Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ORANG DEWASA DI PUSKESMAS DUMBO RAYA Triana Oktaviany Tooy; Mohamad Zukri Antuke; Muchtar Nora Ismail Siregar; Sri Andriani Ibrahim; Sefry Markswel Pantow
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i2.11330

Abstract

Pendahuluan : Penularan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dipengaruhi oleh kualitas lingkungan, terutama kondisi rumah. World Health Organization (WHO) melaporkan ISPA sebagai masalah kesehatan global yang mayoritas terdapat di negara berkembang. Keadaan rumah yang tidak terpenuhi standar, yaitu ventilasi buruk, kelembaban tinggi, serta kebersihan rendah, berkontribusi pada peningkatan risiko ISPA. Penelitian berikut bermaksud dalam menganalisis kaitan pada kondisi lingkungan rumah dengan kejadian ISPA terhadap orang dewasa di kawasan kerja Puskesmas Dumbo Raya. Metode : Penelitian berikut menerapkan pendekatan observasional analitik dengan metode cross sectional. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini yaitu Stratified Random Sampling dengan jumlah akhir sampel sebanyak 90 sampel. Data dikumpulkan menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner yang telah divalidasi, lalu dilakukan uji bivariat untuk menganalisis hasil penelitian. Hasil : Analisis menyatakan jika kondisi ventilasi, kelembaban, kepadatan hunian, serta lantai rumah mempunyai kaitan signifikan pada kejadian ISPA (p-value < 0,05). Responden yang tinggal di rumah dengan ventilasi, kelembaban, kepadatan hunian, serta lantai yang tidak terpenuhi syarat mempunyai prevalensi ISPA yang lebih tinggi. Sebaliknya, kondisi langit-langit rumah tidak menyatakan kaitan signifikan pada kejadian ISPA (p-value = 1,000). Simpulan : Didapatkan jika keadaan lingkungan rumah yang tidak terpenuhi syarat, yaitu ventilasi, kelembaban, kepadatan hunian, serta lantai rumah, berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA pada orang dewasa, kecuali untuk kondisi langit-langit rumah yang tidak menunjukkan hubungan signifikan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mencari tahu faktor mana yang paling berpengaruh pada kejadian ISPA.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA PESERTA PROLANIS Nazla Sabania Salsabila Attamimi; Serly Daud; Yuniarty Antu; Sri Andriani Ibrahim; Muchtar Nora Ismail Siregar
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i2.11337

Abstract

Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan insulin, yaitu hormon yang mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Komplikasi kronis DM, seperti kerusakan pembuluh darah makrovaskuler dan mikrovaskuler serta disfungsi neurologis, dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Mencegah komplikasi diabetes memerlukan pengetahuan yang tepat, terutama bagi peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini berjumlah 207 peserta prolanis di Puskesmas Kota Gorontalo dan jumlah sampel sebanyak 136 peserta dan menggunakan teknik accidental sampling, serta tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan komplikasi penyakit diabetes melitus diukur dengan menggunakan kuesioner DKQ-24 (Diabetes Knowledge Quesioner). Hasil: Didapatkan sebagian besar responden dalam penelitian ini yaitu (41,2%) memiliki tingkat pengetahuan cukup terkait pencegahan komplikasi penyakit diabetes melitus, dan terdapat (38,2%) jumlah responden memiliki tingkat pengetahuan kurang, serta terdapat 20,6%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Simpulan: Gambaran tingkat pengetahuan tentang pencegahan komplikasi penyakit diabetes melitus pada peserta program pengelolaan penyakit kronis di Puskesmas Kota Gorontalo sebagian besar tergolong cukup. Dari penelitian ini diharapkan pihak Puskesmas dapat meningkatkan kegiatan edukasi yang lebih interaktif, seperti pelatihan atau workshop tentang pencegahan komplikasi DM, dengan menggunakan media yang menarik agar peserta Prolanis lebih mudah memahami materi.