Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Obat pada Penderita DM Tipe 2 Dalimunthe, Selvia Yolanda; Daulay, Evlindari Sentani
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5008

Abstract

Jumlah kasus dan prevalensi diabetes melitus terus meningkat selama beberapa dekade terakhir demikian pula dengan angka mortalitas. Berdasarkan data dari IDF (International Diabetes Federation) pada tahun 2019 diperkirakan sebanyak 463 juta orang di dunia menderita diabetes melitus dan jumlah ini di proyeksikan mencapai 578 juta penderita diabetes melitus pada tahun 2030, dan 700 juta pada tahun 2045. Dari keseluruhan kasus diabetes melitus sebanyak 90% adalah penderita DM tipe 2 dan 10% sisanya merupakan penderita DM tipe 1 dan DM Gestasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan mengkonsumsi obat pada penderita DM tipe 2. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Keja Puskesmas Muarasoma, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Populasi target dari penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 di Kecamatan Batang Natal Kabupaten Mandailing Natal. Cara pemilihan sampel dari penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, sampel yang diambil adalah masyarakat yang menderita penyakit DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Muarasoma Kecamatan Batang Natal Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil uji chi-square yang diperoleh nilai p value sebesar 0,047 maka ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan kepatuhan minum obat terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2.
Konseling dan Pendampingan Pemberian ASI Pasca Sectio Caesaria Bayi Bingung Puting Susu Daulay, Evlindari Sentani; Agista, Nona Try
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 4 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Juli 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i4.6891

Abstract

Persalinan melalui sectio caesaria (SC) kerap menyebabkan keterlambatan dalam inisiasi menyusui dan meningkatkan risiko bingung puting pada bayi, yang berdampak pada kegagalan pemberian ASI eksklusif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu menyusui pasca SC dalam menghadapi masalah tersebut melalui pendekatan konseling dan pendampingan. Kegiatan dilaksanakan di Klinik Srinatama, Tebing Tinggi, selama dua hari pada Mei 2025, dengan melibatkan 20 ibu menyusui pasca SC yang dipilih secara purposive. Metode kegiatan meliputi ceramah, demonstrasi teknik menyusui, praktik langsung dengan boneka laktasi, serta mini-konseling individual. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test pengetahuan, serta observasi keterampilan praktik menyusui menggunakan lembar checklist. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan, dimana pemahaman tentang perlekatan yang benar meningkat dari 65% menjadi 90%, dan keterampilan posisi menyusui pasca SC meningkat dari 40% menjadi 85%. Sebanyak 75% ibu berhenti menggunakan dot, dan mulai rutin melakukan kontak kulit-ke-kulit. Wawancara menunjukkan bahwa 90% peserta merasa lebih percaya diri dan siap menyusui secara eksklusif. Konseling dan pendampingan secara langsung terbukti efektif dalam mengatasi tantangan menyusui pasca SC, serta dapat menjadi strategi promotif-preventif yang penting untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif di komunitas.
Persepsi Pegawai terhadap Iklim Organisasi dalam Unit Rumah Sakit: Studi Kualitatif Daulay, Evlindari Sentani; Agista, Nona Try
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6890

Abstract

Iklim organisasi memegang peranan penting dalam membentuk persepsi, motivasi, dan kinerja pegawai di lingkungan rumah sakit, khususnya pada unit administrasi yang menopang sistem pelayanan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi pegawai terhadap iklim organisasi di unit administrasi Rumah Sakit Umum (RSU) Bina Kasih Medan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan desain fenomenologis, yang dilaksanakan pada April 2025. Tiga orang pegawai administrasi dipilih sebagai partisipan melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan panduan semi-terstruktur, dan dianalisis menggunakan metode analisis tematik Braun & Clarke. Hasil penelitian mengidentifikasi tiga tema utama yang mencerminkan persepsi pegawai terhadap iklim organisasi, yaitu: (1) Kepemimpinan dan Dukungan Atasan, (2) Komunikasi dan Koordinasi Kerja, serta (3) Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi. Partisipan mengungkapkan bahwa dukungan emosional dan profesional dari atasan, komunikasi yang konsisten, serta budaya kerja yang hangat dan kolaboratif menjadi faktor kunci yang membentuk iklim kerja positif. Sebaliknya, ketidakjelasan struktur dan perubahan informasi yang tidak terkoordinasi menciptakan ketidakpastian dan stres kerja. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap dimensi subjektif iklim organisasi di lingkungan administratif rumah sakit. Temuan ini penting sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan organisasi yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan psikososial pegawai administratif.
Peran Suami dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan sebagai Upaya Pencegahan Kegawatdaruratan pada Ibu Hamil: The Role of Husbands in the Early Detection of Pregnancy Danger Signs as an Effort to Prevent Obstetric Emergencies in Pregnant Women Sinulingga, Yeni Friska; Sihaloho, Endang; Rizki, Hudeni; Daulay, Evlindari Sentani
Jurnal Abdi Keperawatan dan Kedokteran Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55018/jakk.v4i2.79

Abstract

Obstetric emergencies remain a leading cause of maternal mortality in Indonesia, most of which are preventable through early detection of pregnancy danger signs. One of the key factors in the success of early detection is the involvement of family members, particularly the husband as the primary support for pregnant women. However, the involvement of husbands in this aspect remains limited and suboptimal. This study aims to explore the role of husbands in the early detection of pregnancy danger signs as a preventive effort against obstetric emergencies in pregnant women. This research employed a descriptive qualitative approach through in-depth interviews with six husbands of pregnant women undergoing antenatal care at Sunggal Public Health Center, Medan, in January 2025. The study population consisted of husbands of pregnant women who met the inclusion criteria. Data were collected using a semi-structured interview guide, recorded, transcribed, and analyzed using thematic analysis. The main variable in this study was the role of husbands in identifying danger signs during pregnancy, with interviews serving as the primary instrument. Data validity was ensured through source triangulation and member checking. The results revealed three main themes: husbands' knowledge and awareness of danger signs, forms of involvement in preventing emergencies, and barriers to participation. Most informants recognized prominent danger signs such as bleeding and severe pain but were unaware of symptoms like preeclampsia or premature rupture of membranes. Forms of support included accompanying their wives to health facilities, assisting with household chores, and paying attention to complaints. The main obstacles included limited time, lack of direct information from healthcare providers, and cultural influences that consider pregnancy a woman's domain. In conclusion, although some husbands demonstrated concern, their involvement in early detection of pregnancy danger signs needs to be strengthened. Recommendations are directed at communities and healthcare providers to actively engage husbands in pregnancy education programs, including through interactive media, father classes, and community-based approaches, in order to significantly reduce the incidence of obstetric emergencies in pregnant women.