Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pola Makan sebagai Determinan Kejadian Hipertensi Sistolik pada Lansia di Puskesmas Haliwen Samara, Monika; Berek, Pius A. L.; Asa, Sefrina Maria Seuk
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 15, No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik15101

Abstract

Hypertension in the elderly is often found because most middle-aged or elderly people are at risk of hypertension. The relationship between diet and lifestyle is often found in hypertension research. This study aimed to analyze the relationship between lifestyle and diet with the incidence of hypertension in the elderly at the Haliwen Health Center, Belu Regency, East Nusa Tenggara. The design of this study was cross-sectional, involving 113 elderly people selected using a simple random sampling technique. The incidence of hypertension was measured using a tensiometer and stethoscope. Meanwhile, lifestyle and diet were measured by filling out a questionnaire. The measurement data were analyzed using the t-test. The results showed that the p value for the lifestyle factor of cigarette acid exposure was >0.05; the p value for the lifestyle factor of physical activity was >0.05; while the p value for the diet factor was 0.001, especially for its effect on systolic blood pressure. Furthermore, it was concluded that diet is a determinant of the incidence of systolic hypertension in the elderly at the Haliwen Health Center.Keywords: elderly; hypertension; diet ABSTRAK Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan dikarena sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia berisiko terkena hipertensi. Hubungan antara pola makan dan gaya hidup banyak ditemukan dalam riset hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara gaya hidup dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Haliwen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional, yang melibatkan 113 lansia yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Kejadian hipertensi diukur menggunakan tensimeter dan stetoskop. Sementara itu, gaya hidup dan pola makan diukur melalui pengisian kuesioner. Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p untuk faktor gaya hidup keterpaparan asam rokok adalah >0,05; nilai p untuk faktor gaya hidup aktivitas fisik adalah >0,05; sedangkan nilai p untuk faktor pola makan adalah 0,001, khususnya untuk pengaruhnya terhadap tekanan darah sistolik. Selanjutnya disimpulkan bahwa pola makan merupakan determinan bagi kejadian hipertensi sistolik pada lansia di Puskesmas Haliwen.Kata kunci: lansia; hipertensi; pola makan
Pelatihan Kader Sekolah Sehat Jiwa (SEHATI) dalam Deteksi Dini Kesehatan Jiwa di SMA Rua, Yusfina Modesta; Naibili, Maria Julieta Esperanca; Bete, Rufina Nenitriana S.; Asa, Sefrina Maria Seuk
International Journal of Community Service Learning Vol. 7 No. 1 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijcsl.v7i1.57047

Abstract

Sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik karena sebagian besar anak-anak menghabiskan waktunya di sekolah. Di sekolah juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal bagi siswa termasuk kesehatan jiwa. Masa remaja merupakan masa yang paling rentan terhadap gangguan psikologis. Gangguan kesehatan mental merupakan hasil interaksi antara predisposisi atau kerentanan dan stres yang disebabkan oleh pengalaman hidup seperti stresor rumah, akademik, dan teman sebaya sebagai tiga domain stres umum untuk remaja apabila tidak diatasi secara positif, dapat berkontribusi pada masalah perilaku yang terinternalisasi dan perilaku bunuh diri. Masalah kesehatan mental yang tidak diobati seperti depresi, kecemasan, dan gangguan pasca trauma (post-traumatic stress disorder) akan memengaruhi kemampuan remaja untuk terlibat secara bermakna dalam pembelajaran dan fungsi pada masa dewasa. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi dan promosi tentang kesehatan jiwa melalui pelatihan kader sekolah sehat jiwa. Metode yang digunakan adalah ceramah, pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan ini menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran tentang kesehatan jiwa bagi warga sekolah. Sekolah dapat memasukkan ke dalam program kurikulum tentang literasi kesehatan jiwa pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Pelayanan Screening Kesehatan Anak Usia Sekolah Di SDK Wehor Wilayah Puskesmas Haliwen Kecamatan Kakuluk Mesak Naibili, Maria Julieta Esperanca; Rua, Yusfina Modesta; Asa, Sefrina Maria Seuk
Bakti Cendana Vol 6 No 1 (2023): Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/bc.6.1.2023.37-46

Abstract

Schools are one of the targets of the Community-Based Total Sanitation program in the form of an area that is a strategy for improving PHBS. School-age children (6-10 years) are the most vulnerable to disease transmission. Schools can also be a place of learning and a threat of disease transmission if not appropriately managed. On the other hand, the number of school children who reach 30% of the total population of Indonesia is the potential as an "Agent of Change" to promote health in schools, families, and communities. Service activities were carried out at SDK Wehor, Kabuna, Kakuluk Mesak District, Belu Regency, Province of East Nusa Tenggara. Service activities for class I (one) students. Health screening was carried out by counseling and demonstration methods using a phantom/mannequin model of children's teeth, toothbrush, microtoice, scales, tuning fork (fork), and Snellen Chart. The students were very enthusiastic about participating in health counseling and screening activities from the beginning to the end of the event. The level of dental and oral hygiene of school-age children (Wehor SDK) 95% of school-age children, especially in Wehor SDK, have nutritional status with obesity category as much as 35.3% eye and ear health of all normal students.
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) PADA IBU HAMIL DAN KELUARGA BERESIKO STUNTING DI DESA KABUNA HALIWEN ATAMBUA NUSA TENGGARA TIMUR Anugrahini, Christina; Fouk, Maria Fatimah W A; Asa, Sefrina Maria Seuk; Naiboho, Jeni Aleta
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis dan masih menjadi masalah di seluruh dunia yang diakibatkan oleh asuhan dan asupan nutrisi yang tidak optimal yang dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun, artinya status tersebut menunjukkan indikasi masalah gizi kronis akibat kekurangan gizi maupun infeksi dalam jangka waktu yang lama sehingga memicu terjadinya malnutrisi maupun infeksi yang akan menjadi awal mula turunnya kualitas generasi pembangunan Indonesia di masa depan. Ketidaktahuan penyebab stunting dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting, sehingga perlu dilakukan sosialisasi menggunakan media yang efektif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada Ibu Hamil dan Keluarga Beresiko Stunting di Desa Kabuna Haliwen Atambua Nusa Tenggara Timur. Peserta pada sosialisasi ini adalah 25 Ibu Rumah Tangga dan 6 Kader, 1 Penyuluh KB, 1 Perawat dan 1 Kader Pembangunan Masyarakat. Hasil: Tingkat Pengetahuan tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada Ibu Hamil dan Keluarga Beresiko Stunting 97% Baik. Saran: Tim PkM bekerjasama dengan mitra dalam hal ini pendidikan tinggi khususnya untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada Ibu Hamil dan Keluarga Beresiko Stunting. Monitoring dan evaluasi pada ibu hamil dan keluraga beresiko stunting secara berkala.