Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Increasing Social Skill Children Aged 4-5 With the Chaterpillar Game Anita Damayanti; Nita Priyanti; Iswan Iswan; Lia Rahmawati
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i3.1855

Abstract

This research is a collaborative classroom action research using the Kemmis and McTaggart models. The research subjects were children aged 4-5 years, totaling 6 children. The object of this research social skills. The data collection method used was observation. The instrument used is an observation guide. Data analysis techniques were carried out descriptively, qualitatively and quantitatively. The success indicator set is that at least 80% of 6 children have social skills with the criteria for developing as expected. At the time of pre-action observation, the initial condition of early childhood social skills in the Buaran area before the action research was still very low where children who could carry out, namely twenty two point five percent. In the first cycle with the achievement of the percentage of fourty seven point five percent until fifty five point five percent.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS BEKAS Anita Damayanti; Huurul Aini
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4, No 1 (2020): Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/yby.4.1.65-77

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada usia 4-5 tahun melalui penerapan permainan melipat kertas bekas. Penelitian dilaksanakan di RA Al-Alimin Kembangan Jakarta Barat dengan subyek penelitian sebanyak 15 anak. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK model Kemmis dan Mc.Taggart, melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil observasi pra-siklus memperoleh persentase sebesar 42% yang menunjukkan bahwa anak memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah sehingga dilaksanakan tindakan siklus I. Pada siklus I kemampuan motorik halus anak telah mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 66%, meskipun mengalami peningkatan sebesar 24%, anak belum mampu mencapai target yang diharapkan dan belum dikategorikan berhasil sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Hasil observasi siklus II menunjukkan peningkatan yang baik. Dengan persentase peningkatan kemampuan motorik halus sebesar 87% meningkat sebesar 21% dari siklus I, sehingga diperoleh hasil bahwa kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini berhasil dengan baik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa melalui penerapan permainan melipat kertas bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun.
KREATIVITAS ANAK USIA DINI: MENYONGSONG ERA EKONOMI KREATIF 2025 Anita Damayanti
Jurnal Buah Hati Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Department of Early Childhood Education, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.291 KB) | DOI: 10.46244/buahhati.v1i2.522

Abstract

Pendidikan yang baik dan benar untuk anak sebaiknya diberikan sejak usia dini atau anak usia 0 sampai dengan 8 tahun. Sehingga, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan kreativitasnya sesuai umur dan kemampuannya. Tujuannya agar anak kelak memiliki kreativitas dan inovasi di bidang produksi kreatif. Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana pelaksanaan Kreativitas Anak Usia Dini Menyongsong Era Ekonomi Kreatif? Perbaikan sistem pembelajaran pada anak usia dini seperti yang beracuan dari teori, diharapkan praktik pendidikan yang dianggap sebagai “creative killers” dan menghambat berkembangnya kreativitas anak-anak akan terhindari. Proses pembelajaran yang memperhatikan minat, keinginan, penuh kasih sayang dan kegembiraan serta tidak memaksakan kehendak akan menciptakan rasa aman dan nyaman pada anak sehingga mereka dapat tumbuh kembang dengan baik. Tujuan pembelajaran bagi anak demi mengoptimalkan tiga aspek, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Juga, memperhatikan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling) dan penilaian nyata (Authentical Assesament).
PENINGKATAN KREATIVITAS BERKARYA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS STEAM DENGAN MEDIA LOOSE PARTS Anita Damayanti; Sriyanti Rahmatunnisa; Lia Rahmawati
Jurnal Buah Hati Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Early Childhood Education, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/buahhati.v7i2.1124

Abstract

The purpose of this study is to describe the process and learning outcomes through STEAM based on loose parts that can improve the creativity of working children aged 5-6 years in group B Kindergarten Juara Bekasi City in 2019. The subjects of this study were 12 children. The research method used in this study is Classroom Action Research by Kemmis and Mc. Taggart which includes four stages, namely planning, action, observation, and reflection. This study consisted of 2 cycles, each cycle consisting of 4 meetings. The data analysis technique used in this study is qualitative and quantitative data analysis. Qualitative data analysis by analyzing data from observations, documentations, and interviews. Quantitative data analysis uses descriptive statistical analysis that compares results obtained from pre-intervention, first cycle and second cycle. The results of this study indicate an increase in early childhood creativity through STEAM learning based on loose parts, it can be proved completeness of pre-intervention creativity by 31%. Then it increased in the first cycle by 56,50% and the second cycle by 83,70%. It was concluded that to improve the creativity of working children aged 5-6 years, teachers can use STEAM learning based on loose parts. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran Jarak Jauh berbasis STEAM dengan Media loose parts yang dapat meningkatkan kreativitas berkarya anak usia 5-6 tahun kelompok B TK Juara Bekasi Tahun 2020. Subjek penelitian ini berjumlah 12 anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 kali pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara selama penelitian. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari pra-siklus, siklus pertama dan siklus kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas berkarya anak usia5-6 tahun melalui pembelajaran berbasis STEAM dengan media loose parts, dapat dibuktikan ketuntasan kreativitas pra-intervensi sebesar 31%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 56,50% dan siklus II sebesar 83,70%. Disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kreativitas berkarya anak usia 5-6 tahun, guru dapat menggunakan pembelajaran Jarak Jauh berbasis STEAM dengan media loose parts. Kata Kunci: Kreativitas, STEAM, Loose Parts
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM Ine Ratu Fadliah; Ahmad Suryadi; Anita Damayanti
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.225

Abstract

Pendidikan karakter merupakan pendidikan fundamental yang harus dilaksanakan sejak dini, karena pendidikan ini akan membentuk generasi yang bermartabat. Pendidikan ini dimulai dari keluarga,keteladanan orang tua dan lingkungannya, sehingga terbentuklah perisai untuk menjadikan karakter yang baik. Seiring dengan perkembangan teknologi yang memasuki era revolusi industri 4.0 seakan-akan menggaburkan kewajiban pendidikan karakter yang merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Dengan bersinerginya peran pendidikan yang diperoleh dari keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah, anak tidak hanya bisa menguasai teknologi modern, tetapi juga memiliki karakter yang bisa mengantarkan teknologi tersebut untuk membangun peradaban manusia yang lebih bermoral. Kata Kunci : Pendidikan, Karakter, revolusi industri 4.0
Meningkatkan Keterampilan Proes Sains Anak Usia 5-6 Tahun melalui Metode Eksperimen Mencampur Warna di PAUD Permata Hati Desa Jampang Anita Damayanti; Mawaddah -
Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.83 KB) | DOI: 10.35473/ijec.v2i2.556

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keterampilan proses sains pada anak usia 5-6 tahun yang masih belum berkembang optimal, sehingga penulis tergerak untuk meneliti apa penyebab kelemahan tersebut sambil mengajukan solusi dengan penerapan metode eksperimen mencampur warna. Tujuan penelitan ini adalah  meneliti peningkatan keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun melalui metode eksperimen menacampur warna di PAUD Permata Hati Desa Jampang. Hasil penelitian meunjukan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan metode eksperimen mencampur warna terhadap keterampilan proses sains anak. Hal ini terbukti dari hasil perolehan persentase dari pra siklus sebesar 31%, siklus I 54% dan siklus II 82%.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen mencampur warna dapat meningkatkan keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Permata Hati Desa Jampang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa/peserta didik
Peningkatan Kreativitas Anak melalui Alat Permainan Tradisional dari Pelepah Daun Pisang Siswa Kelas B PAUD Bintang Kartika Anita Damayanti; Sriyanti Rahmatunnisa; Tiara Astari; Sri Rahayani
Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.645 KB) | DOI: 10.35473/ijec.v4i1.1470

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran melalui bermain dengan media pohon pisang dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa kelas B PAUD Bintang Kartika Pesanggrahan Kodam Bintaro Jakarta Selatan tahun 2021. Subjek penelitian ini berjumlah 10 anak. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yang meliputi, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa terdapat peningkatan sangat signifikan bermain melalui alat permainan tradisional dari pelepah daun pisang. Hal ini terbukti dari hasil  perolehan persentase dari pra siklus sebesar 33%, siklus I 60% dan siklus II 83%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat permainan tradisional dari pelepah daun pisang  dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas B PAUD Bintang Kartika KODAM Bintaro Jakarta Selatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak terkait antara lain guru, orang tua dan siswa serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
Batik Dalam Literasi Budaya dan Perkembangan Anak Anita Damayanti; Diah Andika Sari; Sriyanti Rahmatunnisa; Sri Rahayani
Perspektif Vol 2 No 3 (2023)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i3.535

Abstract

Abstrak Merawat dan menjaga warisan budaya bangsa melalui pendidikan pusaka (heritage education) merupakan salah satu pilar membangun karakter dan sarana stimulasi semua aspek perkembangan anak secara optimal. Pengembangan literasi budaya pada anak dilakukan melalui rancangan atau program pembelajaran membatik kedalam sub-sub tema yang dikemas dalam suasana bermain yang menarik dan menyenangkan. Di samping itu, pendidik dilatih kemampuan menganalisis potensi lingkungan di luar sekolah untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar anak dengan melakukan kunjungan ke museum. Khusus untuk pelestarian batik, museum teksil memfasilitasi masyarakat umum dan peserta didik untuk belajar melalui pengenalan tumbuhan pewarnaan alam dan praktek belajar membuat kain batik dengan teknik yang disesuaikan usia perkembangannya. Dengan demikian, museum tekstil adalah tempat tepat yang dapat dikunjungi untuk mendukung program literasi budaya anak sebagai salah satu rangkaian proses upaya menumbuh kembangkan semua potensi yang ada pada anak. Abstract Caring for and safeguarding the nation's cultural heritage through heritage education is one of the pillars of building character and a means of stimulating all aspects of child development optimally. The development of cultural literacy in children is carried out through designs or learning programs to make batik into sub-themes which are packaged in an interesting and fun playing atmosphere. In addition, educators are trained in the ability to analyze the potential of the environment outside of school to be used as a source of children's learning by visiting museums. Specifically for the preservation of batik, the textile museum facilitates the general public and students to learn through the introduction of natural coloring plants and the practice of learning to make batik cloth with techniques that are age-appropriate for their development. Thus, the textile museum is the right place to visit to support the children's cultural literacy program as a series of efforts to develop all the potential that exists in children.
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Bimbingan Guru Terhadap Kemandirian Sosial Emosional Anak Usia Dini Laili Rahmatika; Anita Damayanti
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 6 No. 2 (2023): Mei - Agustus 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/jsgp.6.2.2023.2604

Abstract

The purpose of this research is to examine how social and emotional autonomy of early childhood is influenced by the directions of parents and educators. This study is an example of a quantitative research design. This study triangulated interviews, observations, documents, and questionnaires. This study uses analysis/processing of partial correlation data. Participants consisted of both parents and educators from the Batam City Aisyiyah play group. Grade 4-5 students were deliberately selected as the research sample. This study involved three play groups with 90 students. The data collection was based on a questionnaire. The research findings show that there is an effect of giving a teacher's effectiveness guidance in learning to teachers in the classroom by 42.46%, and appropriate provision in the direction of educators by 41.47% in the classroom environment, then the help of parents and teachers has a positive impact the large effect on students' social emotional independence resulted in a Fregression value of 75.168, and there was a 63.9% combination of parenting methods and teacher directions affecting students' social and emotional independence. This study concluded that (1) authoritarian parenting style has a negative effect on children's emotional social autonomy. Teacher influence on students' social and emotional independence capacity Early childhood social and emotional independence is influenced by (3) parental practices and teacher instructions. Then this study found that parental style and teacher direction had a significant effect on children's social and emotional autonomy in kindergarten.
Peran Guru dalam Implementasi Mobile Seamless Learning untuk Pembelajaran Membaca Awal Anak Usia Dini Adiyati Fathu Roshonah; Anita Damayanti; Rita Mariyana; Putri Hayatunnisa
Journal on Education Vol 7 No 1 (2024): Journal on Education: Volume 7 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v7i1.7191

Abstract

This study aims to analyze the role of teachers in the implementation of mobile seamless learning for early childhood reading learning. The use of technology as a learning medium for early childhood is a necessity in order to obtain benefits in the form of more optimal learning outcomes, but on the other hand, efforts are also needed to minimize the negative impact of the use of technology. This study uses a qualitative descriptive method to obtain a comprehensive picture of the role of teachers in the application of mobile seamless learning for early childhood reading learning in early childhood learning in early childhood education institutions. The research participants were 25 PAUD/TK teachers in the Greater Jakarta area, aged 23-54 years and had been PAUD/TK teachers for 2-14 years. The results of the study showed that all participants stated the importance of mobile seamless learning in early childhood reading learning. The implementation of mobile seamless learning has been implemented in PAUD Institutions even though it has not been implemented consistently due to various factors such as limited data packages, signals that are not always good and limitations of supporting devices (infocus). The applications used include Canva, Youtube, Let's Read Digital Books, Paud Pedia, Arloopa and Quiver. All participants expressed the high enthusiasm of students when teachers implemented mobile seamless learning. The role of teachers in the implementation of mobile seamless learning for early childhood reading learning includes as teachers, directors, learning resources, facilitators, managers, role models (role models), supervisors, motivators and evaluators. The results of this study also show the urgency of providing a system that includes facilities and infrastructure to support the implementation of mobile seamless learning which needs to be accompanied by an increase in the digital competence of PAUD teachers related to the effectiveness of the use of digital media in the learning process.