Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Literatur Review: Pengaruh Jenis Surfaktan terhadap Stabilitas Fisik Mikroemulsi Rafifa, Muthia; Zahra, Aliya Azkia; Putra, Hasan Etanov; Aini, Kania Nurul; Sabrina, Lina Maisa; Maulida, Verin Sakinah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains (in progress)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v7i1.14399

Abstract

Mikroemulsi adalah dispersi koloid transparan dengan viskositas rendah yang stabil secara termodinamika. Sistem ini terdiri dari fase minyak, fase air, surfaktan, dan kosurfaktan yang berperan penting dalam meningkatkan kelarutan obat dengan ukuran partikel yang sangat kecil. Surfaktan dan kosurfaktan merupakan komponen kunci dalam menurunkan tegangan antarmuka dan membentuk film fleksibel sehingga meningkatkan stabilitas formulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis surfaktan terhadap stabilitas fisik mikroemulsi dengan menggunakan metode literature review dengan sumber dari database online seperti Google Scholar dan PubMed. Surfaktan nonionik, seperti Tween 80 dan Span 80 merupakan surfaktan yang paling banyak digunakan karena keamanan dan toksisitas rendah. Pembuatan mikroemulsi dengan metode suhu tinggi menghasilkan ukuran globul lebih kecil, sedangkan suhu ruang menghasilkan ukuran globul lebih besar. Kosurfaktan, seperti propilen glikol dan PEG 400, membantu stabilisasi sistem dengan menurunkan tegangan antarmuka. Parameter lain, seperti pH dan viskositas juga dipengaruhi oleh jenis surfaktan dan zat aktif yang digunakan. Surfaktan nonionik memberikan hasil optimal dalam stabilitas fisik formulasi mikroemulsi. Variasi metode dan kecepatan pengadukan memengaruhi ukuran globul, sedangkan kosurfaktan memperbaiki fleksibilitas antarmuka. Formulasi dengan pH yang sesuai dan viskositas tinggi memperlihatkan stabilitas lebih baik. Surfaktan nonionik seperti Tween 80 dan kosurfaktan seperti PEG 400 adalah komponen utama dalam formulasi mikroemulsi yang stabil. Faktor metode pembuatan, pH, viskositas, dan jenis zat aktif berperan signifikan dalam menentukan kualitas dan stabilitas sediaan mikroemulsi. Simpulan, surfaktan nonionik seperti Tween 80 dan Span 80 paling banyak dipergunakan dalam formulasi mikroemulsi karena keamanan dan toksisitas rendah. Literature Review: Effect of Surfactant Type on the Physical Stability of MicroemulsionsAbstractMicroemulsions are thermodynamically stable, low-viscosity transparent colloidal dispersions. These systems consist of an oil phase, water phase, surfactants, and cosurfactants that are essential in improving the solubility of drugs with very small particle sizes. Surfactants and cosurfactants are key components in reducing interfacial tension and forming a flexible film, thereby improving formulation stability. This study aims to determine the effect of surfactant type on the physical stability of microemulsions using the literature review method with sources from online databases such as Google Scholar and PubMed. Due to their safety and low toxicity, nonionic surfactants, such as Tween 80 and Span 80, are the most widely used surfactants. The preparation of microemulsions using the high-temperature method results in smaller globule sizes, while room temperature results in larger globule sizes. Cosurfactants, such as propylene glycol and PEG 400, help stabilize the system by lowering the interfacial tension. Other parameters, such as pH and viscosity, are also affected by the type of surfactant and active substance used. Nonionic surfactants provided optimal results in the physical stability of the microemulsion formulation. Variations in stirring method and speed affected globule size, while cosurfactants improved interfacial flexibility. Formulations with appropriate pH and high viscosity showed better stability. Nonionic surfactants such as Tween 80 and cosurfactants such as PEG 400 are the main components in stable microemulsion formulations. The factors of the manufacturing method, pH, viscosity, and type of active substance play a significant role in determining the quality and stability of microemulsion preparations. In conclusion, nonionic surfactants such as Tween 80 and Span 80 are most widely used in microemulsion formulations due to safety and low toxicity.
Article Review: Formulasi dan Evaluasi Microneedle Mukoadhesif Buccal dengan Berbagai Metode Pembuatan Aini, Kania Nurul; Zahra, Aliya Azkia; Sabrina, Lina Maisa; Maulida, Verin Sakinah; Zulqifli, Iqbal; Rafifa, Muthia; Putra, Hasan Etanov
JURNAL PERTANIAN Vol 16, No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v16i1.5431

Abstract

Sistem penghantaran obat menggunakan microneedle mukoadhesif buccal menawarkan teknologi inovatif untuk mengirimkan obat secara minimal invasif melalui mukosa buccal. Dalam 10 tahun terakhir, berbagai metode pembuatan, seperti ablasi laser, pencetakan 3D, dan fotolitografi, telah menghasilkan peningkatan akurasi dan efisiensi struktur microneedle. Formulasi berbahan polimer seperti HPMC dan karbopol terbukti memberikan kekuatan adhesi tinggi, mendukung retensi obat yang lebih baik pada mukosa. Polimer alami seperti asam hialuronat dan kitosan berperan dalam hidrasi mukosa serta pelepasan obat yang terkontrol. Penelitian menunjukkan ukuran microneedle yang tepat berkontribusi terhadap efisiensi penetrasi dan pelepasan obat, dengan durasi pelepasan yang dapat disesuaikan dari hitungan menit hingga beberapa hari. Selain itu, formulasi tertentu mampu menghasilkan pelepasan obat dari hitungan menit hingga beberapa hari, tergantung kebutuhan terapi. Microneedle mukoadhesif buccal sangat efektif dalam pengobatan lokal, seperti ulkus oral, dan juga dapat memberikan efek terapeutik sistemik yang signifikan. Dengan kemampuan penghantaran obat yang presisi, efisiensi tinggi, dan minim rasa sakit, sistem ini memberikan alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Perkembangan teknologi pembuatan dan formulasi terus membuka peluang aplikasi yang lebih luas dalam berbagai kondisi klinis, menjadikan microneedle mukoadhesif buccal sebagai solusi unggulan untuk terapi obat masa depan. Kata Kunci: Buccal, Microneedle, Mukoadhesif
Analisis Komparatif Surfaktan dan Kosurfaktan serta Parameter Fisik Dalam Formulasi Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Berbasis Tanaman Herbal Sabrina, Lina Maisa; Zahra, Aliya Azkia; Aini, Kania Nurul; Maulida, Verin Sakinah; Putra, Hasan Etanov
JURNAL PERTANIAN Vol 16, No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v16i1.5432

Abstract

Penggunaan bahan dari tanaman herbal dalam formulasi SNEDDS menciptakan peluang baru dalam pengembangan obat yang lebih alami, namun tetap memberikan efek terapeutik yang maksimal. Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) merupakan teknologi penghantaran obat yang berkembang dengan cepat. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan kelarutan serta bioavailabilitas zat aktif yang sulit larut dalam air. Studi literatur ini bertujuan mengkaji formulasi SNEDDS yang memanfaatkan tanaman obat, dengan cara mengulas informasi dari artikel asli yang relevan berdasarkan hasil penelusuran. Penelusuran referensi dilakukan menggunakan beberapa situs web yang menyediakan jurnal ilmiah, seperti PubMed, dan Semantic Scholar dengan menggunakan beberapa kata kunci dan berdasarkan PICO. Beberapa tanaman yang dibuat dalam sediaan SNEDDS, seperti minyak jintan dan minyak zaitun, bawah putih tunggal, kulit manggis, temu mangga, daun kelor, dan tanaman lain dengan hasil karakteristik dan parameter fisik yang beragam. Parameter yang dihasilkan seperti nilai transmittan dengan rentang 84% sampai 100%, ukuran dan morfologi droplet pada rentang 10 nm sampai
Comparison of polymer types on physical evaluation of in situ ophthalmic gel preparations: A Review Putra, Hasan Etanov; Zahra, Aliya Azkia; Aini, Kania Nurul; Rafifa, Muthia; Maulida, Verin Sakinah; Sabrina, Lina Maisa
Jurnal Pijar Mipa Vol. 20 No. 3 (2025)
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v20i3.8630

Abstract

The development of temperature, pH, and ion-responsive in situ ophthalmic gels aims to enhance drug retention and release efficacy in the eye. Polymers such as Poloxamer (thermosensitive), Gellan Gum (ion-sensitive), and Carbopol (pH-sensitive) exhibit adaptive gelation mechanisms suited to ocular physiological conditions. Poloxamer forms a gel at body temperature, prolonging drug contact duration, while Gellan Gum creates a stable gel network through ionic interactions with lacrimal fluid, increasing viscosity and extending drug release. Carbopol, which transitions into a gel at neutral pH, provides optimal viscosity stability in the ocular environment. This study employs a literature review method, gathering data from indexed journals and scientific publications over the past 10 years. Evaluation results indicate that a combination of Gellan Gum and Methacrylated Gellan Gum at a concentration of 0.6% w/v yields the highest viscosity and encapsulation rate, with a contact time of up to 8 hours, making it an excellent formulation for long-term ophthalmic applications. This paper highlights the significant potential of in situ gels as drug delivery systems, optimizing ophthalmic therapy by enhancing drug viscosity and encapsulation stability.
INTERVENSI EDUKASI KESEHATAN TENTANG MILIARIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGETAHUAN SISWA DI MTS ANNIHAYAH KARAWANG Habsari, Silvana Aprilia Tri; Sabrina, Lina Maisa; Hermawan, Deri; Shadrina, Jahra Almas
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.50622

Abstract

Miliaria atau biang keringat merupakan kelainan kulit yang sering dialami remaja, terutama di daerah beriklim panas dan lembap seperti Karawang. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa gatal, ketidaknyamanan, dan gangguan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas edukasi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan siswa mengenai miliaria. Penelitian menggunakan desain pre-eksperimental dengan rancangan one group pre-test dan post-test. Sampel penelitian adalah siswa kelas IX MTs Annihayah Karawang yang dipilih secara total sampling. Intervensi dilakukan melalui penyuluhan interaktif di dalam kelas mengenai pengertian, faktor risiko, gejala, pencegahan, dan penatalaksanaan miliaria, serta dilengkapi dengan pemasangan poster edukatif di ruang UKS. Pengukuran pengetahuan dilakukan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan siswa, dari 65,52% kategori pengetahuan rendah sebelum intervensi menjadi 93,10% kategori pengetahuan baik setelah intervensi. Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi kesehatan berpengaruh secara bermakna terhadap peningkatan pengetahuan siswa mengenai miliaria. Edukasi kesehatan yang dilakukan secara interaktif dan didukung media visual dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan pemahaman remaja terhadap masalah kesehatan kulit, khususnya di wilayah beriklim panas dan lembap. Upaya edukasi semacam ini penting dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendorong perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan remaja.