Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fungsi semantik dan spiritual dari tasybih dan isti’arah dalam Surah Yasin melalui pendekatan kualitatif-deskriptif berbasis analisis semantik kontekstual. Dengan memanfaatkan teori Toshihiko Izutsu tentang medan makna dan model conceptual metaphor theory dari George Lakoff & Mark Johnson, penelitian ini menganalisis bagaimana figur-figur retoris tersebut tidak hanya berfungsi sebagai ornamen linguistik, tetapi juga sebagai cerminan worldview Qur’ani yang mendalam. Data diperoleh dari teks Surah Yasin, terjemahan resmi, serta tafsir klasik dan modern, dan dianalisis dengan teknik stilistika dan hermeneutika semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tasybih dalam Surah Yasin berperan sebagai jembatan epistemik yang menghubungkan realitas empiris dengan konsep metafisik seperti kebangkitan, kekuasaan Tuhan, dan keadilan eskatologis. Isti’arah, di sisi lain, membangun intensitas emosional dan spiritual melalui visualisasi kuat atas azab dan rahmat, memperkuat narasi eskatologis Surah. Sintesis dari keduanya menghasilkan representasi konseptual yang tidak hanya puitik, tetapi juga filosofis—membentuk struktur pemahaman terhadap waktu, kuasa, hidup dan mati dalam kerangka transendensi Islam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahasa figuratif dalam Surah Yasin merepresentasikan sistem simbolik Qur’ani yang terus relevan untuk membentuk kesadaran spiritual dan nalar keberagamaan kontemporer.