Artikel ini menguraikan tentang program pengabdian masyarakat pada Harian Kedaulatan Rakyat (KR) koran tertua di Indonesia, yang lahir 27 September 1945. Harian ini menjadi saksi sekaligus merekam dengan baik perubahan sistem politik dari era kolonial Jepang hingga pasca reformasi 1998 dan menjadi ciri khas Yogyakarta, kota perjuangan dan pendidikan terkemuka di Indonesia. KR juga mempelopori model jurnalisme migunani tumraping liyan yang membuktikannya tetap eksis secara bisnis hingga sekarang. Pengabdian masyarakat ini bentuk inisiatif berbasis masyarakat dalam bentuk prakarsa museum digital bukan hanya proteksi koleksi pemberitaan KR. Melalui format museum, benda artefak dan berita KR menjadi menu pengetahuan populer bagi generasi millennial, wisata alternatif berbasis pengetahuan. Metode pengabdian adalah studi lapangan ke redaksi dan pengumpulan artefak berita KR, focus group discussion untuk desain museum pers digital dan pameran artefak museum di lobi perpustakaan pusat UII. Luaran pengabdian adalah artefak KR (kliping koran, peralatan liputan jurnalis, karya seni lukis yang menggambarkan sejarah pemberitaan KR, dll) sebagai koleksi museum digital yang dipamerkan kepada publik di kampus UII Yogyakarta selama dua pekan sebagai model mobile museum. Implikasi program ini adalah kesadaran manajemen KR dan publik di Yogyakarta akan pentingnya merekam sejarah politik media lokal sebagai artefak nasional sekaligus upaya merawat jurnalisme berkualitas yang mengalami krisis pasca disrupsi digital.