaning that there is an effect of baby massage using lavender-scented oil on the length of sleep of babies aged 6-12 months. Conclusion: Baby massage using lavender-scented oil is optimal for the length of sleep of babies aged 6-12 months. Medical workers are proposed to take part in baby massage training so that they can educate and practice baby massage at the posyandu
Skrining Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah di PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Palu: Screening of Growth and Development of Preschool Children at PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Palu Fajillah Kolomboy; Andi Fatmawati Syamsu; Hadriani
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 8: Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i8.8534

Abstract

Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya. Tumbuh kembang anak di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius, angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi yaitu sekitar 5-10% mengalami keterlambatan perkembangan umum, sehingga untuk mendapatkan anak yang berkualitas dapat dicapai melalui Stimulasi dan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (SDIDTK). Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui tahap tumbuh kembang. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi biologic. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnyaAnak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada priode ini pertumbuhan fisik akan melambat dan perkembangan psikososial serta kognitif mengalami peningkatan. Usia prasekolah merupakan priode yang optimal bagi anak untuk memulai menunjukan minat dalam kesehatan, anak mengalami perkembangan bahasa dalam berinteraksi terhadap lingkungan social. Mengeksplorasi pemisahan emosiaonal, bergantian antara keras kepala dan keceriaan, antara eksplorasi berani dan ketergantungan. Amak usia prasekolah adalah anak usia 3 tahun sampai dengan usia 6 tahun yang bersekolah di PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Palu yang berjumlah sebanyak 195 siswa yang terdiri dari kelompok bermain, TK A, TK B, penitian anak dan tempat pengajian Al-quran. Kegiatan yang akan di lalukan yaitu skrining pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah mengunakan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak usia 3 tahun sampai dengan 4 tahun.
PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP Hadriani
Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : FKIP Universitas Tamansiswa Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi/semu dengan desain eksperimen pretes-postes dan perbandingan kelompok statik. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran penemuan, sedangkan kelompok kontrol dengan pembelajaran ekspositori. Penelitian ini melibatkan 67 siswa kelas VIII disalah satu SMPN di Cimahi. Analisis data dalam pengujian hipotesis digunakan uji-t, uji Mann-WhitneyU dan Uji Pearson-Chi Kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa secara keseluruhan, (1) Pencapaian dan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran penemuan lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekpositori; dan (2) Pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran penemuan lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori. Disamping itu, ditemukan juga bahwa tidak terdapat asosiasi antara kemampuan koneksi dan disposisi matematis.