Achmadana Syachrizal M. F
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Criteria for Justice of Narrators in the Book of Sunan al-Tirmidhī Persfective al-Dhahabī and Nūr Al-Dīn ‘Itr Muhammad Amil Hikam Assaaf; Muhid; Achmadana Syachrizal M. F; Andris Nurita
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v8i1.1710

Abstract

This article examines the criteria for the justice of narrators in the book Sunan al-Tirmidhī from the perspectives of al-Dhahabī and Nūr al-Dīn ‘Itr. The research method employed is qualitative with a descriptive approach. The focus will be on literature analysis, collecting data through various literature reviews, describing them objectively, and subsequently analyzing them. The aim of this article is to identify the criteria for the justice of narrators as expressed by both scholars and to analyze the similarities and differences in their views. The discussion results in the conclusion that al-Dhahabī and Nūr al-Dīn have different approaches to the criteria for the justice of narrators in Sunan al-Tirmidhī. al-Dhahabī emphasizes the aspect of jarḥ wa Ta’dīl, focusing on the classification and epithets of the narrators. He centers his attention on the science of rijāl al-ḥadith. Meanwhile, Nūr al-Dīn ‘Itr adopts a more structured approach in criticizing hadith and includes specific conditions.
Kajian Asbāb Al-Wurūd Terhadap Hadis Al-Thaqalayn Rizaka, Maghza; Zahri, Ahmad Fauzan; Mahbubiati, Nadia Maulida; Achmadana Syachrizal M. F; Aan Darwati
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol. 14 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v14i1.587

Abstract

Al-Thaqalayn adalah Al-Quran dan Ahlul Bayt, ditinggalkan oleh Nabi sebagai warisan berharga. Hadis ini memunculkan berbagai interpretasi dari ulama terkait konteks, signifikansi, dan implikasinya. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, menelaah asbāb al-wurūd dan metode analisis konten dari kitab-kitab hadis utama serta literatur terkait. Pengertian asbāb al-wurūd menjadi krusial, memberi informasi tentang konteks sejarah hadis. Memahami hal ini membantu menjelaskan hadis al-Thaqalayn dan signifikansinya secara kontekstual. Konteks ini juga relevan bagi ahli hukum Islam (faqīh) dalam menerapkan ajaran dalam situasi aktual. Hadis ini merupakan pesan keselamatan yang disampaikan Nabi sebelum meninggalkan umatnya. Beliau ingin memastikan pesan Ilahi terpelihara dan tidak terdistorsi setelahnya. Pesan beliau tentang meninggalkan al-Thaqalayn di tengah-tengah umat merupakan panggilan untuk menjaga ajaran suci itu sendiri. Para ulama memberikan beragam interpretasi terhadap hadis ini. Sebagian besar menekankan pada beratnya tugas mengikuti dan menjaga al-Thaqalayn. Ada pula penekanan pada keagungan dan kesulitan dalam melaksanakan ajaran keduanya. Beberapa ulama menjelaskan istilah “al-Thaqalayn” sebagai penghormatan pada kedudukan Al-Quran dan Ahlul Bayt. Ada upaya untuk mengartikan pesan Nabi dalam konteks pemilihan pengganti untuk melanjutkan peran beliau setelah wafat. Semua interpretasi ini menegaskan pentingnya mengikuti dan menjaga Al-Quran serta Ahlul Bayt sebagai sumber ilmu agama, petunjuk syariat, dan warisan suci dari Nabi. Penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam terhadap konteks, signifikansi, dan implikasi dari hadis al-Thaqalayn, menyoroti urgensi pemahaman terhadap pesan Nabi dalam konteks kehidupan umat Islam.