Sukmawati, Sukmawati
Fakultas Pertanian, Peterakan, Dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Parepare

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI KOMBINASI BIOCHAR DAN KOMPOS LIMBAH TANAMAN PANGAN TERHADAP DINAMIKA SIFAT KIMIA TANAH Sukmawati Sukmawati; Harsani Harsani
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.121 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v7i2.255

Abstract

PERTUMBUHAN DAN PODUKSI JAGUNG PULUT PADA SISTEM PERTANIAN TERPADU DI LAHAN KERING BERBASIS ALLEY CROPPING Sukmawati Sukmawati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 10 No 2 (2021): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian da
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v10i2.297

Abstract

Pengembangan jagung yang mengarah pada lahan kering, memerlukan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, agar produktivitasnya dapat berkelanjutan. Alley cropping merupakan salah satu teknologi budidaya yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki degradasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi jagung pulut pada empat sistem budidaya, yakni monokultur, tanaman berganda, alley cropping dan agrosilvopastura. Percobaan lapangan dilakukan untuk menguji parameter pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, yakni tinggi tanaman, jumlah daun, anjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol berklobot segar dan berat tongkol tanpa klobot. Data dianalisis menggunakan program Excel dan uji lanjut BNT. Hasil peneltian menunjukan bahwa keempat sistem budidaya belum memberikan pengaruh secara signifikan pada fase pertumbuhan tanaman. Pengaruh signifikan terlihat pada fase produksi, dimana sistem agrosilvopastura memberikan hasil terbaik terhadap berat tongkol berklobot segar (263 g) dan berat tongkol tanpa klobot (150 g) dan idak berbeda nyata dengan alley croping (240 g;135 g). Hasil penelitian ini membuktikan produktivitas jagung dapat ditingkatkan di lahan kering melalui penyiapan lahan konservasi agrosivopasture berbasis alley cropping
PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIORETENSI DAN BIOURIN BERBASIS CARBONTECH PADA KELOMPOK TANI TERNAK PADAIDI DI KABUPATEN SIDRAP Sukmawati Sukmawati; Rasbawati Rasbawati; Rahmawati Rahmawati
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 8 No. 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 8 NO. 1 OKTOBER 2022
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v8i1.23323

Abstract

Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Kelompok tani ternak Padaidi adalah pengolahan limbah ternak dan sanitasi kandang sapi. Tujuan kegiatan ini adalah mengolah limbah ternak sapi menjadi produk yang bernilai ekonomi. Solusi yang ditawarkan adalah adalah pengolahan limbah ternak melalui implementasi teknologi carbontech dan fermentasi urin serta pengelolaan kandang untuk meningkatkan sanitasi. Selain itu juga dilakukan transfer teknologi terkait teknik pengemasan dan cara membangun jejaring pemasaran produk untuk mendapatkan informasi dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan kerja dan kompetensi mitra agar mampu mengadopsi teknologi yang ditawarkan. Metode yang dilakukan terdiri dari penyuluhan, pelatihan dan implementasi redisain lantai kandang, perancangan alat karbonisasi, dan perakitan instalasi fermentasi biourin. Analisis kimia dilakukan pada sampel produk biochar dan biourin. Selain itu juga dilakukan pelatihan pengemasan produk biochar dan biourin. Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah biochar sebagai bioretensi dari feses sapi dengan persentase fraksi kelembaban 8.78%, kadar abu 39.89%, zat volatil 27.61%, dan karbon tetap 23,72%. Produk lain yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pupuk cair berupa biourin dari urin sapi. Kata kunci: Karbonisasi, Fermentasi,  Biochar, Biourin, Pemasaran. ABSTRACT The main problems faced by the Padaidi cattle farmer group are the processing of livestock waste and the sanitation of the cow drum. The purpose of this activity is to process cattle waste into products that have economic value. The solutions offered are livestock waste treatment through the implementation of carbontech technology and urine fermentation as well as cage management to improve sanitation. In addition, technology transfers related to packaging techniques and how to build product marketing networks are also carried out to obtain information and improve the knowledge, work skills and competencies of partners so that they are able to adopt the technology offered. The method used consisted of counseling, training and implementation of cage floor redesign, design of carbonization equipment, and assembly of biourin fermentation installations. Chemical analysis was carried out on samples of biochar and biourin products. In addition, training on packaging of biochar and biourin products was also conducted. The product produced in this activity is biochar as bioretention from cow feces with a percentage of moisture fraction 8.78%, ash content 39.89%, volatile substances 27.61%, and fixed carbon 23.72%. Other products produced in this community service activity are liquid fertilizer in the form of biourin and cow urine.
APLIKASI KOMPOS FESES WALET YANG DIPERKAYA TRICHODERMA DALAM TABUNG HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI BAWANG MERAH Novi Sando; Harsani Harsani; Sukmawati Sukmawati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 12 No 1 (2023): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian da
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v12i1.529

Abstract

Kesuburan tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil produksi bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi kompos feses walet yang diperkaya Trichoderma pada produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.). Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut: Kontrol (T0 ), tabung hara biochar + kompos feses walet+ Trichoderma (T1), tabung hara biochar + feses walet (T2), tabung hara biochar + Trichoderma (T3). Parameter yang diuji berupa tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah umbi, diameter umbi, berat basah umbi, berat kering umbi dan produksi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kompos feses walet yang diperkaya trichoderma dalam tabung hara berpengaruh nyata. Dimana hasil tersebut terlihat pada jumlah umbi (7.6 bh), diameter umbi (1.45 cm), berat basah umbi (39.6 g), berat kering umbi (33.66 g) dan produksi (10.47 ton/ha). Dengan demikian kompos feses walet yang diperkaya Trichoderma dalam tabung hara dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi bawang merah
KEBERLANJUTAN PRODUK DAN INTERVENSI PASAR BIOSTIMULAN ORGANIK PADA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN PINRANG DAN KABUPATEN SOPPENG MENUJU KOMERSIALISASI PRODUK Iradhatullah Rahim; Sukmawati Sukmawati; Irninthya Nanda Pratami Irwan; Bahruddin Bahruddin; Wahyu Rasyid
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 8 NO. 2 MEI 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v8i2.24190

Abstract

Kulit buah kakao merupakan salah satu limbah pertanian yang jumlahnya cukup besar di Sulawesi Selatan, padahal dapat dimanfaatkan sebagai kompos karena mengandung sejumlah unsur hara, hormon tumbuh, dan asam organik yang dibutuhkan tanaman. Kegiatan bertujuan untuk menjamin keberlanjutan produk dengan memastikan ketersediaan kulit buah kakao sebagai bahan baku pembuatan kompos dengan melibatkan Kelompok Tani Mallongi-Longi Kabupaten Pinrang. Selain itu, kegiatan juga bertujuan untuk melakukan intervensi pasar pada Kelompok Tani Mamminasa Deceng, Kabupaten Soppeng dengan melakukan survey dan pengenalan produk biostimulan organik dari lombah kulit buah kakao. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya kepastian penyediaan bahan baku untuk biostimulan. Ditemukan pula bahwa 73% anggota kelompok tani Kabupaten Soppeng tidak mengetahui bahwa limbah kulit buah kakao dapat dijadikan kompos. Kata kunci: Asam organik, keberlanjutan, intervensi pasar, pendapatan. ABSTRACT Cacao pod husk is quite a large amount of agricultural waste in South Sulawesi, even though it can be used as compost because it contains several nutrients, growth hormones, and organic acids needed by plants. The activity aims to ensure product sustainability by providing the availability of cocoa pod husks as raw material for making compost by involving the Mallongi-Longi Farmer Group, Pinrang Regency. In addition, the activity also aims to intervene in the market for the Mamminasa Deceng Farmer Group, Soppeng Regency, by conducting a survey and introducing organic biostimulant products from cacao pod shells. The results of this activity indicate certainty in the supply of raw materials for biostimulants. It was also found that 73% of the Soppeng Regency farmer groups members did not know that cocoa pod shell waste could be composted. Keywords: Organic acids, sustainability, market intervention, income.
SOSIALISASI SISTEM PRODUKSI KAKAO BERBASIS BIOCHAR UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI MAMMINASA DECENG DI KABUPATEN SOPPENG Sukmawati Sukmawati; Iradhatullah Rahim; Yadi Arodhiskara; Ahmad Selao; Harsani Harsani; Aswar Aswar
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 8 NO. 2 MEI 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v8i2.24207

Abstract

Faktor pembatas dari pengembangan kakao di Kabupaten Soppeng adalah serangan penyakit busuk buah, kekeringan pada saat penanaman bibit dan ketersediaan pupuk yang tidak memadai. Sistem produksi kakao berbasis biochar merupakan suatu teknologi budidaya kakao yang memanfaatkan limbah perkebunan kakao dan sekitarnya untuk diolah menjadi biochar yang akan digunakan sebagai sumber bahan organik tanah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan petani terhadap teknologi sistem produksi kakao berbasis biochar ditinjau dari sudut pandang, pemerintah, peneliti lokal dan internasional serta praktisi. Luaran dari kegiatan ini adalah 6 orang dosen dari Universitas Muhammadiyah Parepare melakukan kegiatan di luar kampus dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini juga melibatkan 15 orang mahasiswa agroteknologi dan 5 mahasiwa ekonomi dan bisnis untuk berkegiatan diluar kampus yang dapat mengkonversi CPMK 3 matakuliah: 1)budidaya tanamana pangan dan perkebunan; 2) kesuburan tanah dan pemupukan; dan 3) penyuluhan. Selain itu penerima manfaat yang lebih utama adalah kelompok tani Mamminasa Deceng sebanyak 25 orang. Dalam kegiatan ini diperoleh komitmen dari 25 orang kelompok tani untuk melakukan pengolahan bahan organik melalui pembakaran tanpa asap. Kata kunci: Biochar, karbon kredit, lokakarya, perkebunan, kelompok tani. ABSTRACT The limiting factors for cocoa development in Soppeng Regency are black pod disease, drought during seed planting and inadequate availability of fertilizers. The biochar-based cocoa production system is a cocoa cultivation technology that utilizes cocoa plantation waste and its surroundings to be processed into biochar which will be used as a source of soil organic matter. This activity aims to increase farmers' insight and knowledge of the technology of biochar-based cocoa production systems from the point of view of the government, local and international researchers and practitioners. The output of this activity was that 6 lecturers from Muhammadiyah Parepare University carried out activities outside the campus in the form of community service. This activity also involved 15 agrotechnology students and 5 economics and business students for activities outside the campus that could convert CPMK 3 courses: 1) food crop and plantation cultivation; 2) soil fertility and fertilization; and 3) counseling. In addition, the more important beneficiaries are the Mamminasa Deceng farmer group of 25 people. In this activity a commitment was obtained from 25 farmer groups to process organic matter through smokeless combustion. Keywords: Biochar, carbon credit, workshops, plantations, farmer groups.
Pelatihan Teknis Paket Teknologi Budidaya Pertanian untuk Meningkatkan Keterampilan Rekayasa Teknologi Sederhana Bagi Petani Milenial Suherman Suherman; Syamsiar Zamzam; Muh. Taufiq; Nurbaya Nurbaya; Sarina Sarina; Sukmawati Sukmawati; Iradhatullah Rahim; Untung Suwardoyo
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i3.12589

Abstract

Background: Kurangnya minat generasi muda di sektor pertanian disebabkan beberapa kendala, yaitu modal terbatas, dan tidak memiliki keterampilan bertani, dan lemahnya pengetahuan teknologi. Jika terus dibiarkan maka angkatan kerja pertanian adalah tenaga kerja usia tua. Hal tersebut akan berdampak pada ketimpangan produksi dan mengancam ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih dan memberdayakan generasi milenial untuk menghasilkan kompetensi dan daya saing melalui pelatihan teknologi budidaya pertanian. Metode: Mitra dalam kegiatan ini adalah Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang ada di Kota Parepare sebagai generasi muda yang potensi, dimana peserta terdiri dari perwakilan AMM meliputi Pemuda Muhammadiyah (10 orang), IPM (5 orang) dan IMM (5 orang). Metode yang digunakan meliputi pendidikan/penyuluhan dan pelatihan/demonstrasi teknologi sederhana dan tepat guna. Hasil: Hasil kegiatan telah memberikan pemahaman kepada peserta pentingnya inovasi dan adopsi teknologi dengan bahan sederhana dalam bertani untuk memudahkan pekerjaan serta murah dan efisien. Beberapa paket teknologi yang didemonstrasikan adalah pembuatan alat tanam benih, alat tabur pupuk, dan alat semprot tanpa tangki gendong. Kesimpulan: Kegiatan dapat membangun perubahan pemipikiran peserta untuk melakukan usaha tani dengen menerapkan teknologi sederhana melalui intensifikasi.