Stres akademik dan tekanan dari orang tua merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh mahasiswa, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kinerja akademik mereka. Berbagai macam tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa baik terkait akademik maupun non akademik. Salah satu tantangan yang berat ketika mahasiswa sudah berada pada tingkat akhir. Mahasiswa dituntut untuk bisa mengerjakan tugas akhir atau skripsi dan juga Praktek Profesi Lapangan (PPL). Ketidakmampuan pemenuhan tuntutan akademik ini pada akhirnya memicu reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi negatif. Maka dari itu, sebelum semakin jauh, penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester bawah. Apabila tidak diatasi dengan baik, maka dapat berujung kepada distres dan memperburuk kondisi akademik mahasiswa. Artikel ini mengeksplorasi peran konseling kelompok sebagai metode intervensi yang efektif dalam membantu mahasiswa mengatasi stres akademik dan tekanan dari orang tua. Melalui konseling kelompok, mahasiswa dapat berbagi pengalaman, mendapatkan dukungan emosional, serta mengembangkan strategi coping yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa konseling kelompok tidak hanya meningkatkan kesejahteraan psikologis tetapi juga memperkuat hubungan sosial di antara peserta. Dengan pendekatan yang melibatkan diskusi, latihan keterampilan, dan dukungan sosial, konseling kelompok dapat membantu mahasiswa mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kemampuan mereka dalammenghadapi tuntutan akademik. Artikel ini juga memberikan rekomendasi untuk pengembangan program konseling kelompok di institusi pendidikan sebagai upaya untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa. Hasil penelitian yang sudah dilakukan, bahwasanya Stres akademik bisa terjadi dikarenakan tuntutan dan tekanan dari orang tua yang semakin meningkat, apalagi jika tidak terdapat kesesuaian antara tuntutan atau tekanan orang tua dengan perolehan anaknya. Akibat tekanan dari orangtua yang meningkat akan dapat mengakibatkan siswa mengalami stres akademik.