Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Aktivitas Enzim Cholinesterase Serum dengan Metode Fotometri Teknik Sample Start dan Substrat Start Farha Salsabila Widigdo; Rohayati Rohayati; Zuri Rismiarti; Ani Riyani
Jurnal Medika Husada Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Medika Husada
Publisher : Akademi Analis Kesehatan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59744/jumeha.v4i2.74

Abstract

Cholinesterase examination related to liver function and carried out by kinetic photometric method with two type reagent addition techniques, namely sample start and substrat start. Both techniques are related to incubation time during examination which affects waiting time for laboratory service result. This study aims to determine comparison of serum cholinesterase activity measured by sample start and substrat start techniques. The research was conducted in May 2024 at Clinical Chemistry Laboratory of Bandung Polytechnic Health. The research using Paired Sample T-test of 30 serum samples measured cholinesterase activity at 405 nm wavelength photometer using sample start and substrat start techniques so that 60 research data were obtained. The result of Paired Sample T-test showed that serum cholinesterase activity with sample start technique had lower trend value than serum cholinesterase activity with substrat start technique and there was no clinical effect with an analytical difference in cholinesterase activity measured by both techniques indicated by the Sig value 0.000 and TE% < TEa% that 4.72% < 8.7%. Therefore, the sample start and substrat start techniques in photometric method of serum cholinesterase activity can be applied for daily testing because the difference in value of two techniques has no clinical effect.
PENGARUH VARIASI PELARUT EKSTRAKSI DAN DAYA SIMPAN TERHADAP KADAR ANTOSIANIN DALAM TES KIT UJI FORMALIN BERBAHAN DASAR UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L. Poir) Zuri Rismiarti
jurnal ATMOSPHERE Vol. 1 No. 1 (2020): ATMOSPHERE
Publisher : Teknik Kimia ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/atmosphere.v1i1.2779

Abstract

Formalin merupakan salah satu bahan pencemar kimia yang memberikan efek negatif bagi tubuh. Evaluasi dan monitoring peredaran makanan diperlukan untuk memastikan makanan yang dikonsumsi aman. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan tes kit uji formalin berbahan dasar ubi jalar ungu untuk memaksimalkan potensi alam dalam rangka membantu mengawasi peredaran makanan berbahaya. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah ekstraksi antosianin ubi jalar ungu, optimasi larutan ekstrak antosianin dengan formalin, uji daya simpan, dan uji validasi. Hasil menunjukkan ekstrak dengan pelarut etanol 96% memiliki warna coklat dengan pH 5 dan berwarna merah dengan pH 0 untuk ekstrak menggunakan pelarut etanol 96% dengan HCl 1,5 M. Hasil optimasi larutan ekstrak dengan formalin menunjukkan perubahan warna signifikan dengan perbandingan 1:10 pada ekstrak menggunakan pelarut etanol 96% dan 1:20 untuk ekstrak dengan pelarut etanol 96% dengan HCl 1,5 M. Pengujian daya simpan pada masing–masing pelarut menunjukkan bahwa ekstrak dengan pelarut asam lebih stabil daripada ekstrak yang menggunakan pelarut netral. Hasil uji validasi dapat diketahui bahwa ekstrak antosianin ubi jalar ungu mampu mengidentifikasi adanya kandungan formalin dalam makanan. Hasil perubahan warna signifikan pada pangan yang diuji ditunjukkan pada ekstrak antosianin dengan menggunakan pelarut bersifat asam yaitu etanol 96% dan HCl 1,5 M.
OPTIMASI PELARUT EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L. Poir) UNTUK DETEKSI BORAKS DALAM MAKANAN Zuri Rismiarti
jurnal ATMOSPHERE Vol. 3 No. 1 (2022): ATMOSPHERE
Publisher : Teknik Kimia ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/atmosphere.v3i1.4298

Abstract

Ekstrak antosianin dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) dapat dimanfaatkan untuk deteksi boraks dalam makanan. Dengan memanfaatkan ekstraks antosianin dari ubi jalar ungu maka pemakaian reagen kimia untuk deteksi boraks dalam sampel makanan dapat diminimilisir. Perbedaan dalam penggunaan pelarut dan perbandingan pelarut akan menghasilkan konsentrasi ekstrak antosianin yang berbeda. Oleh sebab itu dilakukan maserasi dengan menggunakan 2 pelarut yang berbeda. Maserasi 1 dilakukan dengan menggunakan pelarut dengan perbandingan 25:1:5 (etanol: asam asetat glasial: aquades) jumlahnya 100 mL. Untuk maserasi 2 dilakukan dengan pelarut HCl 1,5M yang dibuat dalam etanol pada volume 100 mL. Maserasi dilakukan selama 24 jam. Kemudian untuk menganalisa kadar antosianin masing-masing pelarut dilakukan dengan menggunakan metode antosianin monomerik melalui spektrofotometri (mg/L).Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kadar antosianin tertinggi dari ekstraksi ubu jalar ungu sebesar 11, 910 mg/L dalam 10 gram ubi jalar ungu basah dengan menggunakan maserasi 2.
THE INFLUENCE OF BLOOD VOLUME AND STORAGE DURATION ON THE ERYTHROCYTE SEDIMENTATION RATE (ESR) VALUE USING THE WESTERGREN METHOD Inna Marlina; Eem Hayati; Adang Durachim; Zuri Rismiarti; Ganjar Noviar
Journal of Vocational Health Studies Vol. 9 No. 2 (2025): November 2025 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V9.I2.2025.103-109

Abstract

Background: Hematological examination is conducted to determine the condition of blood and its components, which are used to establish a diagnosis, support a diagnosis, make a differential diagnosis, monitor disease progression, assess the severity of an illness, and determine the initial prognosis of a disease. Phlebotomy procedures in the pre-analytical stage are not always successful and sometimes encounter failure. Inappropriate anticoagulant administration can lead to erroneous hematological examination results, including Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) examination results. Purpose: This research aims to examine the influence of blood volume and storage duration on the Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) value using the Westergren method. Method: The Westergren method utilizes 5 venous blood samples with a ratio of blood volume to 3.8% anticoagulant at 4 : 1, 3 : 1, and 2 : 1, with sample storage durations of 0 and 3 hours at room temperature. Result: The average ESR values with a ratio of 4 : 1, at 0 hours, were 5.20 mm/hour and at 3 hours were 3.60 mm/hour. The average ESR values with a ratio of 3 : 1, at 0 hours, were 6.20 mm/hour and at 3 hours were 4.40 mm/hour. The average ESR values with a ratio of 2 : 1, at 0 hours, were 7.60 mm/hour and at 3 hours were 5.60 mm/hour. Conclusion: There is a significant influence of blood volume (p-value < 0.05) and storage duration (p-value = 0.05) on the Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) value using the Westergren method.