Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Bentuk Keterlibatan Masyarakat Dalam Upaya Penghijauan Pada Kawasan Hunian Padat di Kelurahan Serengan - Kota Surakarta Rubiantoro, Eko Anton; Haryanto, Ragil
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA Vol 9, No 4 (2013): JPWK Vol 9 No 4 December 2013
Publisher : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota,Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.007 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v9i4.6679

Abstract

Greening is an important activities that should be carried out conceptually in dealing the environmental crisis. Serengan Village is one of the kampung which is actively supporting the greening program in Surakarta. Community and relevant stakeholders have committed various greening activities efforts to rescue the environment in Serengan. The purpose of this study is to examine how the forms of community involvement in the greening efforts in high density residential areas in Serengan, Surakarta. This research was conducted using quantitative and qualitative approach with case study research strategy. Based on our research, we have knowed that the society has been involved in the planning, providing, maintening, and supervision of the greening activities. Serengan community assessed that the condition of the green space in the village is very minimal at this time. The greening activities was performed by community in various motives, such as: to increase the ecological value, to improve the aesthetic value, to get the economic benefit, and  to support the government programs. The existence of stakeholders consisting of City Government, Local Government, Non-Government Institutions, Private/CSR, and Green Community/Academics have greatly contributed helping the development of greening activities in the study area.
Sosialisasi Penyusunan Buku Profil dan Pemetaan Komunitas Ekonomi Kreatif di Kabupaten Semarang Septa Yudha Ardiansyah; Eko Anton Rubiantoro
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 4 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i4.3896

Abstract

Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Salah satu permasalahan yang dihadapi industri ekonomi kreatif adalah partisipasi dan sinergi para pemangku kepentingan secara keseluruhan belum cukup kuat. Kegiatan pemetaan dan penyusunan buku ini dilandasi pentingnya pemetaan sosial (social mapping) yang berlandaskan aspek informasi keruangan (Sistem Informasi Geografis). Metode yang digunakan adalah pendekatan secara partisipatif dan pendekatan secara spasial (pemetaan). Dengan terpetakannya seluruh potensi dalam komunitas ekonomi kreatif, diharapkan dapat saling berkoordinasi dan bekerjasama antar lembaga pemerintah, pelaku usaha dan institusi pendidikan dalam memajukan sektor-sektor ekonomi kreatif daerah secara bersama-sama. Hasil yang dicapai adalah masyarakat dapat mengetahui seluruh sebaran potensi daerah melalui penyusunan buku profil dan peta.
KAJIAN KONSERVASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PADA KORIDOR JL. KEPODANG KOTA SEMARANG Eko Anton Rubiantoro
Jurnal Riptek Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1928.316 KB) | DOI: 10.35475/riptek.v12i1.19

Abstract

The city of Semarang is rich in heritage objects. The existence of cultural heritage buildings in the Old City of Semarang for decades has suffered damage due to the age factor of buildings and natural factors such as: floods, rob and sea water intrusion and extreme weather. Another factor that causes damage or disappearance of cultural heritage buildings is to become a victim of development that is oriented to capital power. Learning from experience, the Semarang City Government has made several efforts to maintain the existence and existence of existing cultural heritage buildings. The effort was initiated by the issuance of Mayor Decree 650/50/1992 for 102 ancient or historic buildings in the city of Semarang that are worth protecting. Subsequently followed by the issuance of the Semarang City Regulation Number 16/2003 concerning the Old City Building and Environment Planning System. The Semarang City Government has collaborated with various elements of the community to make conservation efforts in several cultural heritage buildings in the Old City Region of Semarang. The type of conservation that is carried out as much as possible maintains the condition of the existing building forms, namely through preservation and restoration / rehabilitation. Conservation needs to be continuously improved through collaboration between the Government, Area Management Organizations, Building Owners and Investors. The Semarang City Government needs to continue to play an active role in conservation activities, especially related to policies and funding side.
Perhitungan Struktur Atap Gedung Pabrik Lulu Sayung Apriyanto Budhi Wibowo; Eko Anton Rubiantoro; Baswindro Baswindro
Neo Teknika Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 No 2 Desember 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i2.1975

Abstract

Penutup atap adalah fungsi bangunan yang paling vital. Penutup atap merupakan rangkaian kuda kuda konstruksi untuk dapat menutup atap. Banyak peranan disini terutama pada kuda-kudanya, sebagai elemen pendukung. Bagaimana jika suatu bangunan apabila tidak ada struktur atapnya, maka bangunan tersebut akan sangat tidak ideal tentunya. Sebagai penunjang untuk struktur atap sendiri dilihat dari kuda-kudanya, ada yang memakai profil baja jika dirasa bentangan tersebut panjang. Tentunya untuk pembangunan gedung tidak memakai kuda-kuda kayu, karena kuda-kuda kayu sendiri dengan bentang maksimal 9 meter. Tentunya sangatlah tidak seragam apabila suatu bangunan gedung memakai kuda-kuda kayu. Oleh karena itu hal yang paling ideal untuk penutup atap suatu bangunan gedung dengan memakai kuda-kuda baja dan profil-profilnya. Kata Kunci : kuda-kuda, profil baja, penutup atap
Upaya-Upaya Perlindungan Dan Konservasi Sember Daya Air Di Kabupaten Boyolali Eko Anton Rubiantoro; Indah Susilowati
Neo Teknika Vol 9, No 1 (2023): Jurnal Neoteknika Volume 9 No 1 Juni 2023
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v9i1.2047

Abstract

Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air adalah upaya pengamanan sumber air dari kerusakan yang ditimbulkan, baik akibat tindakan manusia maupun gangguan yang disebabkan oleh daya alam. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air juga merupakan upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan,  sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun generasi yang akan datang. Konservasi sumberdaya air dapat dilakukan melalui konservasi lahan dengan salah satunya melalui kegiatan penghijauan dengan tujuan meningkatkan fungsi ekologis daerah imbuhan air tanah. Kabupaten Boyolali telah melakukan upaya-upaya Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air antara lain berupa : Penghijauan di daerah imbuhan air tanah ataupun di lahan kritis, Pembangunan sumur resapan dan biopori, Pembangunan Ruang Terbuka Hijau, dan Budidaya Pertanian Hemat Air. Penanaman pohon/reboisasi dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta upaya peningkatan penyerapan air ke dalam tanah sehingga dapat menambah volume cadangan air di Kabupaten Boyolali. Pembangunan ruang terbuka hijau dalam kaitannya dengan perlindungan dan konservasi sumberdaya air dapat meningkatkan fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, sehingga berpotensi untuk menambah resapan air ke dalam tanah.
PENDAMPINGAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN PRINSIP REDUCE, REUSE, RECYCLE (3R) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) JATIREJO, KELURAHAN JATIREJO, KECAMATAN GUNUNG PATI, KOTA SEMARANG Eko Anton Rubiantoro; Indah Susilowati
urn:nbn:de:00001miji.v3i11
Publisher : Merdeka Indonesia Jurnal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan reduce, reuse, dan recycle (3R) atau batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini, memberikan pengetahuan kepada guru/siswa terkait upaya pengelolaan sampah dengan prinsip 3R. Rangkaian pengabdian yang dilaksanakan berupa pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan, evaluasi kegiatan serta pembuatan laporan. Dari hasil dari kegiatan, akhirnya siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang apa itu pengelolaan sampah dengan prinsip 3R dan pentingnya didalam menjaga lingkungan hidup. Konsep 3R merupakan konsep yang sangat cocok diterapkan di sekolah dalam rangka upaya pengenalan dini terhadap pengelolaan sampah dan sangat membantu program kebersihan sekolah.
Kajian Eksistensi Bangunan Cagar Budaya Di Jl. Dr. Cipto Kota Semarang Eko Anton Rubiantoro
Jurnal Riptek Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35475/riptek.v18i1.244

Abstract

The city of Semarang is rich in a multitude of cultural heritage. In accordance with the Decree of the Mayor of the Regional Head of Level II Semarang No. 646/50/TAHUN/1992 concerning Building Conservation, Ancient/Historic Buildings in the Semarang Level II Regional Municipality Area, several Cultural Heritage Buildings have been designated. The types of buildings determined consist of socio-cultural buildings, religious buildings and business buildings. Jl. Dr. Cipto was the development of the Dutch city area after the Old City was full so that Dutch and Chinese people living in Semarang began to occupy this area along with the emergence of supporting buildings. Research related to the existence of cultural heritage buildings cannot be separated from the role of trusted sources who understand or understand the object being studied. This research aims to obtain comprehensive facts, data and information related to the existence of Cultural Heritage Buildings which are the object of research. The primary survey in this research was carried out to obtain primary data or information, namely data or information obtained directly from the field. Field survey with an argumentative and persuasive approach to dig up information to strengthen institutional data and complement existing data. The technique for obtaining this data is observation, measurement and interviews. Apart from that, the survey was carried out using literature studies, reports related to previous Cultural Heritage Building data. The analysis results show that the Cultural Heritage Building on Jalan Dr. Most of this Cipto has strong characteristics of modern architecture, a style that was popular at the beginning of the 20th century. Some of the buildings are not multi-storey, and there are parts of the core building that resemble multi-storey towers. The building orientation tends to be west. The foundation of a building made of stone that supports the main structure. Until now, the building still looks sturdy and well maintained. The existence of cultural heritage buildings in the Old City area, especially on Jl. Dr. Cipto Semarang has an important meaning in supporting the existence of the region from its inception until today. The existence of a cultural heritage building on Jl. Dr. Cipto demonstrated the consistency of function and transformation of the building's function according to the needs of the time but did not change the shape/facade of the existing building. The role of building managers needs to continue to be improved by increasing cooperation between the Government, Building Management Organizations, Building Owners and Investors. The Semarang City Government needs to continue to play an active role in efforts to maintain the existence of cultural heritage buildings in the Jl. Dr. Cipto is mainly related to policies to support the existence of cultural heritage buildings so that they continue to exist.
PENDAMPINGAN TENTANG PEMBUATAN PETA ASET DESA (PETA BENGKOK) DI DESA BUKURAN, KECAMATAN KALIJAMBE, KABUPATEN SRAGEN Rubiantoro, Eko Anton; Susilowati, Indah
urn:nbn:de:00001miji.v3i25
Publisher : Merdeka Indonesia Jurnal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemetaan aset desa atau tanah bengkok sangat penting didalam upaya pengelolaan yang baik terhadap tanah kas desa agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan bagi masyarakat desa. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang pembuatan peta desa bagi peserta, Rangkaian pengabdian yang dilaksanakan berupa pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan, evaluasi kegiatan serta pembuatan laporan. Dari hasil dari kegiatan, akhirnya peserta pelatihan dapat mengetahui lebih jauh tentang arti penting peta dan fungsinya terutama terkait dengan inventarisasi asset desa, peserta dapat membaca dan membuat peta sesuai dengan kaidah pemetaan, dan peserta dapat membuat desain peta sesuai dengan kebutuhan untuk masa ke depan didalam mendukung pengembangan desa.
ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ALOKASI PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SALATIGA Rubiantoro, Eko Anton; Susilowati, Indah
urn:nbn:de:00001miji.v3i25
Publisher : Merdeka Indonesia Jurnal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alih fungsi lahan merupakan masalah yang dialami oleh sebagian besar Kabupaten/Kota di Indonesia termasuk Kota Salatiga. Kemampuan lahan merupakan karakteristik lahan yang mencakup sifat tanah topografi, drainase dan kondisi lingkungan hidup lain. Berdasarkan karakteristik lahan, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan ke dalam tingkat kelas, sub kelas dan unit pengelolaan. Berdasarkan kajian, Kemampuan lahan di Kota Salatiga dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang mendukung untuk dikembangkan kegiatan non pertanian pada kelas III, IV,V dan VI. Kemampuan lahan kelas I dan II mendukung untuk pengembangan kegiatan pertanian dan kawasan lindung sedangkan untuk kelas VII dan VIII mendukung untuk kegiatan lindung dan rekreasi alam. Kelas kemampuan I dan II dikembangkan secara bersyarat untuk kegiatan non pertanian yang tidak merusak fungsi lindung. Kemampuan lahan didominasi kelas II seluas 3.738,83 ha. Potensi kemampuan lahan Kota Salatiga mempunyai potensi kemampuan lahan tinggi (4.938,02 Ha) untuk dikembangkan dalam mendukung pembangunan daerah, sedangkan pada wilayah yang termasuk dalam potensi sedang (520,92 Ha) dan rendah (39,61 Ha) perlu memperhatikan beberapa faktor fisik guna lahan yang dapat sebagai penghambat untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari hasil kegiatan pembangunan. Hasil evaluasi kesesuaian lahan Kota Salatiga dengan kategori “sesuai” seluas kurang lebih 5.429,43 Ha dan “sesuai dengan rekomendasi” seluas kurang lebih 69,12 Ha. Kategori “sesuai” paling banyak terdapat di Kecamatan Argomulyo seluas 1.815,53 Ha
PELATIHAN PEMBUATAN PETA TUTUPAN LAHAN DI DESA KARANGGATAK KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI Rubiantoro, Eko Anton
urn:nbn:de:00001miji.v4i11
Publisher : Merdeka Indonesia Jurnal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara filosofis lahan memiliki peran dan fungsi sentral bagi masyarakat yang bercorak agraris karena memiliki nilai ekonomis, nilai sosial budaya dan religius. Lahan memiliki arti penting dalam aspek kehidupan manusia. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang pembuatan peta tutupan lahan bagi peserta pelatihan. Dengan adanya peta tutupan lahan pihak desa dapat mengetahui Gambaran secara utuh tentang desanya dilihat dari tutupan lahan yang ada, sehingga dapat merencanakan konsep-konsep pembangunan desa secara lebih terarah dan tepat sasaran. Hasil identifikasi perubahan lahan ini dapat dimanfaatkan sebagai monitoring wilayah untuk kebijakan pemerintah desa untuk ke depan, atau dengan analisis lebih lanjut dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan desa di tahun berikutnya. Peta tutupan lahan secara periodik akan membantu pemerintah desa untuk memantau atau mengontrol perkembangan diwilayah desanya dilihat dari perubahan lahan yang terjadi, akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk, harga lahan, kondisi ekonomi, kondisi infrastruktur, dan perubahan kondisi sosial.