Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi, salah satunya dipengaruhi oleh keputusan ibu yang lebih memilih bersalin dengan bantuan dukun dibandingkan tenaga kesehatan. Hal ini berkaitan erat dengan faktor sosial budaya yang masih kuat, khususnya di wilayah terpencil seperti Puskesmas Suntamon.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosial budaya terhadap keputusan ibu untuk bersalin dibantu dukun di wilayah kerja Puskesmas Suntamon Dekai, Kabupaten Yahukimo. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 45 responden yang dipilih dengan teknik total sampling. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 responden dengan faktor sosial budaya tinggi, sebanyak 19 responden (76,0%) memilih bersalin dengan bantuan dukun, sedangkan hanya 6 responden (24,0%) yang tidak. Sebaliknya, dari 20 responden dengan faktor sosial budaya rendah, hanya 1 responden (5,0%) yang bersalin dengan dukun, sementara 19 responden (95,0%) tidak. Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 (p 0,05), yang berarti terdapat hubungan yang sangat signifikan antara faktor sosial budaya dengan keputusan ibu untuk bersalin dibantu dukun.Kesimpulan penelitian ini adalah faktor sosial budaya memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan keputusan ibu memilih penolong persalinan. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan edukasi, pendekatan berbasis budaya, serta membangun kerja sama dengan tokoh masyarakat dan dukun tradisional agar dapat menekan angka persalinan non-medis dan meningkatkan keselamatan ibu serta bayi.