Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Transformasi Pemenuhan Adat Pernikahan Suku Dayak Siang : Perspektif Antropologi Hukum Islam Syahroni, Akhmad; Helim, Abdul; Tanjung, Ardi Akbar; Wahdini, Muhammad
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 24 No. 2 (2024): Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v24i2.4561

Abstract

Koroketon Beti is a customary gift that a prospective groom is obligated to give to his bride-to-be, equivalent to the Islamic concept of a dowry. The Regulations of Dayak Siang Murung Customary Law in Murung Raya Regency stipulate in Article III that Koroketon Beti can be fulfilled through a monetary payment. This research aims to investigate the shift from the traditional requirement of providing specific goods to the current practice of monetary fulfillment in this customary law. This study employs a normative legal research approach, focusing on the inventory of Dayak Siang customary law and Islamic law in Tanah Siang District, Murung Raya Regency, Central Kalimantan Province. The research findings indicate that the provision of Koroketon Beti in customary marriages is a mandatory requirement and a sign of respect from the prospective groom to the bride. This shift reflects the inevitable dynamics of culture, which must be managed wisely to preserve traditional values in modern life. Textually, Islamic law does not mandate the provision of Koroketon Beti; instead, it requires a dowry. However, the practice of providing Koroketon Beti is permissible as it does not contradict Islamic law and has been a long-standing custom.
PEMIKIRAN HUKUM HAZAIRIN (Kewarisan Bilateral, Kedudukan Mawali Dan Kalalah) Syahroni, Akhmad; Syarifuddin, Syarifuddin; Tanjung, Ardi Akbar
Jurnal Hadratul Madaniyah Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Hadratul Madaniyah
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jhm.v11i2.8717

Abstract

Hazairin adalah pembaru hukum Islam di Indonesia yang memadukan antropologi dengan teori fikih klasik untuk memahami hukum Islam. Dia telah memberikan terobosan baru bagi pembentukan dan pengembangan hukum Islam sesuai dengan transformasi sosial, nilai keadilan, dan budaya masyarakat Indonesia terutama dalam hal Kewarisan. Hazairin menyatakan bahwa system kemasyarakatan yang terkandung dalam Alqur’an adalah sistem kemasyarakatan bilateral, dan karenanya sistem kewarisannya pun bercorak bilateral juga. Penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah penelitian hukum normatif (normative law research) yaitu menggunakan studi kasus hukum normatif berupa produk perilaku hukum, mengkaji hukum terkait sehingga terfokus pada inventarisasi hukum islam di Indonesia yaitu Pemikiran Hazairin Tentang Kewarisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Menurut Hazairin terdapat landasan telogis normatif yang menyatakan bahwa system kekeluargaan yang diinginkan Alquran adalah sistem bilateral, seperti dalam Alqur’an Surah An-Nisa ayat 22-24 bahwa tidak ada larangan melakukan perkawinan endogami, yakni kemungkinan menikah dengan satu klan atau satu marga (saudara sepupu), baik dari garis laki-laki maupun garis perempuan. Rujukan Hazairin dalam menetapkan ahli waris pengganti tidak lepas dari al-Qur‟an. Dimana beliau menetapkan ahli waris pengganti atau yang biasa dikenal dengan istilah mawali yaitu al-Qur’an surah An-Nisa ayat 33. Kalalah merupakan suatu keadaan kewarisan di mana seorang meninggal dan tidak ada baginya al-walad (anak atauketurunannya). Anak di sini berarti baik anak laki-laki atau anak perempuan dan mawali mereka.
Sumber Hukum Keluarga Islam Di Indonesia: Antara Hukum Negara, Hukum Islam, Dan Hukum Adat Syahroni, Akhmad; Sukti, Surya
Kartika: Jurnal Studi Keislaman Vol. 5 No. 1 (2025): Kartika: Jurnal Studi Keislaman (May)
Publisher : Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) PCNU Kabupaten Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59240/kjsk.v5i1.144

Abstract

This study examines the interaction between the three main sources of law in the context of Islamic family law in Indonesia, namely state law, Islamic law, and customary law. Using a philosophical approach, this paper evaluates the extent to which the interaction between these legal sources fulfills the principles of justice, legal certainty, and utility. The findings indicate that legal pluralism creates complex dynamics, particularly in cases of interfaith marriage, polygamy, and inheritance. The main challenge lies in the inconsistency between state law, Islamic law, and customary law, which often leads to legal uncertainty and injustice, especially for women. Recommendations include revising the Marriage Law and the Compilation of Islamic Law (KHI), harmonizing legal sources, and increasing legal awareness among the public. This paper is expected to contribute to the development of a more just and harmonious family law system in Indonesia.