Pendahuluan: Anemia merupakan suatu masalah Kesehatan yang masih berada di Indonesia. Prevalensi anemia di Jawa Barat menunjukkan sebesar 41,8%.1 Data profil kesehatan Kota Bandung tahun 2021 juga menunjukkan bahwa anemia termasuk ke 19 dari 20 besar penyebab kematian yang tercatat dan dilaporkan oleh puskesmas. Mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor informal yakni sebesar 59,97%, dimana sektor informal biasanya bekerja sendiri dengan upah tidak tetap tergantung pemasaran. Pengrajin adalah salah satu sektor informal di Cibaduyut sebagai home industry alas kaki. Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap penjualan sepatu, akibatnya upah sangat sedikit dan tidak dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi yang cukup sehingga dapat terjadinya anemia. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi anemia pada pekerja informal pengrajin sepatu di Cibaduyut Bandung tahun 2023. Data penelitian menggunakan data primer yang diambil pada tanggal 14 Oktober - 23 November 2023. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional study. Besar sampel ditentukan dengan rumus slovin. Sedangkan pengambilan sampel dengan metoda non-probalility. Hasil: Didapatkan 298 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dengan responden yang mengalami anemia 27 orang. Sebanyak 20,0% adalah perempuan, 14,3% adalah lansia, 16,7% dengan status duda/janda, 12,4% dengan status gizi normal. Prevalensi anemia pada pekerja informal pengrajin sepatu di Cibaduyut Bandung tahun 2023 sebesar 9,1%, menurut WHO (2011) termasuk ke dalam kategori ringan (5,0% - 19,9%). Simpulan: Prevalensi anemia masih terlihat pada pekerja pengrajin sepatu di Cibaduyut.