Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SUHU PENYIMPANAN DAN VARIASI KONSENTRASI EPINEFRIN BERKAITAN DENGAN NILAI AGREGASI TROMBOSIT METODE VELASKAR Fidya Istika Hasanah; Nina Marliana; Eem Hayati; Betty Nurhayati
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.297 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.761

Abstract

Pemeriksaan agregasi trombosit antara lain digunakan untuk menguji fungsi trombosit. Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan tes yang sangat sensitif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, konsentrasi sodium sitrat, jumlah trombosit, suhu penyimpanan, konsentrasi penambahan induktor, dan suhu reaksi. Pemeriksaan tes agregasi trombosit dilakukan dengan metode sediaan apus darah tepi yang ditemukan oleh Velaskar dan Chitre menggunakan induktor Epinefrin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dan suhu 2-8oC terhadap nilai agregasi trombosit yang diinduksi Epinefrin pada konsentrasi 0.10%, 0.08% dan 0.06% dengan metode Velaskar. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Desain penelitian yang dilakukan yaitu dibuat variasi konsentrasi Epinefrin dan variasi suhu penyimpanan pada suhu 25oC dan suhu 2-8 oC yang kemudian dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit pada sediaan apus darah tepi dengan metode Velaskar. Data penelitian diolah menggunakan uji statistik General Linear Model – Repeated measure. Hasil menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dan 2-8oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.10%, 0.08% dan 0.06% dan memperoleh nilai Sig. > 0.05. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.10% termasuk kategori normoagregasi. Nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.08% termasuk kategori hiperagregasi. Nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.06% termasuk kategori hipoagregasi. Nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 2-8oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.10%, 0.08% dan 0.06% termasuk kategori hiperagregasi.
VARIASI WAKTU PENCAIRAN FRESH FROZEN PLASMA PADA SUHU 37oC DAN 45oC TERHADAP NILAI PT DAN APTT Sendy Fadilla Oktora; Nina Marliana; Eem Hayati; Betty Nurhayati
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.555 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.778

Abstract

Waterbath merupakan metode pencairan yang saat ini paling banyak digunakan, yakni kantong FFP dimasukan kedalam kantong plastik bersegel dan dicairkan selama 30 menit dalam waterbath suhu 37oC. Untuk mempercepat waktu pencairan, FFP dapat dicairkan pada suhu yang lebih tinggi seperti 45oC karena tidak berdampak signifikan pada faktor pembekuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai PT dan aPTT pada FFP yang dicairkan pada suhu 45oC selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit dibandingkan dengan FFP yang dicairkan pada suhu 37oC selama 30 menit sebagai standar dan untuk mengetahui waktu optimum pencairan FFP yang dicairkan pada suhu 45oC. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Unit analisis adalah FFP normal golongan darah O. Hasil pengukuran PT dan aPTT di rata-ratakan dan dilakukan uji statistik Kruskall Wallis dan didapatkan p value PT sebesar 0,063 > 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan p value aPTT sebesar 0,001 > 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan. Uji statistik Mann Whitney dilakukan untuk mencari waktu pencairan optimum pada suhu 45oC dan didapatkan mean rank terendah PT pada pencairan FFP selama 15 menit dan mean rank terendah aPTT pada pencairan FPP selama 15 menit.
STABILITAS PRC DALAM LARUTAN ALSEVER BUATAN TERHADAP MORFOLOGI ERITROSIT DAN FRAGILITAS OSMOTIK Zhahrina Fauziyah; Eem Hayati; Betty Nurhayati; Nina Marliana
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.242 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.779

Abstract

Penyimpanan sel darah merah (eritrosit) dalam media pengawet berkaitan dengan penurunan ATP pada eritrosit hingga 80-90%, menyebabkan perubahan morfologi dan meningkatkan fragilitas osmotik. Larutan Alsever memiliki fungsi sebagai pengawet darah yang mengandung larutan garam isotonik untuk mempertahankan keseimbangan sel. Tetapi, larutan Alsever sulit didapatkan karena harganya cukup mahal, sehingga sebagai alternatif dapat membuat larutan Alsever sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas PRC dalam larutan Alsever buatan terhadap morfologi eritrosit dan fragilitas osmotik. Jenis penelitian ini adalah desain quasi eksperimen yang membandingkan antara metode penyimpanan PRC menggunakan larutan Alsever buatan sendiri dengan metode penyimpanan PRC menggunakan larutan Alsever komersial selama 15, 20, 25, 30 hari terhadap stabilitas morfologi eritrosit dan fragilitas osmotik. Indikator yang dilihat dari perubahan morfologi yaitu terbentuknya echinocytes dan crenated cell. Setelah diuji secara statistik dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara lama penyimpanan PRC dalam Alsever Buatan terhadap morfologi eritrosit dan fragilitas osmotik. Pada pemeriksaan morfologi eritrosit dan fragilitas osmotik PRC dalam Alsever Buatan stabil hingga hari ke-15 dan mulai terdapat perbedaan signifikan pada penyimpanan hari ke-20, sedangkan PRC dalam Alsever Komersial stabil hingga hari ke-20 dan mulai terdapat perbedaan signifikan pada penyimpanan hari ke-25.
PERANAN SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN FRESH FROZEN PLASMA (FFP) CAIR TERHADAP NILAI PROTHROMBIN TIME (PT) Fauziah Fajriyani; Eem Hayati; Nina Marliana; Betty Nurhayati
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.286 KB)

Abstract

Penyimpanan FFP cair dapat menyebabkan penurunan faktor koagulasi. Salah satu pemeriksaan faktor koagulasi yang digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama yaitu Prothrombin Time (PT) yang terdiri dari faktor VII, X, V, prothrombin dan fibrinogen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh suhu dan lama penyimpanan FFP cair terhadap nilai PT. Penelitian ini bersifat eksperimen semu dengan desain penelitian time series yaitu membuat variasi suhu penyimpanan di refrigerator (2-8ºC) dan suhu ruang (20-25ºC) dan variasi lama penyimpanan 18 jam, 24 jam, dan 30 jam pada Fresh Frozen Plasma (FFP) cair yang kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap nilai Prothrombin Time (PT) dengan 24 jam sebagai kontrol, dengan sampel FPP normal golongan darah O sebanyak 30 sampel. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan PT dianalisis menggunakan uji statistik Friedman dan Wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai Prothrombin Time (PT) tidak berkaitan dengan suhu dan lama penyimpanan Fresh Frozen Plasma (FFP) cair.
UJI STABILITAS PRC PARAMETER ERITROSIT DALAM LARUTAN ALSEVER BUATAN DENGAN PENAMBAHAN FORMALIN Zahrani Fadila Azmi; Betty Nurhayati; Eem Hayati; Eri Triakumara Maulana
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.26 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.793

Abstract

Penggunaan EDTA sebagai antikoagulan dapat diganti menggunakan larutan Alsever untuk masa simpan whole blood yang lebih lama dan diperlukan pula zat yang berfungsi memelihara membran sel di antaranya adalah formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas PRC parameter eritrosit dalam larutan Alsever buatan dengan penambahan formalin. Desain penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dengan membandingkan metode penyimpanan darah dalam larutan Alsever buatan yang ditambahkan formalin terhadap metode penyimpanan darah menggunakan larutan Alsever buatan untuk melihat stabilitas kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah dan indeks eritrosit dalam variasi waktu 0, 7, 14, 21, dan 28 hari, dari sampel PRC sebanyak 1 bahan pemeriksaan dari orang sehat. Pengamatan dilakukan menggunakan alat Hemanalyzer, kemudian hasilnya diuji secara statistik menggunakan uji General Linear Model-Repeated Measures dengan menghasilkan kesimpulan bahwa kadar hemoglobin dan nilai MCV pada PRC dalam larutan Alsever buatan tanpa formalin dan dengan penambahan formalin 0,5% stabil hingga hari ke-28. Nilai hematokrit dan MCHC pada PRC dalam larutan Alsever buatan tanpa formalin dan dengan penambahan formalin 0,5% stabil hingga hari ke-28, sedangkan dalam Alsever buatan dengan penambahan formalin 1% stabil hingga hari ke-7. Jumlah eritrosit pada PRC dalam larutan Alsever buatan tanpa formalin dan dengan penambahan formalin 0,5% stabil hingga hari ke-28, sedangkan dalam Alsever buatan dengan penambahan formalin 1% tidak stabil dari hari ke-7. Nilai MCH pada PRC dalam larutan Alsever buatan tanpa formalin dan dengan penambahan formalin 0,5% stabil hingga hari ke-21, sedangkan dalam Alsever buatan dengan penambahan formalin 1% tidak stabil dari hari ke-7.
THE EFFECTIVENESS OF PAPAYA LEAF EXTRACT (CARICA PAPAYA L.) AS AN ANTIAGGREGATION AGENT ON PLATELET COUNT AND PLATELET AGGREGATION: IN VITRO STUDY Ganjar Noviar; Eem Hayati; Riski Nur Ramadhani
Journal of Vocational Health Studies Vol. 9 No. 1 (2025): July 2025 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V9.I1.2025.38-46

Abstract

Background: In hypertensive patients, platelet hyperaggregation may lead to acute ischemic stroke, which can increase mortality or neurological deficits. Papaya (Carica papaya L.) has potential effect to mitigate complications arising from hyperaggregation, because its effectiveness as antiplatelet aggregants. Purpose: The aim of this study was to determine the effectiveness of papaya leaf extract as an antiaggregation on platelet count and platelet aggregation. Method: A quasi-experimental design was adopted observing platelet counts utilizing a hematology analyzer medonic M32 and assessing platelet aggregation values through the velaskar method. These assessments were conducted on citrated blood samples, including a control group, aspirin at 5 ppm, and a group with citrated blood augmented with papaya leaf extract at concentrations of 5 ppm, 10 ppm, and 15 ppm. Result: The platelet count in citrated blood was 186.000 cells/μL and platelet aggregation was 75%. When with aspirin at 5 ppm, the platelet count was 153.000 cells/μL and platelet aggregation was 71%. In ethanol extract from papaya leaves at 5 ppm, a platelet count of 160.750 cells/μL and platelet aggregation of 70% were exhibited. At 10 ppm, the platelet count was 149.125 cells/μL and platelet aggregation was 65%. At 15 ppm, the platelet count was 105.675 cells/μL and platelet aggregation was 56%. The results of the General Linear Model (GLM) test indicated that p (Sig.) < 0.05. Conclusion: The ethanol extract of papaya leaves can be used effectively as an antiplatelet agent, reducing both platelet count and platelet aggregation at minimum concentrations of 5 ppm and 10 ppm of papaya leaf extract.