Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efektivitas Komunikasi Organisasi Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Maros Dalam Mengelola Kawasan Konservasi Wisata Alam Hutan Pinus Tala-Tala Ahmed, Ahmed; Muliadi, Muliadi; Muttaqin Mustari , Andi
RESPON JURNAL ILMIAH MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/respon.v4i1.161

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas komunikasi organisasi dalam pengelolaan hutan pinus tala-tala oleh kelompok sadar wisata. jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Data penelitian ini terdiri dari data sekunder yang diperoleh dengan menelah dokumen atau data serta literatur yang berkaitan dengan objek penelitian. sedangkan data primer yang diperoleh pada saat wawancara, data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif yaitu dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam skripsi.
Detection of Pathogenic Leptospira in Sputum of Leptospirosis Patient with Pulmonary Hemorrhage. Handayani, Farida Dwi; Novipuspitasari, Lisa; Ahmed, Ahmed; Safari, Dodi; Hidajat, Muhammad Choirul; Soebandrio, Amin; Gasem, Muhammad Hussein
Journal of Biomedicine and Translational Research Vol 11, No 2 (2025): August 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jbtr.v11i2.28259

Abstract

Background: The pathogenic Leptospira species is the causative agent of leptospirosis, an endemic zoonotic disease in Indonesia. Misdiagnosis of the disease frequently occurs, as confirmatory diagnosis confined to highly specialized laboratories. As well, the pulmonary involvement of leptospirosis with hemoptysis is scarcely reported.Case Presentation: A 49 years-old male patient was admitted to the district hospital with acute febrile illness and a history of traveling to a malaria-endemic area in Borneo, Indonesia. Based on a chest X-ray result, the patient was clinically suspected to have pulmonary tuberculosis. However, the clinical manifestations of leptospirosis i.e. conjunctival suffusion, calf pain, and oliguria were present, and later hemoptysis was also reported. A clinical diagnosis of leptospirosis with pulmonary involvement was proposed. Immunochromatographic test (ICT)-rapid test for vivax/falciparum malaria and Ziehl-Neelsen (ZN) staining of sputum for tuberculosis results were both negative. Microscopic Agglutination Test (MAT), the IgM anti-Leptospira rapid test (lateral flow assay), and PCR amplification of both conventional and real-time (qPCR) were performed using various samples (serum, urine, and sputum). The MAT of acute single serum sample and rapid test were negative. Intriguingly, the PCR showed positive results in sputum and urine samples but not in the serum sample, highlighting the usefulness of leptospiral molecular detection to confirm further diagnosis.Conclusion: Molecular detection of pathogenic Leptospira in sputum samples can be considered for confirmatory diagnosis of leptospirosis patients with pulmonary hemorrhage. Likewise, the urine sample can be used as an option in the examination of severe leptospirosis.
Parental Obligations Towards Hadhanah Mumayyiz After Divorce Islamic Family Law Perspective Asman, Asman; Ahmed, Ahmed
Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari'ah dan Ahwal Al-Syakhsiyyah Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syariah dan Ahwal Al-Syakhsiyyah
Publisher : Islamic Family Law Department, STAI Syekh Abdur Rauf Aceh Singkil, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang kelalaian orang tua dan penelantaran anak oleh orang tua pasca perceraian. Masalah ini biasa terjadi di masyarakat, tetapi sebaliknya, perebutan anak antara orang tua yang bercerai sering terjadi seolah-olah mereka adalah milik bersama. Itu dibagi, ikatan orang tua rusak, dan hak asuh tidak diberikan. Dalam hukum Islam, masalah pengasuhan disebut hadhanah dan didefinisikan sebagai merawat anak yang tidak tahu untuk memenuhi kebutuhannya dan belum bisa mandiri. Hak asuh anak di bawah umur akibat perceraian orang tua diatur dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam. Namun, walaupun di dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam dijelaskan bahwa anak yang belum mumayyiz adalah hak ibunya, dalam hal ini bukan berarti ayah tidak berhak dalam mengatur tumbuh dan kembang anak. Metode penelitian ini menggunakan Jenis penelitian metode kualitatif sedangkan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu: pendekatan perundang-undangan dan pendekatan yurudis empiris. Hasil dari penelitia ini adalah Setelah perceraian menurut hukum Islam, tanggung jawab orang tua atas anak di bawah umur untuk menghidupi anak-anaknya adalah kewajiban orang tua laki-laki, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 49 huruf d dan Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam.(;).