p-Index From 2020 - 2025
1.066
P-Index
This Author published in this journals
All Journal FORTE JOURNAL
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FORMULASI KRIM MINYAK ALPUKAT (Avocado oil) DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAP XEROSIS PADA TUMIT KAKI Febia Sari; Didi Nurhadi Illian; Ovalina Sylvia Br. Ginting
FORTE JOURNAL Vol 2 No 2 (2022): Edisi Juli 2022
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v2i2.393

Abstract

Xerosis is dry and cracked skin condition commonly in heel caused by losing of water content in stratum corneum skin lipid and natural moisturizing factor.The purpose of this study is to formulate a cream for treatment of xerosis in heel using avocado oil,consisted of avocado oil, cera alba, liquid paraffin, borax, BHT and methyl paraben. Avocado oil concentrations used were 10; 12.5; 15; 17.5 and 20%. Examination of the avocado oil creams include homogenity, measurement of pH, emulsion type, and the stability of the preparation. Stability parameters were odor, color and phase separation during storage of 12 weeks. Activity test of the preparations were performed on xerosis in heel twice a day in every day for 4 weeks. The effectiveness of the cream was tested on 21 volunteers who have xerosis on the heel for 4 weeks. The safety of cream was determined by irritation test used usage test that conducted on 10 volunteers.The results showed that avocado oil could be formulated into a cream preparation that was homogeneous and stable during 12 weeks of storage. Irritation test conducted on 10 volunteers showed that no one got irritation on the skin. Cream with avocado oil concentration of 10% had been able to restore xerosis in heel. The best skin recovery of xerosis in heel visible in avocado oil concentration of 20%. The conclusion of this study is avocado oil could be formulated in a cream. The cream didn’t induce irritation and application of the cream for 4 weeks.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL DARI SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne Putra Chandra; Fahma Shufyani; Athaillah Athaillah; Ovalina Sylvia Br. Ginting; Mustaqim Nasution
FORTE JOURNAL Vol 3 No 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i2.631

Abstract

Serai (Cymbopogon citratus) mengandung Alkaloid, Flavonoid, dan beberapa monoterpene. Zat-zat ini berfungsi sebagai antiprotozoal, anti-inflamatori, antimikrobial, antibakterial, anti-diabetik, antikolinesterase, molluscidal, dan antifungal. Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif berbentuk batang dan merupakan flora normal kulit yang ikut berperan dalam pembentukan jerawat, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri emulgel ekstrak serai (Cymbopogon Citratus.) pada semua konsentrasi yang dapat memberikan efek sebagai antibakteri serta membandingkan efektivitasnya dengan Veril Gel.  Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental terdiri dari penyiapan sampel, identifikasi sampel, pembuatan ekstrak serai, skrining fitokimia, Formulasi sediaan emugel F0 : basis emulgel, F1(1%), F2(3%) dan F3(5%), evaluasi terhadap sediaan emulgel meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji cycling test, uji tipe emulsi serta uji aktivitas efek antibakteri, penelitian dilakukan di Lab Mikrobiologi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Haji Smuatera Utara Hasil ekstrak serai diperoleh rendemen ekstrak sebesar 13%. Hasil uji skrining fitokimia terhadap flavonoid, saponin, terpenoid, tanin adalah positif, dan alkaloid negatif. Hasil Evaluasi sediaan emulgel diperoleh hasil untuk uji organoleptis Emulgel F0,F1,F2,F3 memiliki bentuk setengah padat, F0 memiliki warna putih susu, F1 memiliki warna putih kecoklatan, F2,F3 memiliki warna coklat, F0 memiliki bau tween 80, dan F1,F2,F3 memiliki bau khas ekstrak serai. Hasil uji homogenitas emulgel F0,F1,F2 dan F3  adalah homogen. Hasil uji pH memiliki pH rata rata 5,6. Hasil uji cycling test sediaan emulgel tidak memisah. Hasil uji tipe emulsi membentuk tipe emulsi M/A, dan hasil uji antibakteri pada sediaan emulgel F0,F1,F2,F3 tidak memiliki daya hambat. Sedangkan Veril gel sebagai kontrol (+) memiliki daya hambat sebesar 3,5mm Kesimpulan Emulgel ekstrak Serai (Cymbopogon citratus.) dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan emulgel yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi sediaan. Akan tetapi uji daya hambat Pada Sediaan emulgel ekstrak etanol serai tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Hal yang menyebabkan tidak adanya daya hambat antibakteri pada sediaan emulgel yang telah diuji pada bakteri Propionibacterium acne hal ini dikarenakan rendahnya konsentrasi ekstrak serai yang diformulasikan kedalam sediaan emulgel sehingga tidak terdapatnya daya hambat.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SABUN SARI PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI PELEMBAB Gabena Indrayani Dalimunthe; BJ Sutrisna; Zulmai Rani; Ovalina Sylvia Br. Ginting
FORTE JOURNAL Vol 4 No 1 (2024): Edisi Januari 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i1.800

Abstract

Sabun adalah campuran senyawa natrium dan asam lemak yang digunakan untuk membersihkan tubuh, yang menghasilkan busa dengan atau tanpa bahan lain dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Penelitian ini memanfaatkan sari buah pepaya untuk pembuatan sabun padat. Tanaman pepaya mengandung vitamin C, polifenol, dan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sari buah pepaya dapat digunakan untuk membuat sabun sari pepaya dengan berbagai konsentrasi. Uji organoleptis, homogenitas, stabilitas busa, uji pH, iritasi, dan penguji kulit adalah bagian dari penelitian ini. Hasil uji organoleptis terhadap sabun fisik termasuk warna, bau, dan bentuk memenuhi persyaratan. Setelah uji homogenitas, busa sediaan sabun sari pepaya yang dibuat memenuhi persyaratan 0,22-0,25%. Nilai pHnya adalah 9-11, dan tidak menyebabkan iritasi kulit. Sari pepaya (Carica papaya L) dapat diformulasikan menjadi sabun padat dengan konsentrasi 8 gram sari pepaya formula 1 dan 24 gram sari pepaya formula 2 sesuai dengan uji mutu fisik sabun menurut SNI 3532-2016.
ESTIMASI BIAYA OBAT SISTEM SALURAN NAFAS YANG TIDAK DIGUNAKAN PADA PROGRAM PENGEMBALIAN OBAT DI YOGYAKARTA Nadya Putri Auliya; Susi Ari Kristina; Ovalina Sylvia Br. Ginting
FORTE JOURNAL Vol 4 No 1 (2024): Edisi Januari 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i1.811

Abstract

Obat rusak dan kadaluarsa yang menumpuk di rumah tangga dapat berpotensi terhadap penggunaan obat yang tidak terkontrol oleh masyarakat. Selain itu obat sisa yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan pemalsuan obat di pasaran. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mengambil data dari apotek yang bekerjasama dengan BPOM dalam Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta. Data obat yang dikumpulkan yaitu data pembuangan sampah obat dari bulan November - Desember 2020 menggunakan form pengumpulan data yang berisi nama obat, potensi, bentuk sediaan, jumlah sisa dan harga obat. Obat kategori terapi system saluran nafas yang  terkumpul pada Program Buang Sampah Obat sebanyak 39 item dengan. Nilai ekonomi obat kategori system saluran nafas pada penelitian ini yaitu sebesar Rp. 1.028.378 (15,8%). Obat dengan kelas terapi system saluran nafas merupakan obat bebas ketiga terbanyak yang terkumpul dalam program. Nilai ekonomi sisa obat yang terkumpul dalam program dapat dinilai sebagai pemborosan. Tingginya obat sisa pada kelas terapi system saluran nafas bisa terjadi di musim tertentu seperti musim hujan. Hal ini di akibatkan karna pada musim penghujan biasanya muncul penyakit saluran nafas sehingga permintaan obat pada penyakit tersebut meningkat.
UJI EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini L.) DALAM PENGOBATAN LUKA SAYAT PADA TIKUS JANTAN PUTIH (Rattus norvegicus) Aswan Pangondian; Zul Azhar Safruna; Zola Efa Harnis; Chindy Umaya; Athaillah Athaillah; Ovalina Sylvia Br. Ginting; Saddam Husein
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.870

Abstract

Kulit merupakan lapisan terluar yang melindungi tubuh dari rangsangan luar. kulit berfungsi melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Luka sayat merupakan luka yang terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Pengobatan luka sayat dapat dilakukan dengan memberi obat pada kulit yang terkena luka yang biasanya diberikan secara topical. penggunaan obat pada luka bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan kulit yang terluka. secara umum daun jamblang mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid, yang digunakan didalam dunia pengobatan seperti untuk antiradang, penahan rasa sakit, anti jamur. Senyawa flavonoid quersetin sebagai anti inflamasi mampu menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase sehingga proses penyembuhan fase inflamasi dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi salep ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini L) memiliki efektivitas pengobatan terhadap luka sayat. Sampel yang digunakan yaitu ektrak daun jamblang yang diambil dari Kecamatan mesjid raya, Kabupaten aceh besar, desa lamreh, provinsi Aceh. Hasil penelitian dilakukan dengan metode eksperimental diperoleh rata-rata penyembuhan luka sayat menggunakan ekstrak daun jamblang yaitu konsentrasi 20% merupakan konsentrasi yang paling efektif dibandingkan konsentrasi 10% dan 15%. Penyembuhan luka sayat hari ke -14 pada tikus putih, kontrol positif ialah 0.04 cm, basis salep dengan total penyembuhan luka 0.69 cm, kosentarasi 10% adalah 0.50 cm, konsentrasi 15% adalah 0.22 cm dan untuk konsentrasi 20% adalah 0.16 cm. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jamblang efektif dalam penyembuhan luka sayat dan Salep ekstrak daun jamblang dengan kosentrasi 20% merupakan formula sediaan yang paling evektif untuk penyembuhan luka sayat.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN WASH OF MASK CLAY DARI EKSTRAK KULIT BUAH PISANG BARANGAN (Musa paradisiaca L.) SEBAGAI PENCERAH KULIT WAJAH Athaillah Athaillah; Alisa Wani Mega Putri; Putra Chandra; Ovalina Sylvia Br. Ginting
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.994

Abstract

Wash of mask adalah masker yang penggunaannya dengan mengoleskan kekulit wajah dan dibilas. Wash of mask berupa clay, krim, gel, dan bubuk.  Wash-off mask  dengan tipe clay telah banyak digunakan karena kemampuannya yang mampu meremajakan kulit dan mencerahkan kulit. Perubahan kulit terasa  ketika memberikan efek yang menarik lapisan kulit ketika masker mengering. Untuk mengetahui adanya senyawa aktif yang berfungsi sebagai pencerah kulit wajah dari ekstrak kulit buah pisang barangan (Musa paradisiaca L..). Untuk mengetahui ekstrak kulit buah pisang barangan (Musa paradisiaca yang dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan wash of Mask. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental.dengan memformulasikan sediaan Wash of mask Clay ekstrak etanol kulit pisang dengan konsentrasi 0% (F0); 6% (F1) ; 8% (F2); 10% (F3). Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis , uji homogenitas, uji pH, uji waktu sediaan mengering, Uji Stabilitas, uji daya sebar  dan Uji Iritasi. Sediaan Wash of mask clay yang dihasilkan memiliki konsentrasi optimum yaitu uji Organoleptis, uji Iritasi,uji pH memenuhi syarat sedangkan uji homogenitas, uji waktu sediaan mengering, uji stabilitas dan uji daya sebar  tidak memenuhi syarat. Uji homogentitas pada F3 memiliki partikel partikel kecil yang mengakibatkan sediaam tidak homogen. Uji waktu sediaan mengering pada F3 terjadi pada menit ke 35, waktu terbaik berkisaran 15-30 menit.  Uji stabilitas pada F1 dan F3 memiliki perubahan pada sediaan dari berbau pisang menjadi bau asam, dan munculnya gumpalan gumpalan. Ekstrak kulit buah pisang barangan ( Musa paradisiaca L. ) mengandung  senyawa  Flavonoid dan Vitamin C  yang berfungsi sebagai pencerah kulit  Wajah. Formulasi Optimum adalah formulasi 2 dengan konsentrasi 8%.