Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Potensi Dan Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove Di Pantai Pariaman Syafarman; Eni Kamal; Abdul Razak; Widya Prarikeslan
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1129

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penyusun wilayah pesisir dan memiliki peranan penting di wilayah tersebut dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem agar kehidupan diwiyah pesisir dapat berjalan dengan baik. Kawasan wisata hutan mangrove Apar Pariaman memiliki ekosistem mangrove yang di manfaatkan sebagai kawasan wisata dan dikelola oleh masyarakat sekitar.Tujuan penelitian ini adalah menentukan potensi ekosistem mangrove sebagai kawasan ekowisata dan merumuskan strategi pengelolaan ekowisata mangrove Apar di Kota Pariaman. Penelitian dilaksanakan di kawasan wisata mangrove Apar Pariaman yang berlokasi di Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman dilaksanakan dua tahap, yaitu bulan Oktober 2020 dan periode bulan febuari-Maret untuk pengumpulan data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisa kualitatif yakni dengan melakukan pengamatan, dan wawancara secarala langsung. Penelitian dilaksanakan di kawasan wisata mangrove Apar Pariaman yang berlokasi di Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman Waktu penelitian direncanakan dua tahap yakni bulan Desember 2024 dan bulan februari 2025. Mangrove di Kota Pariaman yang semula dicetus oleh kaum melinial maka perlu dilakakukan manajemen yang terstruktur dengan melibatkan masyarakat sekitar dan tujuan wisata bukan hanya sebagai tempat kunjungan untuk wisata keluarga namun harus dirancang sebagai pusat pembelajaran baik bagi sekolah maupun perguruan tinggi, mulai dari pengenalan lingkungan tapak, pengembangan bibit sampai ke teknik penanaman dan bahkan pengolahan panen dan pasca panen sehingga tujuan wisata dari aspek wisata keluarga, edukasi dan sumber ilmu bagi pelajar dan mahasiswa serta akademisi oleh perguruan tinggi dapat tercapai. Jika hal ini tercapai maka pengembangan potensi akan sangat mudah dilakukan baik secara pendanaan maupun secara perencanaan dan pengelolaan dapat dilakukan dengan baik dengan adanya kolaborasi dan para pakar dan ahli yang terlibat. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka analisis potensi harus dilakukan terlebih dahulu agar perencanaan dan strategi pengelolaan dapat dilakukan, tanpa analisis potensi maka pengelolaan tidak dapat dilakukan dengan baik, karena belum didapatkan pemetaan potensi secara menyeluruh sehingga pengelolaan yang dibuat tidak mendapatkan hasil yang baik dan bahkan bisa menjadikan suatu kasalahan yang berakibat menghambat kemajuan dalam pengembangan ekowisata.
Analisis SWOT Sosial, Budaya Danau Maninjau Haryeni; Harmedi Yulian Saputra; Syafarman; Syukria; Nurhasan Syah; Eri Berlian; Indang Dewata; Elsa Yuniarti; Linda Handayuni
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1211

Abstract

Danau Maninjau, sebagai danau vulkanik terbesar di Indonesia, memiliki potensi ekosistem yang kaya dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Namun, aktivitas sosial-ekonomi seperti pariwisata, perikanan, dan pertanian menghadirkan tantangan terhadap kelestarian lingkungan. Berdasarkan analisis SWOT dengan metode IFAS dan EFAS, ditemukan skor kekuatan 3,55, kelemahan 2,38, peluang 4,43, dan ancaman 1,45. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan harus memanfaatkan kekuatan untuk mengoptimalkan peluang. Kekuatan utama Danau Maninjau terletak pada keberadaan ikan endemik dan daya tarik wisata, sementara kelemahan termasuk infrastruktur jalan dan kualitas air yang menurun. Peluang untuk pengelolaan berkelanjutan terbuka dengan dukungan dana dan pengembangan produk olahan ikan endemik. Namun, ancaman dari keramba jaring apung dan limbah rumah tangga membutuhkan perhatian serius. Pengelolaan yang berkelanjutan, pengendalian KJA, dan peningkatan infrastruktur pariwisata menjadi langkah utama untuk mencapai keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Peran Masyarakat Dalam Konservasi Hutan Pada Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan: Studi Nagari Lubuk Basung, Agam Syafarman; Nurhasan Syah; Indang Dewata; Abdul Razak; Skunda Diliarosta; Aulia Azhar; Syafrijon
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1230

Abstract

hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan PermenLHK No. 23 Tahun 2021 tentang panduan Pembuatan hutan rakyat. Nagari Lubuk Basung, yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan salah satu wilayah yang menghadapi tantangan dalam pengelolaan hutan dan lahan. Secara umum, Lubuk Basung terletak pada koordinat sekitar 0°15'–0°28' Lintang Selatan dan 99°55'–100°10' Bujur Timur. Sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam, Nagari Lubuk Basung memiliki potensi besar untuk pengembangan kegiatan konservasi melalui partisipasi masyarakat. Untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota kelompok serta untuk mengetahui permasalahan yang menghambat keberhasilan dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan maka perlu dilakukan penelitian. Adapun penelitian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan deskriptif dengan pengambilan data secara kualitatif. Data yang diambil adalah hasil observasi dan wawancara langsung terhadap 20 Anggota Kelompok Tani Hutan dengan menggunakan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti, populasi yang diambil terdiri dari seluruh anggota Kelompok Tani Hutan Kabun Maju. Peran masyarakat dalam hal ini anggota kelompok tani hutan Kabun Maju dalam perencanaan dan pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan sangat menetukan keberhasilan kegiatan tersebut karena dengan andilnya anggota kelompok maka pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, Pengawasan kegiatan pembuatan rehabilitasi hutan dan lahan adalah kegiatan untuk memastikan bahwa tanaman hasil kegiatan tersebut aman dan terhindar dari gangguan baik itu kekeringan, hama tanaman maupun dari bahaya kebakaran atau perusakan dari oknum tertentu. Pengawasan dilakukan oleh anggota kelompok tani hutan sebagai pemilik lokasi bersama dengan pihak UPTD KPHL Agam raya dalam rangka menyediakan fasilitas pemeliharaan bagi yang dibutuhkan kelompok agar tanaman tersebut hidup sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil baik dari segi konservasi maupun dalam bentuk meningkatkan ekonomi anggota kelompok dan masyarakat sekitarnya. Hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa partisipasi anggota kelompok tani cukup tinggi walaupun saat perencanaan dan persiapan beberapa anggota kelompok ada yangg tidak hadir namun secara keseluruhan persentase anggota kelompok yang hadir melebihi dari 75% artinya perencanaan yang dibuat dan sosialisasi yang disampaikan cukup berhasil untuk mengajak anggota kelompok ikut dalam kegiatan tersebut
Analisis Hygieni Jajanan Tradisional Di Pasar Raya Kota Pariaman Syafarman; Elsa Yuniarti; Linda Handayuni; Barlian E
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1231

Abstract

Pengolahan makanan tanpa memperhatikan kebersihan makanan dapat menyebabkan kontaminasi dan menyebabkan penyakit pada makanan. Diare bawaan makanan yang disebabkan oleh pedagang adalah salah satu contohnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Makanan yang hygenis bertujuan bagaimana makanan tersebut berada dalam keadaan baik dan tidak menimbulkan penyakit. Metode yang digunakan merupakan pendekatan deskriptif dengan pengambilan data secara kualitatif yakni dengan melakukan observasi dan melakukan wawancara secara langsung kepada pedagang sebanyak 20 orang pedagang tradisional dan waktu penelitian dimulai bulan September sampai November 2024, tempat penelitian berada di Pasar Raya Kota Pariaman. Dengan menggunakan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti, populasi yang diambil terdiri dari seluruh penjual jajanan pasar tradisional (bukan yang dikemas secara industri) atau tanpa bahan pengawet. Sampel ini diambil menggunakan sistem purposive sampling. Tempat penjualan makanan, kondisi pribadi penjamah makanan, dan peralatan yang digunakan adalah variabel yang digunakan.Dengan memperhatikan sarana prasarana yang digunakan, agar makanan jajanan tetap higienis., maka tempat yang baik untuk menjajakan makanan harus perlu diperhatikan agar tingkat hygienisnya makanan dapat dilakukan dengan baik. Di Pasar Raya Kota Pariaman masih ditemukan beberapa tempat yang kurang tepat sebagai tempat untuk lokasi jajanan sehingga perlu pembenahan lokasi tersebut baik oleh pengelola pasar secara langsung maupun oleh Pemerintahan Kota Pariaman. Adapun lokasi yang ditemukan tersebut adalah berikut: 1. Kontruksi bagunan sebahagian pedagang kurang layak seperti tempat yang kurang bersih, dekat dan bercampurnya dengan penjual lain yang bisa mencemari makanan tersebut seperti penjual ikan, daging dimana banyaknya ditemukan lalat yang bisa membawa penyakit serta sanitasi pembuangan air pencuci yang terlihat kotor disekitar lokasi jajanan. 2. Lokasi Jajanan yang berada berbatasan langsung dengan jalan sehingga debu yang dihasilkan oleh pengendara bisa mengurangi hygienisnya makanan tersebut karena banyaknya makanan yang terbuka sehingga kemungkinan makan tersebut tercemar sangat besar. Sementara persyaratan harus dipenuhi selama proses menjajakan makanan dan makanan harus di tutup agar tidak terkontaminasi dengan debu. Lokasi panjaja makanan harus ditentukan agar guna untuk meningkatkan kualitas serta kebersihan makanan jajanan seperti dengan menetapkan sentra pedagang jajanan yang memenuhi standar seperti adanya tempat pembuangan sampah, jauah dari debu dan sanitasi yang baik sehingga pencemaran terhadap makanan tersebut dapat diatasi dan di cegah dengan baik.