Nurli Nurlinda
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendidikan Islam dan Critical Pedagogy Paulo Freire: Upaya Pemberantasan Korupsi Sistemik: Islamic Education and Paulo Freire's Critical Pedagogy: Efforts to Eradiate Systemic Corruption Nurli Nurlinda; Fadeli; Mohamad Ali
EDUCAN : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol. 9 No. 1 (2025): Curriculum and Teaching Methodology of Islamic Education (Teaching Qur'an, Hadi
Publisher : Prodi PAI, Fakultas Tarbiyah, UNIDA GONTORs Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/educan.v9i1.13382

Abstract

Korupsi di Indonesia diyakini telah menjadi bagian dari struktur sosial yang mengakar. ICW melaporkan bahwa angka kasus korupsi sepanjang 2023 mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan potensi kerugian negara mencapai Rp28,4 triliun. Korupsi merusak nilai-nilai integritas dan identitas suatu bangsa yang berujung pada penurunan kualitas perilaku manusia secara sistemik jika tidak diberantas. Upaya dalam bidang pendidikan Islam telah dilakukan melalui pendidikan karakter untuk membentuk individu yang menolak korupsi. Namun, upaya berbasis individu belum cukup untuk memberantas korupsi yang sistemik. Penelitian ini mengembangkan pendekatan pendidikan anti-korupsi yang tidak hanya membentuk moralitas individu, tetapi juga gerakan kolektif untuk melawan korupsi melalui integrasi teori Critical Pedagogy Paulo Freire dengan pendidikan Islam.   Pendekatan ini melibatkan tiga tahap; 1) Kesadaran Tauhid bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana. Allah menciptakan sistem kehidupan alam semesta berdasar sunatullah yang bergerak menuju keseimbangan. Korupsi merusak sistem keseimbangan yang harus dinetralisir berdasar kaidah hukum 2) Muhasabah sebagai sarana dialogis reflektif untuk memahami konsekuensi atas setiap tindakan dan hubungan antara korupsi dengan individu serta menegaskan bahwa perubahan dimulai dari setiap individu 3) Islam mengajarkan individu untuk memberi kontribusi positif kepada masyarakat melalui amar makruf nahi mungkar. Pendidikan tidak berhenti pada moralitas individu, tetapi berlanjut pada ikhtiar kolektif untuk memberantas korupsi sistemik.  
The Integrasi Tauhid, Biomimikri, dan Proses Desain Rekayasa: Kerangka Konseptual untuk Evaluasi Holistik dalam Pendidikan Islam Nurli Nurlinda
IQRO: Journal of Islamic Education Vol. 8 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/iqro.v8i2.7904

Abstract

Pendidikan tauhid kontemporer menghadapi berbagai tantangan, antara lain dominasi pendekatan normatif-dogmatis yang berfokus pada hafalan, dikotomi ilmu agama dan sains, serta krisis spiritual dan ekologi. Untuk menjawab persoalan tersebut, penelitian ini merumuskan blueprint instrumen evaluasi pembelajaran berbasis integrasi Tauhid, Biomimikri, dan Proses Desain Rekayasa (Engineering Design Process). Penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual melalui kajian literatur, analisis model pembelajaran, identifikasi indikator, penyusunan instrumen evaluasi, dan analisis konseptual. Hasil penelitian menghasilkan kerangka evaluasi dengan empat instrumen utama: (1) rubrik proses dan produk untuk menilai aspek kognitif, afektif, spiritual, dan kesadaran asma wa sifat, yaitu mengenal sifat Allah SWT melalui ayat kauniyah; (2) kuesioner refleksi siswa untuk mengukur kesadaran ulūhiyyah yaitu niat ibadah, rasa syukur, amanah, dan tanggung jawab khalifah; (3) lembar observasi guru untuk menilai keterampilan abad ke-21 seperti critical thinking, problem solving, kolaborasi sekaligus nilai itqān, doa, daya cipta, jihad dan tawakkal; (4) evaluasi produk atau prototipe yang menilai inovasi teknis, inspirasi biomimikri, keberlanjutan, manfaat, aplikabilitas, dan kesadaran rubūbiyyah, yakni pemahaman bahwa seluruh sistem alam tunduk pada rancangan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Analisis menunjukkan bahwa model Tauhid–Biomimikri–Proses Desain Rekayasa bersifat holistik, menilai capaian kognitif sekaligus internalisasi tauhid, etika ekologis, dan keterampilan abad ke-21. Blueprint ini menjadi dasar konseptual yang siap diuji secara empiris guna memperkuat paradigma pendidikan Islam sebagai rahmatan lil-'alamin.
FITUR GAMIFIKASI PADA QURAN DIGITAL Nurli Nurlinda; Hafidz
An Najah (Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan) Vol. 3 No. 6: November 2024
Publisher : Najah Bestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena kemunculan aplikasi Quran digital mengubah pola interaksi manusia dengan Al-Quran. Sebagian dari aplikasi tersebut telah menerapkan fitur gamifikasi diantaranya adalah Muslim Pro, Memorize Quran, Quran Majeed dan Tarteel. Penerapan gamifikasi pada aplikasi Quran digital membawa implikasi positif dan negatif terutama dalam mencapai esensi pendidikan Islam dan adab berinteraksi dengan Al-Quran. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan 1) bagaimana elemen gamifikasi diterapkan pada Quran Digital 2) bagaimana implikasi positif dan negatif penerapan gamifikasi pada Al-Quran digital, dan 3) panduan apa saja yang perlu diperhatikan dalam menerapkan elemen gamifikasi pada Al-Quran digital agar esensi dan nilai-nilai Islam tetap terjaga. Fitur gamifikasi seperti daily challange, level, progress bar, poin dan rewards adalah dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan pengguna untuk belajar Al-Quran dengan lebih konsisten, pengalaman belajar lebih menarik dan berfokus pada pengguna. Namun demikian fitur gamifikasi juga dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik, kurang khusyuk dalam belajar Al-Quran dan pemahaman materi yang dangkal. Strategi yang dapat dilakukan terhadap elemen gamifikasi pada Al-Quran digital untuk mempertahankan esensi nilai-nilai Islam diantarnya poin yang diperoleh pengguna dapat ditukar dalam bentuk donasi ke yayasan sosial. Dengan demikian pencapaian pengguna menjadi manfaat ke dalam kehidupan nyata. Umpan balik yang konstruktif berbasis dakwah. Hadiah diberikan dalam bentuk kabar gembira tentang keutamaan Al-Quran, analogi pahala, atau hadiah yang akan melahirkan kebaikan yang baru. Pemberian lencana diimbangi dengan pemberian amanah. Setiap kenaikan level dilakukan refleksi untuk menanamkan pemahaman yang dalam. Tantangan memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan unsur cerita yang sesuai nilai Islam seperti menegakkan keadilan, kerja keras, keseimbangan ekosistem dan pengelolaan kebersihan.