Abalone pearl farming has significant potential to improve the livelihoods of coastal communities. This study aimed to measure early pearl blister layer thickness and analyze mortality in Haliotis varia following nucleus insertion. A four-month experimental study was conducted in Pulisan, North Sulawesi, Indonesia. Forty abalones underwent nucleus insertion using quick-drying adhesive after being anesthetized with benzocaine (1200 mg/L). Samples were collected monthly for two months to measure pearl layer thickness. Results showed that the average pearl layer thickness increased from 0.093 mm in the first month to 0.145 mm in the second month. However, mortality was highest in the treatment group (30%), followed by the control group with anesthesia (20%), and the control group without treatment (5%). This study concludes that pearl formation in H. varia is continuous but that insertion and anesthesia procedures stress individuals. These findings provide a foundation for developing more efficient and sustainable abalone pearl farming techniques. Keywords: Pearl, Pearl Production, Abalone, Haliotis varia, Anestesia. Abstrak Produksi mutiara abalone memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan awal lapisan mutiara blister dan menganalisis mortalitas pada abalone Haliotis varia setelah proses insersi inti mutiara. Penelitian eksperimental ini dilakukan selama 4 bulan di perairan Pulisan, Sulawesi Utara. Sebanyak 40 individu abalone diinsersi inti mutiara menggunakan lem cepat kering setelah dibius dengan benzocaine (1200 mg/L). Sampel diambil setiap bulan selama dua bulan untuk mengukur ketebalan lapisan mutiara yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ketebalan lapisan mutiara meningkat dari 0,093 mm pada bulan pertama menjadi 0,145 mm pada bulan kedua. Namun, mortalitas tertinggi (30%) terjadi pada kelompok perlakuan insersi, diikuti oleh kelompok kontrol dengan perlakuan anestesi (20%) dan kelompok kontrol tanpa perlakuan (5%). Studi ini menyimpulkan bahwa proses pembentukan mutiara pada H. varia berlangsung terus-menerus, namun prosedur insersi dan anestesi memberikan tekanan pada individu abalone. Penelitian ini memberikan dasar penting untuk pengembangan teknik produksi mutiara abalone yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kata kunci: Mutiara, Produksi Mutiara, Abalone, Haliotis varia, Anestesi.