Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Nutrition Awareness: Family Practices in Indonesian Borderland Nahak, Maria Paula Marla; Fouk, Maria Fatimah Wilhelmina Abuk; Naibili, Maria Julieta Esperanca
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v18i1.36437

Abstract

Poor family nutritional practice is one of the major leading causes of stunting in children aged 0-59 months. Good family nutrition practices are one of the primary keys to stunting prevention. It can also reduce the prevalence of stunting and the impact it has on families, which are included in the category of stunting risk families. This study aimed to investigate nutrition-aware family practices at Haliwen Health Center, Atambua-one of the border areas of the Republic of Indonesia (RI) and Democratic Republic of Timor Leste (DRTL). It is a descriptive study with a cross-sectional design that took place at the Haliwen Health Center, Belu Regency, East Nusa Tenggara Province, Indonesia, from September 1 to October 30, 2021. A total of 147 families with children aged 0-59 months, were selected by purposive sampling. Most mothers (60%) gave exclusive breastfeeding to infants aged 0-6 months. Most mothers (78%) firstly gave complementary feeding to infants at the age of 6 months, most families and children (94%) ate a variety of nutritional sources, most families (56%) used iodized salt, most infants (95%) aged 6-11 months and children 12-59 months received vitamin A supplements, most (88%) pregnant women received iron supplement at least 90 tablets during pregnancy, most postpartum women (72%) received two capsules of vitamin A supplements. 58.5% of families at the Haliwen Health Center had implemented 75% nutrition-aware family indicators. However, none of them had performed 100% nutrition-aware family indicators. Sustainable assistance needs to be improved to reach 100% nutrition-aware family and implemented in all families.
POTRET KESEHATAN MENTAL IBU POSTPARTUM: STUDI KASUS DI RUANG ANGGREK RSUD MGR GABRIEL MANEK SVD ATAMBUA Isu, Lili Diningsi; Naibili, Maria Julieta Esperanca; Fouk, Maria Fatimah W.A.
Jurnal Sahabat Keperawatan Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Sahabat Keperawatan, Agustus 2024
Publisher : Program Studi Keperawatan, Universitas Timor Jln. Mgr. Sugyopranoto-Haliwen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jsk.v6i2.7599

Abstract

Latar Belakang Seorang ibu dalam periode setelah melahirkan (postpartum) cenderung mengalami gangguan mental yang cukup besar karena keterbatasan kondisi fisik yang membatasi aktivitasnya. Ibu yang tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan, baik perubahan secara biologis, fisiologis maupun psikologis, termasuk perubahan peran, maka akan cenderung mengalami emosional pasca persalinan. Setelah melahirkan biasanya ibu rentan mengalami gangguan emosional, hal ini bisa disebabkan karena adaptasi fisik dan psikologis ibu selama periode postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan mental ibu postpartum. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Dalam hal ini penelitian tentang status kesehatan mental ibu postpartum. Teknik pengambilan sampling menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 69 orang. Adapun kriteria inklusif adalah ibu nifas yang dengan persalinan normal dan sectio caesarea. Instrumen penelitian menggunakan Kuesioner Self Reporting Questionnaire (SRQ) 29-item. Hasil penelitian seluruh responden (100%) tidak menunjukkan adanya gangguan mental emosional (GME), gangguan terkait NAPZA, maupun gangguan psikotik. Namun, dalam hal PTSD sebanyak 68 responden (98,6%) tidak mengalami kondisi ini, sementara hanya 1 responden (1,4%) yang mengalami PTSD. Kesimpulan Mayoritas ibu postpartum memiliki kesehatan mental yang baik dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. Namun, tetap ada sebagian kecil yang mengalami PTSD. Hasil ini menekankan pentingnya dukungan dan monitoring kesehatan mental secara terus-menerus bagi ibu postpartum untuk memastikan kesejahteraan ibu dan bayi. Dukungan yang adekuat dan layanan kesehatan mental yang komprehensif sangat diperlukan untuk mencegah dan mengatasi gangguan mental pada ibu postpartum. Keperawatan jiwa memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan dukungan ini melalui pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien.
Pelatihan Kader Sekolah Sehat Jiwa (SEHATI) dalam Deteksi Dini Kesehatan Jiwa di SMA Rua, Yusfina Modesta; Naibili, Maria Julieta Esperanca; Bete, Rufina Nenitriana S.; Asa, Sefrina Maria Seuk
International Journal of Community Service Learning Vol. 7 No. 1 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijcsl.v7i1.57047

Abstract

Sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik karena sebagian besar anak-anak menghabiskan waktunya di sekolah. Di sekolah juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal bagi siswa termasuk kesehatan jiwa. Masa remaja merupakan masa yang paling rentan terhadap gangguan psikologis. Gangguan kesehatan mental merupakan hasil interaksi antara predisposisi atau kerentanan dan stres yang disebabkan oleh pengalaman hidup seperti stresor rumah, akademik, dan teman sebaya sebagai tiga domain stres umum untuk remaja apabila tidak diatasi secara positif, dapat berkontribusi pada masalah perilaku yang terinternalisasi dan perilaku bunuh diri. Masalah kesehatan mental yang tidak diobati seperti depresi, kecemasan, dan gangguan pasca trauma (post-traumatic stress disorder) akan memengaruhi kemampuan remaja untuk terlibat secara bermakna dalam pembelajaran dan fungsi pada masa dewasa. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi dan promosi tentang kesehatan jiwa melalui pelatihan kader sekolah sehat jiwa. Metode yang digunakan adalah ceramah, pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan ini menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran tentang kesehatan jiwa bagi warga sekolah. Sekolah dapat memasukkan ke dalam program kurikulum tentang literasi kesehatan jiwa pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Pelayanan Screening Kesehatan Anak Usia Sekolah Di SDK Wehor Wilayah Puskesmas Haliwen Kecamatan Kakuluk Mesak Naibili, Maria Julieta Esperanca; Rua, Yusfina Modesta; Asa, Sefrina Maria Seuk
Bakti Cendana Vol 6 No 1 (2023): Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/bc.6.1.2023.37-46

Abstract

Schools are one of the targets of the Community-Based Total Sanitation program in the form of an area that is a strategy for improving PHBS. School-age children (6-10 years) are the most vulnerable to disease transmission. Schools can also be a place of learning and a threat of disease transmission if not appropriately managed. On the other hand, the number of school children who reach 30% of the total population of Indonesia is the potential as an "Agent of Change" to promote health in schools, families, and communities. Service activities were carried out at SDK Wehor, Kabuna, Kakuluk Mesak District, Belu Regency, Province of East Nusa Tenggara. Service activities for class I (one) students. Health screening was carried out by counseling and demonstration methods using a phantom/mannequin model of children's teeth, toothbrush, microtoice, scales, tuning fork (fork), and Snellen Chart. The students were very enthusiastic about participating in health counseling and screening activities from the beginning to the end of the event. The level of dental and oral hygiene of school-age children (Wehor SDK) 95% of school-age children, especially in Wehor SDK, have nutritional status with obesity category as much as 35.3% eye and ear health of all normal students.
Motif dan Risiko Kecanduan Konsumsi Alkohol di Kalangan Remaja SMA: Implikasi untuk Langkah Preventif dan Intervensi Keperawatan Barros, Ijolindo Delfin; Naibili, Maria Julieta Esperanca; Rua, Yusfina Modesta
ASJN (Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing) Vol 5 No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/asjn.v5i2.1570

Abstract

Latar Belakang: Masa remaja merupakan fase perkembangan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan pencarian jati diri. Konsumsi minuman keras di kalangan remaja meningkat, dengan prevalensi mencapai 25,2%, terdiri atas 28,3% pada remaja laki-laki dan 22,4% pada remaja perempuan. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan dan perkembangan psikososial remaja. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi minuman keras pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif di SMA Negeri 3 Atambua. Populasi penelitian adalah seluruh siswa, dengan sampel 41 responden yang mengonsumsi minuman keras, diambil menggunakan purposive sampling. Kriteria inklusi adalah siswa berusia 14-19 tahun yang telah mengonsumsi minuman keras dalam satu tahun terakhir. Instrumen penelitian meliputi Kuesioner Alcohol Use Disorders Identification Test (AUDIT) 10 item dan Drinking Motives Questionnaire-Revised (DMQR) 20 item. Hasil: Sebanyak 53,7% remaja tergolong peminum risiko sedang, dengan motif sosial menjadi alasan utama konsumsi alkohol sebesar 46,3%. Kesimpulan: Penguatan pendidikan di sekolah dan komunitas, keterlibatan orangtua, pengembangan keterampilan hidup remaja, penyediaan alternatif positif, serta kolaborasi lintas-sektoral diperlukan untuk mencegah konsumsi alkohol di kalangan remaja.
KEYAKINAN KESEHATAN DAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG GANGGUAN JIWA Naibili, Maria Julieta Esperanca; Rochmawati, Erna
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v5i2.401

Abstract

Keyakinan kesehatan sebagai kerangka untuk memahami persepsi tentang gangguan jiwa karena mempengaruhi perilaku pencarian bantuan. Persepsi penyakit negatif akan menimbulkan reaksi emosional negatif sehingga membebani status penyakit dan berdampak pada kualitas mental dan fisik yang rendah dan memicu keparahan gejala somatik. Kondisi ini semakin buruk ketika masyarakat juga memandang secara negatif terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan perasaan takut, diskriminasi, dan stigma. Hal ini memperburuk masalah kesehatan jiwa seperti kekambuhan yang berdampak pada kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Tujuan penelitian untuk meninjau literatur keyakinan kesehatan dan persepsi masyarakat tentang gangguan jiwa. Metode penelitian menggunakan database kesehatan yang relevan termasuk EBSCO, Proquest, PubMed, Science Direct, Google Cendekia/Scholar dicari menggunakan kombinasi istilah pencarian “healt belief” and “perception” and “mental illness” or “mental disorder”. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan tahun 2010-2018. Hasil Penelitian ini Persepsi masyarakat tentang kesehatan jiwa membentuk perspektif tentang ganguan jiwa termasuk cara mendefinisikan gangguan jiwa. Gangguan jiwa disebabkan oleh multifaktor.Pilihan bantuan kesehatan melalui metode mandiri/awam-non medis; penyembuh iman dengan cara berpuasa; menceritakan masalah kepada orang terdekat; konsul ke psikiater. Hambatan utama dalam pencarian bantuan dipengaruhi oleh stigma, biaya, perbedaan keyakinan. Kelompok yang lebih rentan mengalami gangguan jiwa adalah orang dewasa, perempuan, para penganggur, orang miskin, lansia sedangkan kelompok yang dianggap kurang rentan terhadap gangguan jiwa adalah anak-anak, orang muda, dan orang tua. Kesimpulan penelitian adalah Persepsi individu terhadap aspek gangguan jiwa berbeda-beda. Keyakinan memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku dan hasil. Keyakinan menentukan cara pengobatan penyakit berdasarkan penyebab yang diyakini.