Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SIKAP MASYARAKAT DESA SEMPOR TERHADAP FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI SEBAGAI BENTUK PENERAPAN REGULASI PERKAWINAN DI WILAYAH KEBUMEN Indra Yunarto; Muta’ali Ma’ruf
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 11 No. 2 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v11i2.11716

Abstract

Penelitian ini menganalisis sikap masyarakat Desa Sempor terhadap fenomena pernikahan usia dini sebagai bentuk penerapan regulasi perkawinan di Kebumen. Pernikahan dini masih prevalent meskipun terdapat regulasi yang menetapkan batas usia minimal 19 tahun. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus, melibatkan wawancara mendalam dan dokumentasi untuk menggali pandangan remaja, orang tua, tokoh agama, dan kepala desa. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesadaran kritis di kalangan remaja tentang konsekuensi pernikahan dini, sementara pandangan orang tua dan tokoh agama beragam, mencerminkan ketegangan antara norma sosial dan regulasi hukum. Upaya peningkatan pendidikan dan penyuluhan diperlukan untuk mengurangi angka pernikahan dini di desa tersebut.
EDUKASI DAN PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK MELALUI ECOBRICK DI SD NEGERI 2 SEMPOR Baiqi Nilma Sabrina Fadilah; Raihanah Salsabila; Misel Fandani; Indra Yunarto; Riski Hidayat; Dilla Apriana Yustika Putri; Maula Farah Azizah; Fadhia Afrilia Salsabila; Rahmat Putra Pradana; Nanda Kusuma Sabiq Mujtaba; Muta Ali Arauf
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 4 No. 9 (2025): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/krepa.v4i9.11713

Abstract

Masalah sampah plastik menjadi isu global yang memerlukan solusi inovatif dan berkelanjutan. Ecobrick merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengelola limbah plastik dengan cara memasukkan plastik ke dalam botol hingga padat, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi siswa SD Negeri 2 Sempor mengenai bahaya sampah plastik serta memberikan keterampilan praktis dalam pembuatan ecobrick. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, pelatihan pembuatan ecobrick, serta pemanfaatannya dalam berbagai proyek sekolah. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kesadaran siswa terhadap pengelolaan sampah plastik, berkurangnya limbah plastik di lingkungan sekolah, serta pemanfaatan ecobrick dalam kehidupan sehari hari. Selain itu, partisipasi orang tua dan siswa sekitar juga meningkat dalam mendukung program ini. Kesimpulannya, edukasi ecobrick dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi sampah plastik serta menanamkan kebiasaan ramah lingkungan sejak dini.
FESTIVAL KALIPUTIH SEBAGAI WUJUD KOMODIFIKASI BUDAYA DAN PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI DESA SEMPOR KEBUMEN Nanda Kusuma Sabiq Mujtaba; Maula Farah Azizah; Fadhia Afrilia Salsabila; Dilla Apriana Yustika Putri; Rahmat Putra Perdana; Misel Fandani; Indra Yunarto; Raihanah Salsabila; Rizky Hidayat; Baiqi Nilma Sabrina Fadilah
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 4 No. 10 (2025): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/krepa.v4i10.11720

Abstract

The Kaliputih Festival in Kaliputih Hamlet, Sempor Village, Kebumen Regency, is a form of cultural commodification that preserves local wisdom values while contributing to the economy and cultural identity of the community. This festival has evolved from a village ritual into a culture- and environment-based tourism event, in line with the growing interest of visitors. This study aims to analyze the process of cultural commodification and examine its impact on the cultural resilience of the local community. The research employs a qualitative method with an ethnographic approach, utilizing participatory observation, interviews, and document studies. The findings reveal that the festival successfully boosts the local economy through various forms of commodification, such as traditional markets, signature souvenirs, and educational tour packages. However, challenges remain in maintaining traditional values, particularly regarding the regeneration of cultural practitioners and the risk of excessive commercialization. Therefore, a sustainability strategy involving the government, communities, and local society is necessary to ensure the festival remains relevant without losing its cultural essence. With proper management, the Kaliputih Festival can serve as an example of how cultural commodification can support both the preservation of traditions and the well-being of the community in a balanced and sustainable manner.