Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

THE RELATIONSHIP BETWEEN PREECLAMPSIA AND LOW BIRTH WEIGHT (LBW) IN WONOSARI, GUNUNGKIDUL REGIONAL HOSPITAL Dwi Wahyuni; Elika Puspitasari
Epidemiology and Society Health Review (ESHR) Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/eshr.v3i1.2987

Abstract

Background: Globally, the infant and maternal mortality rate is still a severe problem because it was an indicator of national health – no exceptions for Indonesia. In 2017, the average infant mortality rate was 76 per 1,000 live births, while in Yogyakarta, it was 313 cases. The most common causes of infant and neonatal mortality were low birth weight babies (LBW) and sepsis. In 2018 in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital found 1,421 new-borns were normal, and 298 infants were experiencing LBW. This study aims to determine preeclampsia's relationship with the incidence of low-birth-weight babies (LBW) in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital Year 2018. Method: This research was conducted in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital, using quantitative analysis with a case-control approach. The case population was 280 and using the Slovin formula. We recruited 170 controls and 170 cases. Inclusion criteria used include (1) Babies born with low birth weight <2,500 grams; (2) a single fetus; and (3) recorded in the medical record at the hospital. Results: There was a significant relationship between preeclampsia with low-birth-weight babies (LBW) in Wonosari, Gunungkidul Regional Hospital 2018 with a p-value of 0.004 (p <0.05) and crude OR 2.114; 95% CI (1.268-3.523). Conclusion: Pregnant women with preeclampsia will be at greater risk of giving birth to a baby with LBW.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I Elika Puspitasari
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v12i2.9768

Abstract

Wanita dalam persalinan kala I didapatkan bahwa 60% primipara melukiskan nyeri akibat kontraksi uterus sangat hebat, 30% nyeri sedang. Pada multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan. Dukungan suami dan keluarga merupakan faktor eksternal dari support system dapat membantu mengurangi nyeri persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dan keluarga terhadap intensitas nyeri persalinan kala I. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisa bivariat menggunakan uji statistik Spearman. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami dan keluarga dengan intensitas nyeri persalinan Kala I dibuktikan dengan p-value 0,05 (0,018). Nilai koefisien korelasi (-0,396) menunjukkan hubungan yang negatif dimana semakin tinggi dukungan suami dan keluarga maka semakin rendah intensitas nyeri persalinan yang dirasakan oleh ibu bersalin. Saran bagi bidan yang bertugas di ruang bersalin khususnya diharapkan dapat memberikan asuhan manajemen nyeri persalinan lebih variatif sehingga ibu bersalin dapat terbantu menemukan koping nyeri yang sesuai.
Refreshing Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Program P4k di Wirokerten Banguntapan Bantul Elika Puspitasari; Menik Sri Daryanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v1i1.4476

Abstract

Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh masalah obstetric langsung yaitu perdarahan (33,4%), eklamsia (32%), dan keracunan kehamilan (23%). Faktor-faktor tersebut berpengaruh pada munculnya dua keadaan yang tidak menguntungkan yaitu ”Tiga Terlambat dan Empat Terlalu”. Dengan adanya pendataan ibu hamil melalui kunjungan pertama (K1), setiap ibu hamil dapat terpantau keberadaanya, sehingga perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dapat dilakukan sedini mungkin yaitu dengan melakukan kunjungan kedua pada trimester III (K4). Di Kelurahan Wirokerten Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul, pada tahun 2014-2017 terdapat 2 kejadian IUFD. Selain itu ibu hamil risiko tinggi dengan kekurangan energi kronis (KEK) di wilayah tersebut jumlahnya bertambah. Kader kesehatan di lokasi tersebut belum mampu menskrining maupun memonitor permasalahan kesehatan ibu dan anak secara tepat, sehingga perlu adanya refreshing terkait materi kesehatan ibu dan anak. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan pelatihan dan memberikan pendidikan kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sesuai dengan solusi yang ditawarkan yaitu: Kader memahami materi P4K, persiapan persalinan dan mampu mempraktikkan pemeriksaan tekanan darah, kader dapat pengaplikasikan materi tersebut ketika melakukan pendampingan pada ibu hamil yang ada di wilayah dusun masing-masing, dan kader mampu melakukan promosi kesehatan terkait persiapan persalinan dengan bantuan media. Pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa para kader sangat antusias dan senang diadakan refreshing kader kesehatan terkait program P4K.
IbM Pembentukan Community Breastfeeding Support (COMBRESSO) Berbasis Kader di Desa Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul Elika Puspitasari; Sholaikhah Sulistyoningtyas
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.767 KB)

Abstract

Dukungan khusus dari tenaga kesehatan terhadap program Peningkatan Pemberian ASI merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang dekat dengan komunitas dan berada di tengah masyarakat, dapat membantu memberikan asuhan dan informasi yang tepat terkait dengan permasalahan menyusui. Bidan bekerja sama dengan kader untuk menjangkau ke dalam masyarakat lebih dekat kepada ibu, anak beserta seluruh anggota keluarga. Bidan dan kader bergerak bersama serta lebih berdaya untuk meningkatkan derajat kesehatan. Solusi permasalahan mitra dengan membentuk Community Breasfeeding Support berbasis kader kesehatan dengan pengadaan pelatihan diharapkan mampu meningkatkan cakupan ASI eksklusif di wilayah mitra dan menambah pengetahuan para ibu menyusui. Luaran kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain kehadiran 100% peserta pelatihan, ketersediaan booklet dan pin peserta serta publikasi artikel di jurnal pengabdian masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan melalui pelatihan mempraktikkan tindakan pijat oksitosin, memberikan pendidikan untuk mitra, dan pembentukan kelompok pendukung ASI. Hasil dari pelatihan tersebut kader dapat mengaplikasikan materi pijat oksitosin pada ibu menyusui yang menjadi peserta dan kader mampu melakukan promosi kesehatan terkait ASI dan menyusui dengan bantuan media yang sudah dibagikan oleh pelaksana. Pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa peserta sangat antusias dengan diadakan penyuluhan seputar ASI dan pelatihan pijat oksitosin. Kader dapat mengaplikasikan keterampilan pijat oksitosin ketika ada ibu menyusui yang mempunyai keluhan ASI tidak lancar. Materi seputar ASI dan pijat oksitosin yang sudah didapat telah diberikan media pula oleh pelaksana berupa boklet sehingga dapat menjadi media ketika melakukan pendampingan pada ibu menyusui. Pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik, karena peserta sangat antusias serta perlengkapan dan media yang secara optimal.
The correlation between anemia and the incidence of premature rupture of membranes (prom) at regional Public Hospital Panembahan Senopati Bantul Suciana Indriani; Elika Puspitasari
International Journal of Health Science and Technology Vol 1, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.87 KB) | DOI: 10.31101/ijhst.v1i2.1097

Abstract

The incidence of premature rupture of membranes ranges from 5-10% of all partum. Preterm PROM occurs in 1% of all pregnancies, 70% of cases occur in term pregnancies and 30% of occurrence of PROM causes of premature birth. This study aimed to determine the correlation between anemia and the incidence of premature rupture of membranes at Regional Public Hospital of Panembahan Senopati Bantul in 2016-2017. The research design was analytic survey method using retrospective time approach. The sample technique used total sampling of 172 mothers with premature rupture of membranes. Based on data analysis it was found that partum women with mild anemia, as many as 155 respondents (90.1%), had premature rupture of membrane PROM 37 weeks, while partum women with moderate anemia, as many as 6 respondents (5.0%), experienced premature rupture of membranes PPROM 37 weeks . Chi Square statistical test results with a significant level of 0.05 obtained p value= 0.001 (p value 0.005). There was a correlation between anemia and the incidence of premature rupture of membranes at Regional Public Hospital of Panembahan Senopati Bantul in 2017. Health workers should provide good ANC services in order to prevent anemia that affects the incidence of premature rupture of membranes.
PENDAMPINGAN PROKES SISWA “SUKSESKAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS DI MASA PANDEMI” DI TK ABA SUMBERMULYO V Ririn Wahyu Hidayati; Elika Puspitasari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v5i1.11508

Abstract

Kondisi pandemi menimbulkan masalah di berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Pembelajaran daring yang telah dilakukan untuk Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar memunculkan masalah baru. Protokol kesehatan (prokes) selama masa Pandemi dan PTM percobaan ini menjadi hal yang sangat penting dan menjadi perhatian. Oleh karena itu dunia pendidikan mulai mencanangkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Prokes yang dilaksanakan di sekolah mengadop dari Dinas Kesehatan Sleman “CITA MAS JAJAR”. Kesadaran guru, orang tua untuk mengarahkan prokes pada anak yang masuk pembelajaran tatap muka merupakan kunci menjaga kesehatan anak. Terbukti dengan angka kejadian covid pada anak masih ada 12,6% terjadi di Indonesia. Sedangkan angka kematian akibat covid pada anak sebesar 0,15%. Hasil observasi di TK ABA Kedon masih menunjukkan kurangnya perhatian untuk prokes saat PTM berlangsung. Contohnya adalah praktik cuci tangan dilakukan siswa hanya menggosokkan handsanitaizer di tangan, masker masih sering dilepas-pakai, dan orang tua yang menganggap cuci tangan dengan air sudah cukup. Kondisi ini cukup menjadi perhatian untuk sekolah dan tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, tim pengabdian masyarakat menawarkan solusi yaitu pemberian pendampingan, pelatihan dan praktik terkait prokes selama PTM terbatas, memberikan promosi kesehatan melalui media poster, memfasilitasi sarana konsultasi, diskusi, dan sharing melalui forum media sosial.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG Riske Natalia Triyatnowati; Elika Puspitasari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v12i1.1927

Abstract

Data studi pendahuluan Puskesmas Kranggan Kabupaten Temanggung kunjungan KB tahun 2021 sebanyak 28 akseptor baru dan 155 akseptor lama total 183 akseptor. Terjadi penurunan jumlah kunjungan akseptor baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik akseptor KB dengan pemilihan metode kontrasepsi di Puskesmas Kranggan Kabupaten Temanggung. Studi ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua akseptor KB sebanyak 135 responden, menggunakan teknik sampling total sampling. Instrument penelitian menggunakan master table dengan mengambil data rekam medis akseptor KB. Analisa data menggunakan uji fishers exact. Usia ibu tidak berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi (p value 0,473), pendidikan ibu berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi (p value 0,000), paritas ibu tidak berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi (p value 0,930), dan pekerjaan ibu berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi (p value 0,006). Hasil penelitian ada hubungan pendidikan dan pekerjaan ibu dengan pemilihan metode kontrasepsi, bidan dapat meningkatkan upaya konseling untuk pemilihan metode kontrasepsi yang tepat.
Korelasi Jenis Persalinan terhadap Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir Rizqi Maulan Nisa; Elika Puspitasari; Andari Wuri Astuti
Voice of Midwifery Vol 13 No 2 (2023): Voice of Midwifery
Publisher : Lembaga Penerbit dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/vom.v13i2.212

Abstract

Asfiksia bayi baru lahir merupakan satu diantara penyebab kematian bayi baru lahir di negara berkembang. Beberapa penelitian menyebutkan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian asfiksia diantaranya yaitu faktor persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko faktor persalinan dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir di RSUD Bumiayu. Jenis penelitian adalah penelitian studi retrospektif dengan pendekatan case control study. Sampel adalah ibu yang melahirkan bayi dengan asfiksia dan ibu yang melahirkan bayi tidak dengan asfiksia. Cara pengambilan sampel yaitu dengan mengambil semua data rekam medik ibu yang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol, dengan besar sampel 172. Perbandingan kasus dengan kontrol 1:1. Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan statistic dengan uji chi square di peroleh p-value 0,068 (p˂0,005) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis persalinan (spontan, buatan) terhadap kejadian asfiksia bayi baru lahir di RSUD Bumiayu. Dengan nilai OR 1.754; 95%CI 0.959 – 3.209 yang artinya mencakup nilai lebih dari 1 merupakan factor resiko terjadinya kasus asfiksia yang berarti bahwa ibu yang melahirkan spontan mempunyai resiko 1.754 kali lebih besar untuk terjadinya asfiksia bayi baru lahir dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan persalinan buatan.
Faktor yang Menyebabkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di Puskesmas Depok 2 Halil, Asni; Puspitasari, Elika
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46815/jk.v12i1.126

Abstract

The gestation period begins when fertilization occurs, namely when the egg cells produced by the ovarium and sperm cells meet. Anxiety in pregnancy was a negative emotional state that involves worry about pregnancy such as one's condition and the condition of the fetus, the process of giving birth to be passed, and the problem of readiness to become a mother. This study aims to determine the relationship between age, educational, parity and occupational with anxiety levels. This type of research was a quantitative method using a cross-sectional approach. The population in this study were all third-trimester pregnant women with a sample size of 50 subjects. The research instrument used was HARS questionnaire. Bivariate analysis used was the chi-square statistical test. The results showed that most respondents experienced moderate anxiety (31 respondents: 62%). There were 33 respondents (66%) who become housewives. The majority of the last education of respondents was senior high school (39 respondents: 78%). The parity of respondents was primigravida in majority (28 respondents: 56%). There were 43 respondents (86%) in the age category of <20 and >35 years old. The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between work and the anxiety level of pregnant women (p-value 0.041), and there was no relationship between the anxiety level of pregnant women and age (p-value 0.340) parity (p-value 0.288), and education (p-value 0.553).
Overview of Breast Care Knowledge in Pregnant Women in the Third Trimester at Midwife's Independent Practice : A Case Study at PMB Anisa Mauliddina, Yogyakarta, Indonesia Ika Pratidina, Almira; Puspitasari, Elika
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 2 No. 03 (2023): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/bikk.v2i03.417

Abstract

Breast care during late pregnancy is an effort to facilitate breastfeeding and prevent issues that may arise during nursing, such as sore nipples, cracked skin, swollen breasts, and blocked milk ducts. This ensures that when the baby is born, the breasts can function effectively when needed. This research aims to assess the knowledge of breast care among third-trimester pregnant women. The research method employed is descriptive research with a cross-sectional approach. The population for this study consists of pregnant women who underwent antenatal care (ANC) examinations at PMB Anisa Mauliddina during February 2023, totalling 54 individuals. The sampling technique used was total sampling. The research findings indicate that most respondents are aged between 20 and 35, accounting for 47 respondents (87%). Regarding educational background, most respondents had attended college, with 20 respondents (37%), while the majority of respondents were not employed (homemakers), totalling 26 respondents (48.1%). Regarding knowledge, 48 respondents (88.9%) were classified as having good knowledge, while six respondents (11.1%) had sufficient knowledge. Among the age groups, the highest percentage of respondents with good knowledge were those aged 20 to 35, comprising 42 respondents (87.5%). Based on educational background, 19 respondents with a college education had good knowledge and based on employment status, 22 respondents who were not employed (homemakers) possessed good knowledge (45.8%). The results of this research can serve as a basis for comparison in future studies.