Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini L.) DALAM PENGOBATAN LUKA SAYAT PADA TIKUS JANTAN PUTIH (Rattus norvegicus) Aswan Pangondian; Zul Azhar Safruna; Zola Efa Harnis; Chindy Umaya; Athaillah Athaillah; Ovalina Sylvia Br. Ginting; Saddam Husein
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.870

Abstract

Kulit merupakan lapisan terluar yang melindungi tubuh dari rangsangan luar. kulit berfungsi melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Luka sayat merupakan luka yang terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Pengobatan luka sayat dapat dilakukan dengan memberi obat pada kulit yang terkena luka yang biasanya diberikan secara topical. penggunaan obat pada luka bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan kulit yang terluka. secara umum daun jamblang mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid, yang digunakan didalam dunia pengobatan seperti untuk antiradang, penahan rasa sakit, anti jamur. Senyawa flavonoid quersetin sebagai anti inflamasi mampu menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase sehingga proses penyembuhan fase inflamasi dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi salep ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini L) memiliki efektivitas pengobatan terhadap luka sayat. Sampel yang digunakan yaitu ektrak daun jamblang yang diambil dari Kecamatan mesjid raya, Kabupaten aceh besar, desa lamreh, provinsi Aceh. Hasil penelitian dilakukan dengan metode eksperimental diperoleh rata-rata penyembuhan luka sayat menggunakan ekstrak daun jamblang yaitu konsentrasi 20% merupakan konsentrasi yang paling efektif dibandingkan konsentrasi 10% dan 15%. Penyembuhan luka sayat hari ke -14 pada tikus putih, kontrol positif ialah 0.04 cm, basis salep dengan total penyembuhan luka 0.69 cm, kosentarasi 10% adalah 0.50 cm, konsentrasi 15% adalah 0.22 cm dan untuk konsentrasi 20% adalah 0.16 cm. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jamblang efektif dalam penyembuhan luka sayat dan Salep ekstrak daun jamblang dengan kosentrasi 20% merupakan formula sediaan yang paling evektif untuk penyembuhan luka sayat.
AKTIVITAS ANTIDIARE FRAKSI ETIL ASETAT BIJI LAMTORO (Leucaenae leucocephala (Lam) de Wit) TERHADAP TIKUS PUTIH Saddam Husein; Robiatun Rambe; Lintang Kautsar; Athaillah Athaillah; Aswan Pangondian
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.966

Abstract

Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam) de Wit) merupakan tanaman yang dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dimana tanaman ini dilaporkan memiliki berbagai aktivitas biologis yang salah satunya bermanfaat mengatasi diare. Metabolit sekunder dari lamtoro adalah alkaloid, flavonoid dan tanin yang memiliki aktivitas sebagai antidiare. Penelitian ini untuk menentukan aktivitas antidiare fraksi etil asetat biji Lamtoro yang diinduksi dengan oleum ricini terhadap tikus. Biji lamtoro diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 80%. Ekstrak etanol kemudian difraksinasi dengan pelarut etil asetat. Pengujian aktivitas antidiare fraksi etil asetat pada dosis 50, 100, 200, 400 mg/Kg bb dengan induksi oleum ricini dengan metode defekasi dengan diamati waktu timbul diare, frekuensi, konsistensi, berat feses dan durasi diare setiap 30 menit selama 6 jam dan metode transit intestinal dengan menentukan persentase jarak lintasan tinta cina. Loperamid 1 mg/kg bb digunakan sebagai kontrol positif dan Na-CMC 0,5% sebagai kontrol negatif. Fraksi etil asetat biji lamroto (FEABL) dapat menurunkan diare berdasarkan pengamatan metode defekasi. FEABL pada dosis 200 mg/kb BB dan 400 mg/Kg BB memiliki aktivitas yang tidak berbeda signifikan terhadap kontrol positif (P<0,05), sementara itu pada dosis FEABL 50 mg/kg bb tidak berbeda signifikan terhadap kontrol negatif (P<0,05). Pada metode transit intestinal FEABL dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB aktivitasnya dalam menghambat motilitas tidak berbeda signifikan dengan loperamid (P<0,05). FEABL berdasarkan pengujian aktivitas antidiare dengan memiliki efektivitas antidiare pada dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TUMBUHAN AKAR BALSEM (Polygala paniculata L.) DENGAN METODE DPPH (2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl) Aswan Pangondian; Robiatun Rambe; Nadya Rohma Ritonga; Saddam Husein; Athaillah Athaillah; Nur Aini Khairunnisa; Ovalina Sylvia Br. Ginting; Putra Chandra
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1249

Abstract

Tumbuhan akar balsem (Polygala paniculata L.) memiliki kandungan kimia seperti alkaloid, flavonid, tanin, saponin dan steroid . Berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas sehingga membantu memperlambat proses penuaan dini, menambah kekebalan tubuh terhadapa berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak akar balsem (Polygala paniculata L.) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental meliputi tahapan Penyiapan sampel, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, uji karakterisasi simplisia, uji skrining fitokimia, dan Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil ekstrak etanol menghasilkan % rendemen sebesar 15,8%. Dari hasil pengukuran aktivitas antioksidan diperoleh nilai IC50 ekstrak etanol akar balsem (Polygala paniculata L.) sebesar 6,92 ppm dan Vitamin C sebesar 1,38 ppm.Kesimpulan penelitian ini bahwa Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol akar balsem (Polygala paniculata L.) termasuk kategori sangat kuat.
Edukasi Cara Ekstraksi Kandungan Senyawa Alami dari Bahan Alam Dengan Metode Maserasi di SMP Pahlawan Nasional Medan Athaillah Athaillah; Aswan Pangondian; Putra Chandra; Saddam Husein
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi Januari 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i1.877

Abstract

Metode ekstraksi yang sederhana adalah maserasi yaitu teknik pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut, yang melibatkan beberapa tahap perendaman dan pengadukan pada suhu ruangan. Pentingnya pendidikan ilmiah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terletak pada perannya yang krusial dalam membentuk pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah. Salah satu aspek yang sangat signifikan adalah pemahaman terhadap ekstraksi bahan alam dengan metode maserasi. Metode kegiatan pengabdian masyarakat adalah pemberian edukasi dalam bentuk ceramah, demonstrasi dan diskusi. Hasil kegiatan ini adalah Siswa mendapatkan informasi dasar tentang ektraksi dengan metode maserasi dan memahami aplikasi metode ekstraksi dari bahan alam yang mempunyai khasiat obat dengan metode tersebut.
Sosialisasi Pembuatan Sabun Cuci Tangan Sebagai Sarana Peningkatan Kesehatan di Lingkungan SMP Pahlawan Medan Putra Chandra; Athaillah Athaillah; Aswan Pangondian; Saddam Husein; Ali Affan Silalahi; Robiatun Rambe
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i2.984

Abstract

Era seperti saat ini, keberadaan sabun cuci tangan dirasa penting sebagai media dalam membersihkan permukaan kulit tangan. Sabun cair pembersih tangan sebagai media pembersih yang dalam saponifikasi menggunakan penambahan zat lain ataupun tanpa penambahan zat lain yang tidak menimbulkan iritasi kulit tangan. Artikel ini berupaya memberikan gambaran dan penjelasan terkait program kerja pembuatan sabun cuci tangan yang meliputi proses, tahapan, hasil, dan manfaatnya. Metode penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif-eksplanatif. Data-data yang digunakan merupakan data primer yang didapatkan dari hasil observasi di lapangan, serta data sekunder yang didapatkan dari data-data penelitian terdahulu. Hasilnya masyarakat mendapatkan wawasan terkait proses pembuatan sabun cuci tangan dan lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan tangan khususnya dimasa seperti saat ini. Selain itu juga dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam penerapan kebersihan diri untuk meningkatkan Kesehatan dilingkungan.
SOCIALIZATION OF MAKING TRADITIONAL BALSAM FROM NATURAL INGREDIENTS GINGER (Zingiber officinale) AS AN ANTI-PAIN MEDICINE IN TANJUNG REJO VILLAGE, PERCUT SEI TUAN DISTRICT Putra Chandra; Athaillah Athaillah; Saddam Husein; Ali Affan Silalahi; Nur Aini Khairunnisa; Gabena Indrayani Dalimunnthe; Ovalina Sylvia Br. Ginting
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v5i1.1424

Abstract

Ginger (Zingiber officinale) is one of the plants used as a medicine that has various benefits for public health. Traditionally, ginger is often used by pounding it and applying it to the affected body part to relieve pain and various other complaints. In addition, ginger can also be processed into a balm preparation that is more practical and easy to use. The purpose of this community service activity is to provide education to the people of Tanjung Rejo Village, Percut Sei Tuan District, North Sumatra, regarding the use of ginger in the form of a balm preparation. The ginger balm distributed to participants was made in the Pharmacy laboratory of the Haji University of North Sumatra. The community service methods used were education and lectures. The results of the activity showed that the material presented about the use of ginger in the form of a balm and how to make the preparation could be well understood by the participants. Participants were also interested in trying to make it independently. This shows that this community service activity has succeeded in increasing the knowledge and skills of the community in utilizing ginger as a medicinal plant.