Penguasaan keterampilan membaca dan berbahasa Inggris merupakan kompetensi fundamental yang esensial bagi peserta didik tingkat sekolah dasar. Meskipun demikian, sejumlah besar siswa menghadapi tantangan dalam kedua aspek keterampilan tersebut, yang dapat bersumber dari beragam faktor seperti rendahnya motivasi belajar, pendekatan instruksional yang kurang tepat, serta keterbatasan lingkungan yang kondusif untuk akuisisi bahasa. Studi ini ditujukan untuk memetakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam aktivitas membaca dan berkomunikasi lisan dalam bahasa Inggris, serta merumuskan pendekatan strategis untuk mengatasi kendala tersebut. Pendekatan metodologis yang diimplementasikan adalah investigasi deskriptif kualitatif dengan instrumen pengumpulan data meliputi pengamatan langsung, dialog terstruktur, dan kajian pustaka komprehensif. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa problematika membaca pada siswa SD umumnya berakar pada keterbatasan pemahaman fonologis, keterbatasan inventaris leksikal, serta minat literasi yang belum optimal. Di sisi lain, hambatan dalam kemampuan berbicara bahasa Inggris berhubungan dengan minimnya rasa percaya diri, kurangnya praktik komunikasi verbal, serta keterbatasan dalam aspek pengucapan dan struktur gramatikal. Beberapa intervensi strategis yang dapat diaplikasikan mencakup integrasi metode pembelajaran gamifikasi dan teknologi interaktif, pendekatan fonologis dalam pengajaran kemampuan membaca, serta implementasi teknik bermain peran dan naratif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal. Tidak kalah pentingnya, dukungan kolaboratif dari tenaga pendidik, lingkungan keluarga, dan institusi pendidikan menjadi elemen krusial dalam memfasilitasi peserta didik mengatasi tantangan dalam proses penguasaan keterampilan membaca dan berbicara bahasa Inggris. Dengan implementasi strategi yang terencana dan sistematis, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kompetensi literasi dan komunikasi verbal dalam bahasa Inggris secara progresif, sehingga mampu mengaplikasikan keterampilan bahasa tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari dengan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi.