Yudhisa Henry Prabowo
Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengendalian Hama Ulat Penggerek Batang Tanaman Padi yang Dilakukan oleh Petani di Kampung Desay Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Carolina Diana Mual; Satya Vidarma; Yudhisa Henry Prabowo
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 1 No 1 (2023): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v1i1.456

Abstract

Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mengenai strategi yang diambil oleh penyuluh dalam melaksanakan perannya di kampung Desay, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat serta mengkaji apa saja peran penyuluh yang mempengaruhi petani dalam pengendalian hama penggerek batang tanaman padi. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, menggunakan metode Deskriptive kualitatif dengan Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Peran Penyuluh Terhadap Petani Dalam Pengendalian Hama Ulat Penggerek Batang Tanaman Padi Oleh Petani sedangkan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah Penyuluh dan petani yang ada di Kampung Desay. Responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling yang menentukan kriteria-kriteria tertentu untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode snowball/bola salju, yang mana data diambil dari beberapa sampel baik itu petani dan juga penyuluh melalui wawancara dan dokumentasi berapapun jumlah sampelnya apabila dirasa sudah cukup dan memenuhi target yang dimaksud dalam penelitian maka dapat dikatakan cukup. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Teknik analisisTrigulasi data, dengan model Miles dan Huberman yang memiliki 3 tahapan yaitu reduksi data, data display dan juga conclusion drawing. Hasil: Hasil penelitian menunjukan, strategi yang diambil oleh penyuluh dalam melaksanakan perannya dilapangan yaitu, dengan melakukan kunjungan kelapangan untuk mengidentifikasi permasalahan yang menjadi kendala petani dalam melaksanakan usaha taninya. Kesimpulan: Penyuluh akan melakukan koordinasi dengan pengamat hama apabila terdapat serangan hama dan juga penyakit. Setelah pengamat hama melakukan kajian, apabila hasil kajian menyatakan bahwa serangan hama sudah mencapai intensitas serangan yang perlu dilakukan pengendalian agar tidak menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani, maka pengamat hama akan menurunkan bantuan dan penyuluh akan membantu dalam melaksanakan eksekusi dilapangan. Peran penyuluh yang mempengaruhi petani yang dilakukan dalam pengendalian hama penggerek batang tanaman padi yaitu sebagai seorang fasilitator.
Kesiapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dalam Menjalankan Kostratani di Kabupaten Teluk Wondama Latarus Fangohoi; Agung Putra Patrik Ruru; Yudhisa Henry Prabowo; Hotmauli Febriana Pardosi
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 1 No 2 (2023): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v1i2.565

Abstract

Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kesiapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam Menjalankan Kostratani di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat. dalam Pelaksanaan kajian ini perlu menjawab bagaimana tentang kesiapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat agar dapat berjalan dengan lancar. Metode: Dalam kajian ini melibatkan 5 BPP dari 13 BPP yang ada di Kabupaten Teluk Wondama alasan hanya mengambil 5 BPP dikarenakan hanya 5 BPP tersebut yang diajukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Teluk Wondama, dari 5 BPP tersebut diambil sampel sebanyak 3 orang per BPP yang meliputi: Kepala BPP, sekretaris BPP, dan Penyuluh Pertanian. Setelah diambil sampel kemudian dibagikan kuesioner setelah dilihat hasil dari kuesioner kemudian data diolah, setelah diolah kemudian dibuat skor tentang sikap dan pendapat. Hasil: Setelah dilaksanakan penelitian maka didapat hasil bahwa dari 5 BPP kebanyakan memiliki kekurangan seperti sumber daya manusia yang belum memadai, belum memahami dan belum ada Bimbingan Teknis tentang Kostratani, belum ada Koordinasi dan sosialisasi dengan pemerintahan setempat tentang Kostratani, serta belum tersedia Komputer/PC. Meski demikian kelima BPP tersebut dapat direkomendasikan untuk menjalankan program Konstratani yang dapat dilihat dari indikator kesiapan BPP yang kemudian indikator tersebut harus ditingkatkan agar memenuhi syarat dalam program kostratani. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa BPP yang dapat direkomendasikan berdasarkan kesiapannya dapat diurutkan menjadi: (1) BPP Wondiboy, (2) BPP Wasior, (3) BPP Rasiei, (4) BPP Windesi, (5) BPP Teluk Duairi. Dari hasil tersebut dapat diajukan kepada Dinas Pertanian agar supaya bisa memprioritaskan BPP yang nilainya/skornya lebih tinggi.