Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola terkait harga lahan berdasarkan beberapa parameter terkait yang akan diuji. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang menekankan pada pendekatan positivistik dalam bentuk perkembangan atau prediktif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei primer dan sekunder. Adapun data-data yang akan dipakai antara lain data kependudukan, data fisik alam, ketersediaan fasilitas umum, data harga lahan, data jarak, dan data peta yang terkait dengan analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya harga lahan di Kecamatan Klego dipengaruhi oleh kondisi eksisting, seperti letak/posisi lahan, penggunaan lahan, dan jaringan jalan. Nilai lahan dengan harga tinggi di Kecamatan Klego berada pada kanan kiri jalan utama yaitu jalan kolektor primer penghubung Kota Salatiga - Gemolong, serta jalan lokal penghubung Kecamatan Klego dan Kecamatan Simo meliputi Desa Bade, Banyuurip, Blumbang, Karangmojo, Klego, dan Sumberagung. Penggunaan lahan dengan jenis perdagangan jasa/komersil, industri, dan permukiman memiliki kecenderungan nilai lahan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan berupa semak belukar, tegalan/ladang, dan sawah. Berdasarkan hasil analisa dihasilkan rangking kisaran harga lahan di Kecamatan Klego berada pada kisaran harga Rp <100.000 seluas 4.128,16 Hektar (73%), Rp 100.000 - 200.000 seluas 796,70 Hektar (14%), Rp 200.000 - 500.000 seluas 491,33 Hektar (9%), Rp 500.000 - 1.000.000 seluas 136,19 Hektar (2%), dan Rp 1.000.000 - 2.000.000 seluas 4.128,16 Hektar (1%).