Pelayanan KB merupakan salah satu strategi untuk mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan, kemudian untuk mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan, persalinan dan nifas. Program keluarga berencana (KB) adalah suatu usaha kesehatan preventive yang paling dasar bagi Kesehatan reproduksi wanita, peningkatan dan perluasan layanan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu akibat kehamilan dan persalinan. Pilihan jenis alat kontrasepsi di Indonesia umumnya masih terarah pada metode kontrasepsi hormonal seperti suntik, pil dan implan. Sementara kebijakan pemerintah terhadap program KB lebih mengarah pada penggunaan kontrasepsi non hormonal seperti IUD, tubektomi, dan vasektomi. Metode penelitian ini adalah deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor dominan WUS/akseptor KB memilih metode KB Di Koramil 12 Rogojampi tahun 2022. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah populasi 21 dan total sampel 21. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menyebarkan questioner kepada WUS/akseptor KB di Koramil 12 Rogojampi Banyuwangi pada bulan oktober tahun 2022. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode KB yang dipilih oleh akseptor terbanyak adalah metode KB pantang berkala ada 8 akseptor (40%) dengan faktor dominan memilih metode tersebut yaitu karena metode kontrasepsi tersebut cocok tanpa efeksamping dengan jumlah sebanyak 9 akseptor (45%).