Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis sebaran sodium seam F2 terhadap kondisi geologi Blok 7 PT Berau Coal Zaki, Ahmad; Setiawan*, Bambang; Dwi, Yoki; Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43422

Abstract

Daerah penelitian merupakan daerah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Berau Coal site Binungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran sodium seam F2 pada daerah penelitian. Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi dengan pengambilan data langsung di lapangan, kemudian dilanjutkan analisis penyebaran sodium dan analisis geofisika menggunakan data e-log seperti gamma ray dan density. Berdasarkan hasil penelitian, geomorfologi daerah penelitian digolongkan menjadi 4 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfik Struktural (S1), Satuan Geomorfik Denudasional (D1), Satuan Geomorfik Fluvial dengan bentuk lahan tubuh sungai (F1) dan rawa (F5) dan Satuan Geomorfik Bentukan Antropogenik dengan bentuk lahan area tambang (P1), Disposal (P2) dan Sump (P3). Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas tiga satuan batuan, yaitu Satuan Batupasir Latih (Tml), Satuan Batulempung Latih (Tml) dan Satuan Endapan Permukaan (Qh). Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa lipatan antiklin yang memiliki tiga sayap lipatan yaitu, sayap lipatan pada bagian barat berarah barat daya-timur laut dengan arah umum N 216 E/61 , sayap lipatan pada bagian timur dengan dip yang landai berarah barat laut-tenggara dengan arah umum N 298 E/16, dan sayap lipatan pada bagian timur dengan dip yang terjal berarah utara-selatan dengan arah N 360 E/38 . Nilai sodium (Na2O) pada daerah penelitian, yaitu pada Pit 7E berkisar antara 0,54-15,34 (%) dan pada Pit 7W berkisar 0,34-14,24 (%). Penyebaran sodium secara horizontal dan vertikal di dalam batubara dipengaruhi oleh air laut dan kondisi geologi yang dikontrol oleh struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian.
Analisis fasies anggota batugamping pada formasi gunungapi Tapaktuan di daerah Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan Firdha, Amatul; Adrian*, Fahri; Rifqan, Rifqan; Akbar, Muhammad Arief; Rahmatillah, Lia Fitria; Gunarsih, Dina
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43419

Abstract

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Labuhanhaji Barat, Kabupaten Aceh Selatan dan berada pada koordinat 303335 - 30 3621 Lintang Utara (LU) dan 9605956 - 9605715 Bujur Timur (BT). Merujuk pada geologi regional, lokasi penelitian didominasi oleh batuan beku dan batugamping yang tersebar pada Formasi Gunungapi Tapaktuan yang berumur Mesozoikum yaitu pada kala Jura Akhir Kapur Awal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis batugamping yang kemudian dianalisis mengenai fasies dari batugamping tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pemetaan geologi yang dilakukan dengan pengambilan data langsung di lapangan. Kemudian dilakukan analisis petrologi dan petrografi pada sampel batuan yang bertujuan untuk mengetahui proses pembentukkan dan fasies dari batugamping pada daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kondisi litologi pada daerah penelitian terdiri dari 5 satuan batuan yaitu, Satuan Batuan Basal Labuhanhaji, Satuan Batuan Andesit Labuhanhaji, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Endapan Pasir Qpm, dan Satuan Batuan Endapan Aluvium. Untuk analisis petrografi dilakukan pada 5 sampel batuan yaitu 3 sampel batuan batugamping dan 2 sampel batuan beku. Dari 3 sampel batuan tersebut batugamping hanya terdapat 1 jenis batugamping yaitu batugamping mudstone berada pada fasies fore reef. Untuk lingkungan pengendapannya yaitu fringing reef.
Analisis Fasies Anggota Batugamping pada Formasi Gunungapi Tapaktuan di Daerah Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan Firdha*, Amatul; Adrian, Fahri; Rahmatillah, Lia Fitria; Rifqan, Rifqan
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 3 (2023): September 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i3.36743

Abstract

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Labuhanhaji Barat, Kabupaten Aceh Selatan dan berada pada koordinat 303335 - 30 3621 Lintang Utara (LU) dan 9605956 - 9605715 Bujur Timur (BT). Merujuk pada geologi regional, lokasi penelitian didominasi oleh batuan beku dan batugamping yang tersebar pada Formasi Gunungapi Tapaktuan yang berumur Mesozoikum yaitu pada kala Jura Akhir Kapur Awal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian dan mengetahui jenis batugamping yang dianalisis mengenai fasies dari batugamping tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pemetaan geologi yang dilakukan dengan pengambilan data langsung di lapangan. Kemudian dilakukan analisis petrologi dan petrografi pada sampel batuan yang bertujuan untuk mengetahui proses pembentukkan dan fasies dari batugamping pada daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kondisi litologi pada daerah penelitian terdiri dari 5 satuan batuan yaitu, Satuan Batuan Basal Labuhanhaji, Satuan Batuan Andesit Labuhanhaji, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Endapan Pasir Qpm, dan Satuan Batuan Endapan Aluvium. Untuk analisis petrografi dilakukan pada 5 sampel batuan yaitu 3 sampel batuan batugamping dan 2 sampel batuan beku. Dari 3 sampel batuan tersebut batugamping hanya terdapat 1 jenis batugamping yaitu batugamping mudstone berada pada fasies fore reef dan pada zona 1 yaitu Basin. Untuk lingkungan pengendapannya yaitu Fringing Reef . Kemudian 2 sampel batuan beku yaitu basal dan andesit berdasarkan klasifikasi IUGS.
Analisis Ukuran Butir Sedimen Dataran Banjir Sungai Krueng Sawang di Daerah Sawang, Kabupaten Aceh Utara Putri, Febby Sinta; Setiawan*, Bambang; Adrian, Fahri; Rahmatillah, Lia Fitria
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 3 (2023): September 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i3.36733

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sawang dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh yang terletak pada koordinat 57'45.49" - 511'1.48" Lintang Utara dan 965310,39 - 965533,82 Bujur Timur. Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan pada lokasi tersebut sering terjadi banjir sehingga menyebabkan sedimen pada dataran banjir Sungai Krueng Sawang mengalami perubahan. Lingkup penelitian ini meliputi kajian tentang ukuran butir sedimen, proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan sedimen yang menyusun dataran banjir di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode analisis ukuran butir yang dilakukan dengan mengambil sampel sedimen dataran banjir di 8 titik menggunakan tabung baja dengan kedalaman 100 cm dan dibagi per 20 cm dan selanjutnya dilakukan pengayakan yang akan memisahkan sedimen berdasarkan ukuran mesh. Analisis ukuran butir menghasilkan ukuran butir sedimen, yaitu pasir sedang, pasir halus dan pasir sangat halus yang kemudian dianalisis sehingga diketahui proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan sedimen yang menyusun dataran banjir, yaitu lingkungan fluvial dan fluvial - pantai serta lingkungan fluvial - pantai dan pantai.
Analisis indeks kualitas tanah di Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, Provinsi Aceh, Indonesia Juellyan*, Juellyan; Setiawan, Bambang; Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria; Rusdi, Muhammad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29180

Abstract

Kualitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat berfungsi dalam suatu ekosistem yang berhubungan dengan pencegahan erosi, daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan, dan pengurangan terhadap dampak negatif terhadap sumber daya air dan udara. Secara administratif lokasi penelitian berada di daerah Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie dengan koordinat 0530 U - 0532 U dan 9546 T - 9549 T. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai indeks kualitas tanah (SQI) agar mengetahui tingkat kualitas tanah. Metode pemetaan yang dilakukan berupa pemetaan kualitas tanah dengan menggunakan 6 parameter fisik tanah yaitu tekstur, kemiringan, fragmen batuan, bahan induk, drainase, dan kedalaman yang menghasilkan peta kualitas tanah dengan menggabungkan ke enam parameter. Hasil penelitian didapatkan bahwa secara keseluruhan terdapat dua tingkat kualitas tanah pada daerah penelitian yaitu kualitas sedang dan kualitas buruk.
Analisis pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon di daerah Peusangan dan sekitarnya, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh Adila, Nur; Muhni*, Akmal; Sartika, Dewi; Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria; Rangkuti, Nazla Syafitri; Karmel, Moehammad Ediyan Raza; Fadhly, Ahmad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 2 (2025): June 2025 (In Progress)
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v4i2.43767

Abstract

Daerah penelitian terletak di Kecamatan Peusangan dan sekitarnya di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Daerah tersebut yang memiliki prospek kandungan hidrokarbon ditandai dengan terdapatnya beberapa sumur produksi minyak bumi milik warga yang masih berproduksi, namun tidak adanya pengolahan limbah yang baik sehingga kemungkinan adanya pencemaran airtanah disekitar sumur minyak tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian, dan untuk mengetahui kondisi hidrogeologi daerah penelitian meliputi kedalaman muka airtanah, arah aliran airtanah, kondisi akuifer, dan pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon pada daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) metode yaitu metode pemetaan geologi, metode pemetaan hidrogeologi dan metode analisis minyak dan lemak terhadap sampel airtanah pada daerah penelitian. Kondisi bentang alam pada daerah penelitian terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu: Satuan Dataran Rendah, Satuan Dataran Rendah Pedalaman dan Satuan Perbukitan Rendah. Kondisi litologi pada daerah penelitian terbagi menjadi 4 (empat) satuan batuan yaitu: satuan endapan lempung, satuan batupasir, satuan batupasir karbonatan dan satuan batupasir gunungapi klastika. Hasil yang didapatkan dari analisis pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon dari 5 (lima) sampel airtanah bahwa sampel airtanah dengan kode sumur 3 merupakan airtanah yang paling tercemar dengan hasil analisis minyak dan lemak sebesar 271.254,0 g/L dan telah melewati baku mutu airtanah yang telah ditentukan, sedangkan untuk sampel airtanah dengan kode sumur 1, sumur 2, sumur 4 dan sumur 5 masih berada dibawah baku mutu airtanah yaitu 1000 g/L.
UNSUR TANAH JARANG PADA BATUPASIR: STUDI KASUS PADA BATUPASIR FORMASI RAMPONG DI DESA KETUKAH, GAYO LUES, ACEH Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria; Muhni, Akmal; Sartika, Dewi; Hapsari, Tika; Marvita, Yurda
Jurnal Geosaintek Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v11i2.2592

Abstract

Unsur tanah jarang (UTJ) semakin diminati dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan teknologi kendaraan listrik, industri hijau, dan industri lainnya. Indonesia memiliki potensi UTJ yang berkaitan dengan keberadaan batuan beku dan batuan sedimen. Penelitian pada batupasir Formasi Rampong di Ketukah, Gayo Lues menarik dilakukan karena batuan ini berasal dari pelapukan batuan granit. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui komposisi batupasir Formasi Rampong dan unsur – unsur kimia batuan, termasuk unsur utama dan UTJ. Metode yang digunakan meliputi analisis petrografi dan geokimia menggunakan teknik XRF dan ICP. Enam sampel petrografi diamati terdiri dari empat batupasir quartz arenite dan dua batupasir feldsphatic greywacke. Kedua jenis batupasir tersebut merupakan batuan yang tersusun dari dominan butiran, dengan komposisi matriks 2.5% - 4.5% pada batupasir quartz arenite dan 18.83% - 21.13% pada batupasir feldsphatic greywacke. Quartz arenite tersusun dari mineral kuarsa, sedikit litik dan muskovit, semen silika dan semen oksida besi. Feldsphatic greywacke terdiri dari kuarsa, K-Feldspar, plagioklas, fragmen litik, muskovit, semen silika serta semen oksida besi. Analisis geokimia mengungkapkan bahwa UTJ pada batupasir ini adalah Neodimium (Nd) berkisar antara 19.21 ppm hingga 23.81 ppm dan Praseodimium (Pr) berkisar antara 5.76 ppm hingga 5.89 ppm. Unsur tersebut diinterpretasikan terkonsentrasi dalam mineral lempung dan oksida besi dengan pengkayaan relatif rendah.
PROVENANCE ANALYSIS OF THE RAMPONG FORMATION SANDSTONE IN THE KETUKAH AREA, GAYO LUES, ACEH Sartika, Dewi; Gunarsih, Dina; Ahmad, Luthfi; Muhni, Akmal; Rahmatillah, Lia Fitria; Adhari, Muhammad Ridha
Indonesian Physical Review Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v7i1.261

Abstract

The research location is in Ketukah, Gayo Lues Aceh, which is composed of the Late Oligocene to Early Miocene Rampong Formation. Lithology includes sandstones, conglomerates, and mudstones. The study aims to determine the origin of the sandstones in the Rampong Formation. Provenance studies are beneficial in providing information for oil and gas exploration. The analysis is critical for understanding the sediment transport channel, the overall depositional pattern of the basin, and predicting the location of sand bodies in the basin. Because the Rampong Formation is located in the North Sumatra Basin, the availability of provenance information is useful in efforts to search for oil and gas potential in the future. In this research, we restrict the study to the provenance, which includes the tectonic setting, origin rock, and paleoclimate where these sandstones originate. The methods are geological mapping and petrographic analysis. In petrographic analysis, we use JMicrovision to calculate mineral composition. The results showed that the sandstones of the Rampong Formation are arenite sandstones, especially sub-arkosic and sub-lith arenite. They originate from a tectonic setting known as a recycled orogen, related to the subduction of Eurasia and the Indo-Australian plates.  The sandstones were formed from granite that had undergone low metamorphism in the Late Cretaceous to the Eocene period. In addition, the paleoclimate is humid.
DIAGENETIC STUDY BASED ON PETROGRAPHY: IMPLICATIONS FOR SANDSTONE POROSITY OF THE PEUNASU FORMATION, PULAU NASI, ACEH Gunarsih, Dina; Sary, Cut Afriyana; Muhni, Akmal; Rahmatillah, Lia Fitria; Sartika, Dewi
Indonesian Physical Review Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v8i1.357

Abstract

Diagenetic studies observe the process of changing sedimentary deposits into sedimentary rocks. This study is critical because it relates to the quality of rock porosity, which can be filled by fluid.  The analysis of the Peunasu Formation is interesting because previous researchers considered that the Tertiary sedimentary rocks in the Northwest Aceh Basin are equivalent to rock units in the petroleum system in the North Sumatra Basin and Mergui Basin. Meanwhile, studies on the Peunasu Formation, a tertiary sedimentary rock, still need to be completed. Therefore, this study was carried out to determine the characteristics and diagenetic processes in the sandstone of the Peunasu Formation. The method used is petrographic observation, which identifies the composition of rocks along with textures such as grain size, roundness, sorting, grain contact, and porosity. The results are that the Peunasu Formation sandstone is classified as sublitharenite, lithic greywacke, and litharenite. The diagenetic regime is mesogenesis. In the mesogenesis stage, the sandstone of the Peunasu Formation experiences compaction, cementation, and dissolution. The porosity of the Peunasu Formation sandstone, as determined by the percentage of pores, exhibits a range of 0.5% to 16.8%, categorizing it as ranging from negligible to moderate. Compaction reduces the intergranular porosity, while the dissolution of grains contributes to the formation of secondary porosity.
POTENSI DAN TANTANGAN PRODUKSI GARAM NASIONAL Akbar, Muhammad Arief; Adrian, Fahri; Rahmatillah, Lia Fitria
ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 1 No. 12 (2023): ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisplin, Desember 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/armada.v1i12.1085

Abstract

Indonesia, dengan kebutuhan garam nasional yang mencapai lebih dari 4 juta ton pada tahun 2022, menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi pasokan domestiknya. Ketergantungan pada impor garam yang besar, dikarenakan produksi dalam negeri belum mencukupi, menjadi salah satu masalah utama. Kualitas garam lokal yang belum memenuhi standar nasional (SNI) turut menjadi hambatan dalam industri garam Indonesia. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif komparatif bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab rendahnya produksi garam di dalam negeri. Temuan utama menunjukkan bahwa produksi garam nasional masih bergantung pada metode tradisional yang sangat rentan terhadap fluktuasi kondisi cuaca. Hal ini berdampak pada ketidakpastian dalam pasokan garam setiap tahunnya dan kualitas garam yang belum memadai untuk kebutuhan industri. Solusi yang diajukan untuk meningkatkan produksi garam nasional melibatkan penerapan metode produksi modern. Metode seperti penyemprotan (spray) dan penggunaan geomembran terbukti mampu mempercepat proses kristalisasi garam, memungkinkan waktu produksi yang lebih singkat antara 5 hingga 15 hari. Namun, kendati memberikan kemajuan signifikan, kedua metode tersebut belum sepenuhnya menjamin bahwa produksi garam akan sesuai dengan standar SNI untuk industri. Oleh karena itu, diperlukan upaya tambahan dengan memanfaatkan alat hidroekstraktor. Alat ini berperan dalam meningkatkan kandungan NaCl hingga 99,73%, memastikan bahwa garam yang dihasilkan sesuai dengan standar nasional untuk kebutuhan industri. Melalui inovasi metode produksi yang lebih modern serta penggunaan alat-alat yang dapat meningkatkan kualitas, Indonesia berharap dapat meningkatkan produksi garam nasional dengan standar yang memenuhi persyaratan industri, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendukung pertumbuhan ekonomi sektor garam di dalam negeri.