Articles
Pengaruh Pembelajaran Daring di Masa Pandemic Covid-19 terhadap Insiden Burnout dan Motivasi Belajar
Siswoto Hadi Prayitno;
Firdawsyi Nuzula
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33846/sf.v13i1.1730
The COVID-19 pandemic has been going on for a long time, where the morbidity and mortality due to COVID-19 is quite high. The purpose of the study was to determine the effect of online learning on burnout incidents and learning motivation. The design of this study was cross-sectional. This research was conducted at the Rustida Health Academy with students as research respondents, with a sample size of 104 students who were selected by random sampling technique. Data were obtained using a burnout scale and a Likert scale questionnaire, and then analyzed using a regression test. The results of the analysis show that the p value for learning motivation is 0.012 while for burnout is 0.150. Furthermore, it is concluded that online learning is more influential on learning motivation than causing burnout.Keywords: Covid-19; online learning; burnouts; motivation to learn ABSTRAK Pandemi COVID-19 telah berlangsung lama, dimana angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 cukup banyak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap insiden burnout dan motivasi belajar. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akadademi Kesehatan Rustida dengan para mahasiswa sebagai responden penelitian, dengan ukuran sampel 104 mahasiswa yang dipilih dengan teknik random sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner skala burnout dan skala Likert, lalu dianalisis menggunakan uji regresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p untuk motivasi belajar adalah 0,012 sedangkan untuk burnout adalah 0,150. Selanjutnya disimpulkan bahwa pembelajaran daring lebih berpengaruh pada motivasi belajar daripada menimbulkan burnout.Kata kunci: Covid-19; pembelajaran daring; burnout; motivasi belajar
Perilaku Remaja Putri dan Kejadian Flour Albus
Siska Milya Anggraini;
Firdawsyi Nuzula;
Haswita Haswita
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33846/sf.v13i1.1718
Flour albus in adolescent girls usually occurs due to lack of knowledge about preventive behavior. Fluor albus that occurs continuously can cause diseases that require special treatment. This study aims to determine the effect of knowledge and behavior of adolescent girls on the incidence of flour albus. The design of this study was cross-sectional. The research subjects were 80 adolescent girls who were selected by total population sampling technique. Data were collected through filling out a questionnaire, then analyzed using logistic regression test. The results of data analysis showed that the p-value for knowledge and behavior were 0.926 and 0.000, respectively. Thus, it is concluded that the incidence of fluor albus is influenced by the behavior of adolescent girls.Keywords: flour albus; behavior; adolescent girls ABSTRAK Flour albus pada remaja biasanya terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang perilaku pencegahannya. Flour albus yang terjadi secara terus-menerus dapat menimbulkan penyakit yang memerlukan penanganan khusus. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengetahuan dan perilaku remaja putri terhadap kejadian flour albus. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional. Subyek penelitian adalah 80 remaja putri yang dipilih dengan teknik total population sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, lalu dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai p untuk pengetahuan dan perilaku, masing-masing adalah 0,931 dan 0,000. Dengan demikian disimpulkan bahwa kejadian fluor albus dipengaruhi oleh perilaku remaja putri. Kata kunci: flour albus; perilaku; remaja putri
The Effect of Health Education on the Level of Knowledge About Anemia in Adolescent
Silvi Ratna Fiani;
Firdawsyi Nuzula;
Haswita Haswita
Health Notions Vol 5, No 11 (2021): November
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33846/hn51105
Anemia is one of the most common nutritional problems, especially in adolescents which is usually caused by iron deficiency and the increasing need for iron at that time. The provision of health education to young women aims to overcame the high problem of anemia and is one solution to increase knowledge about anemia. This study aims to identify the effect of health education on the level of knowledge about anemia in adolescent girls at SMK Negeri 17 August 1945 Genteng. This study used control group pre-test and post-test design. The population of this study were 225 students with a sample of 100 students who were selected using purposive sampling technique. The instrument used was questionnaire about knowledge of anemia and health education with leaflets and video power point media. The analysis technique used was the paired samples t-test. The results of the analysis showed p-value of <0.001, it means that there is an effect of health education on the level of knowledge about anemia in adolescent girls. It is hoped that after health education about anemia in adolescent girls can prevent anemia, especially during menstruation.Keywords: anemia; health education; knowledge
Efektivitas Pengetahuan Tentang Protokol Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan COVID-19 Di Era New Normal
Maulida Nurfazriah Oktaviana;
Firdawsyi Nuzula
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 7, No 1 (2022): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32528/ipteks.v7i1.6359
Covid-19 merupakan penyakit menular yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan oleh karena itu tindakan pencegahan wajib dilakukan secepat mungkin, dengan menerbitkan Protokol Pencegahan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pengetahuan tentang Protokol Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Covid-19 Di Era New Normal Akademi Kesehatan Rustida Krikilan Banyuwangi. Desain penelitian ini menggunakan metode pre experimental design dengan one group pre-test post-test design. Sampel pada penelitian ini dipilih secara total sampling dimana semua subjek yang ada memiliki kesempatan yang sama. Besar sampel sebanyak 64 mahasiswa Akademi Kesehatan Rustida Krikilan. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada pretest dan postet pengetahuan adalah signifikan dimana nilai p sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.05. Sedangkan pada pretest dan postest pencegahan didapatkan hasil nilai signifikan dimana nilai p sebesar 0.001 atau lebih kecil dari 0.05 maka terdapat perbedaan pencegahan Covid 19 sebelum dan sesudah diberikan penjelasan. Maka dari hasil tersebut menyatakan terdapat efektivitas pengetahuan tentang protokol kesehatan dalam upaya pencegahan covid-19, Terdapat efektivitas pengetahuan tentang protokol kesehatan dalam upaya pencegahan covid-19
Factors Affected Recovery Time Of Residents With Covid-19
Firdawsyi Nuzula;
Maulida Nurfazriah Oktaviana
(JKG) Jurnal Keperawatan Global (JKG) Jurnal Keperawatan Global Volume 6 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37341/jkg.v0i0.304
Background: The massive spread of Covid-19 and made it a pandemic causing a lot of fear and anxiety among people around the world. Covid-19 has been a global disaster which has a high level of spread and severity since it is a contagious disease. The severity of this disease ranges from asymptomatic to severe with general symptoms of fever and cough and causing acute respiratory distress syndrome, especially in the elderly and people with comorbidity. Family support helps patients to meet their basic needs and can help to increase the spirit to recover which is one of the factors that accelerate the patient’s recovery process. Methods: Population in this study consisted 660 residents who had confirmed Covid-19 and 109 samples were taken with purposive sampling technique appropriately to inclusion criteria. Independents variables in this study consisted of history of co-morbidities, knowledge, family support and motivation to recover. While the dependent variable is the healing time of Covid-19. The instrument of this study used a questionnaire sheet. This is a correlational study with cross sectional quantitative analytic. Results: Bivariate analytic show that only family support variable has significant results with p value <0,05. Family support is the determinant factors with p value of 0,0017 compared with other factors such as comorbid, knowledge and motivation. Conclusion: It can be conclude that family support is the determinant of recovery time of people affected by Covid-19. The most needed support for healing in the form of being sufficient and meeting the needs during ilness, both physically and psychologically.
Pembentukan Perawat Cilik (PERCIL) Sebagai Pionir Terdepan Guna Pencapaian Program Indonesia Sehat Cerdas
Haswita Wawan;
Firdawsyi Nuzula
Warta Pengabdian Vol 12 No 4 (2018): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.19184/wrtp.v12i4.8720
Pembentukan Percil (perawat cilik) merupakan pendidikan kesehatan terutama mengenai pemahaman dan kesadaran akan kesehatan sejak dini. Anak usia dini sangat membutuhkan perawatan kesehatan dan memerlukan pengawasan kesehatan yang teratur agar dapat mendukung proses tumbuh kembang anak dengan baik serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah 1) pentingnya hidup bersih dan sehat bagi diri sendiri maupun orang lain, 2) keterampilan dalam upaya pelayanan yaitu cara-cara melakukan pertolongan pertama secara sederhana, 3) sebagai teladan, penggerak dan pendorong untuk senantiasa hidup bersih sehat. Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat adalah kelompok siswa Taman Kanak – Kanak yaitu (1) anak yang dapat berkomunikasi dengan baik, 2) anak –anak yang sukarela ingin menjadi perawat cilik, 3) guru sebagai penganggung jawab UKS (Unit Kesehatan Sekolah). Metode Pengabdian kepada Masyarakat adalah bekerjasama dengan IGTKI Kecamatan Kalibaru yang sangat berperan dalam menginformasikan diadakannya Pengabdian Kepada Masyarakat tentang Percil (Perawat Cilik), kemudian tindak lajut kepada kepala sekolah TK Aisyiah Bustanul Athfal dan TK Nurul Husada. Sosialisasi pada mahasiswa yang ikut terlibat dalam acara ini. Pelatihan pada siswa-siswi yang didampingi oleh guru penanggung jawab UKS dari masing-masing sekolah tentang pentingnya hidup bersih dan sehat bagi diri sendiri maupun orang lain, keterampilan dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana yaitu cara melakukan pertolongan pertama. Untuk menunjang keberhasilan acara ini, melibatkan orang tua siswa-siswa pada hari terakhir dilaksanakan pelatihan. Hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah 1) Peningkatan pengetahuan siswa tentang penerapan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), 2) Peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan pertolongan pertama secara sederhana, 3) Peningkatan pengetahuan orang tua siswa tentang penerapan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat harapannya semua sekolah Pendidikan Anak Usia Dini memiliki UKS dan pelayanan UKS berjalan secara optimal. Kata Kunci: Siswa, Perawat Cilik, Sehat dan Cerdas.
Training on Management of Choking on Palang Merah Remaja in Middle School 1 Genteng
Rizki Yulia Purwitaningtya;
Firdawsyi Nuzula;
Siswoto Hadi Prayitno
Warta Pengabdian Vol 13 No 2 (2019): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.19184/wrtp.v13i2.9836
The Youth Red Cross (Palang Merah Remaja (PMR)) is a forum for fostering and developing Indonesian Red Cross (Palang Merah Indonesia (PMI)) youth members, PMR is one of PMI's strengths in carrying out humanitarian activities in the health sector. Various health problems that may occur anywhere and anytime that have fatal consequences such as choking can cause respiratory system disorders that can lead to death. The purpose of this activity is to increase the knowledge and management of PMR members in choking management. The method of this activity is to collaborate with the teacher of the Genteng 1 Public Middle School in informing the holding of Community Service about education and training in the management of choking, then follow-up to the principal of the Genteng 1 Public Middle School. Dissemination to students involved in training events. Training for students who are accompanied by PMR advisors about education and training in the management of choking. To support the success of this event, students were allowed to practice directly to the panthom and friends. The results of this activity showed an increase in knowledge about the management of 75% of choking with high expertise and increased ability (practice) in the control of 85% of choking with top practice ability. With this training, it is expected that all schools, especially PMR, will be able to carry out optimal handling of choking.
Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Kurang Gizi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Puskesmas Kalibaru Kulon Kabupaten Banyuwangi
Maulida Nurfazriah Oktaviana;
Firdawsyi Nuzula
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (344.127 KB)
Status gizi balita merupakan salah satu indikator kesehatan untuk menilai keberhasilan pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s). Masalah kurang gizi pada balita merupakan dampak dari rendahnya pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Untuk tumbuh kembang optimal, anak membutuhkan asupan gizi yang cukup, bayi usia 0-6 bulan cukup ASI saja, dan bayi diatas 6 bulan memerlukan MP-ASI. Kebiasaan yang dijumpai di Kalibaru adalah adanya pemberian MP-ASI pada bayi kurang dari 6 bulan dengan memberikan bubur buatan pabrik, hal ini yang mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tentang pola pemberian MP-ASI pada bayi kurang gizi usia 6-12 bulan di Kalibaru. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan informan yaitu ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan yang bersedia menjadi informan. Data berupa informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi partisipasi. Teknik analisis data menggunakan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pemberian MP-ASI pada informan adalah usia pemberian MP-ASI paling cepat diberikan pada usia satu bulan setelah bayi lahir dan paling lambat pada usia 6 bulan. Jenis MP-ASI bervariasi (bubur buatan pabrik atau buatan sendiri). Frekuensi pemberian makanan pokok 2-3 kali sehari, cara penyajian bervariasi dan konsistensinya ada yang lunak dan ada yang padat. Disimpulkan bahwa pola pemberian MP-ASI di Kalibaru ada yang belum tepat dan ada yang mendekati ketepatan dan semuanya disebabkan oleh pengalaman yang berbeda.
Analisis terhadap Faktor-Faktor Penyebab Gizi Kurang pada Balita di Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru Banyuwangi
Firdawsyi Nuzula;
Maulida Nurfazriah Oktaviana;
Roshinta Sony Anggari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 3 No 2 (2017): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (170.609 KB)
Gizi buruk masih menjadi perhatian badan kesehatan dunia WHO karena merupakan penyebab tertinggi kematian anak di negara berkembang terutama Indonesia. Faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas adalah unsur gizi, sehingga dapat mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Gangguan pemenuhan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita baik faktor langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang pada balita.Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional analitik. Dengan menggunakan Purposive Random Sampling didapatkan jumlah sampel penelitian 42 balita. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil pengumpulan data ditabulasi dan dianalisa bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistic.Hasil analisis regresi multivariat menunjukkan bahwa dengan CI 95% didapatkan faktor asupan makanan menunjukkan OR=4,813, sedangkan faktor penyakit infeksi menunjukkan OR=0.072, pengetahuan ibu menunjukkan OR=0,908, dan Pola asuh menunjukkan OR=2,626. Keempat faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap status gizi balita.Perlu dilakukan studi kualitatif untuk mengidentifikasi sejauh mana faktor asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, dan pola asuh dapat mempengaruhi status gizi pada balita.
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibaru Kabupaten Banyuwangi
Firdawsyi Nuzula;
Rizki Yulia Purwitaningtyas
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 2 (2018): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (288.259 KB)
Angka kesakitan dan kematian tertinggi yang menyerang balita akibat dari infeksi adalah ISPA. Sekitar dua juta anak yang meninggal setiap tahun akibat dari infeksi ini di negara-negara berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi status kejadian ISPA pada balita baik faktor langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ISPA pada Balita. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional analitik. Dengan menggunakan Purposive Sampling didapatkan jumlah sampel penelitian 62 balita. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistic.Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dengan CI 95% didapatkan faktor status gizi menunjukkan OR=0,803, riwayat imunisasi OR=0,725, riwayat pemberian ASI eksklusif=6,968 dan paparan asap rokok OR=0,602. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hanya riwayat pemberian ASI eksklusif yang berhubungan dengan kejadian ISPA dan secara statistik signifikan. Pemberian ASI secara eksklusif dapat menurunkan resiko kejadian ISPA pada balita karena kandungan ASI memiliki kekhususan biologis yang terformulasikan secara unik di dalam tubuh ibu sesuai dengan tahapan perkembangan bayi untuk memastikan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh dan membentuk pertumbuhan otak bayi.