Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN KESYAHBANDARAN DALAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN BERLAYAR DI PELABUHAN KUALA TANJUNG Ade Irma Sagala; Elvizal Rangkuti; Syahrul Saputra
Jurnal Penelitian Samudra Vol. 2 No. 1 (2024): Articel Research Februari
Publisher : Jurnal Penelitian Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena yang terjadi ialah kegagalan penerbitan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) dipicu karena adanya indikasi kurang ketelitian pemohon dalam mempersiapkan dokumen yang di perlukan sehingga saat pemeriksaan dokumen oleh Otoritas Pelabuhan dilakukan ditemukan dokumen kadaluarsa yang menyebabkan penundaan penerbitan SPB (Surat Persetujuan Berlayar). Jika hal ini tidak di perhatikan akan terus menerus mengalami kegagalan keberangkatan kapal.Penundaan keberangkatan kapal banyak terjadi karena tidak memenuhi persyaratan persyaratan kelayaklautan kapal. Kelayaklautan kapal memiliki hubungan yang kuat dalam keamanan dan keselamatan pelayaran. Oleh karena itu,informasi tentang penerapan aspek persyaratan kapal menjadi sangat penting guna menurunkan resiko kecelakaan. Berdasarkan penelitian ini maka di dapatkan bahwa 1) Fungsi pelaksanaan pengawasan kesyahbandaran dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan di kesyahbandaran otoritas pelabuhan kuala tanjung berjalan dengan baik, meskipun dalam pengurusan surat-surat izin sudah di penuhi namun dalam pengawasan lansung di lapangan sangat jarang dilakukan. 2) Pelaksanaan standar pengawasan kesyahbandaran dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan masih kurang optimal karena karna kurang ketelitian pengecekan secara lansung dari pihak kesyahbandaran mengenai beberapa pihak yang tidak transparan dalam penggunaan anggaran sehingga tidak terpenuhi standar moneter yang telah di tentukan. 3) Pelaksanaan ketelitian pengawasan syahbandar dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan di pelabuhan kuala tanjung terbilang masih kurang baik karena sering terjadi kesalahan kesalahan dalam pengimputan data maupun perubahan tak terduga sehingga membuat pihak kesyahbandaran mengerjakan yang sama berulang ulang.
Penerapan Teknologi Green House Kopi Arabika dalam Upaya Kemandirian Ekonomi Desa Sridadi Kecamatan Sirampog sutarmin; Siti Badiatul Umroh; Ivan Akmal Nur; Undri Rastuti; Kharisma Nurmeilinda; Syahrul Saputra; Anjani, Mia
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1.1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) SPECIAL ISSUE
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coffee is one of the top 3 potential regional superior products in Brebes Regency, in addition to salted eggs and shallots. Sirampog sub-district is the most dominant sub-district that produces Arabica type coffee because Sirampog sub-district is at an altitude above 1000 meters above sea level. The lack of post-harvest technology and conventional coffee processing are the main obstacles for partners in maintaining quality and increasing quantity. This has become a problem for partners in meeting the increasing market demand. The process of drying the initial drying of coffee which is done traditionally requires a lot of energy, is impractical, has the potential to reduce the flavor of coffee due to odor absorption and is difficult to do in the rainy season. Based on these conditions, the village empowerment team (PDB) of Universitas Peradaban and Unsoed funded by DRTPM in the first year (2024) conducted community service through various trainings, workshops and appropriate technology grants. In the implementation of appropriate technology, green house technology measuring 7 m x 10 m2 has been granted with a drying capacity of 2 tons. The drying results are efficient because farmers no longer need to lift and dry the coffee in the afternoon or when it rains. Farmers only need to turn it over so that the dryness is evenly distributed. The greenhouse system also dries faster because the heat is stored and trapped, and the capacity increases 3 times because the drying is arranged in 3 layers.