Yuniarti Petrika
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KASIEN PADA ANAK AUTISME DI SEKOLAH LUAR BIASA BINA ANAK BANGSA PONTIANAK Kristina Roni; Shelly Festilia Agusanty; Sopiyandi; Yuniarti Petrika; Ikawati Sulistyaningsih
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 1 No. 1 (2024): Media Gizi Khatulistiwa Edisi Maret 2024
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2804/mgk.1811.1020

Abstract

Autisme merupakan suatu ganguan perkembangan yang kompleks yang menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Prevalensi autis di dunia saat ini mencapai 1 per 160 anak atau berkisar 0,3%. Jika angka kelahiran di Indonesia enam juta per tahun, maka jumlah penyandang autis di Indonesia bertambah 0,15% atau 6.900 per tahun dengan prevalensi anak laki-laki tiga sampai empat kali lebih besar dari pada anak perempuan. Menurut penelitian sebelumnya kepatuhan diet bebas gluten bebas kasein terhadap anak autis di Kota Pontianak sebanyak 61,5% tidak patuh melaksanakan diet bebas gluten bebas kasein. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui gambaran jumlah, jenis dan frekuensi asupan bahan makanan sumber kasein pada anak autis di SLB Bina Anak Bangsa Pontianak. Metode observasional dengan study cross sectional. Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Penelitian di SLB Bina Anak Bangsa Pontianak masih mengkonsumsi bahan makanan sumber kasein,untuk jumlah asupan bahan makanan sumber kasein anak autis diperoleh angka tertinggi yaitu pada susu UHT sebanyak 61,26 gram dalam satu hari. Kemudian diketahui jenis bahan makanan sumber kasein yang sering dikonsumsi anak autis yaitu susu UHT, puding susu, selai susu, keju, yoghurt, es krim, susu kental manis dan susu bubuk. Pada jenis bahan makanan sumber kasein ini yang paling banyak dikonsumsi oleh anak autis yaitu pada susu UHT dengan skor 85 (54,55%) dan yang paling sedikit dikonsumsi oleh anak autis yaitu pada susu bubuk dengan skor 5 (9,09%). Frekuensi bahan makanan sumber kasein yang paling sering dikonsumsi oleh anak autis yaitu Susu UHT terdapat sebanyak 2 kali dalam sehari, dan selai susu, puding susu dikonsumsi 1 kali dalam sehari. Sedangkan bahan makanan sumber kasein yang juga dikonsumsi yaitu keju, yoghurt, es krim, susu kental manis dan susu bubuk, namun tingkat frekuensi konsumsi dalam minggu. Diketahui bahwa asupan bahan makanan sumber kasein pada anak autis di SLB Bina Anak Bangsa Pontianak belum baik karena anak autis masih mengkonsumsi makanan sumber kasein.
GAMBARAN PENDIDIKAN, PEKERJAAN IBU DAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SDN 11 SUNGAI MELAYU RAYAK Putri Nur Azkia; Yuniarti Petrika; Ayu Rafiony
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 2 No. 1 (2025): Media Gizi Khatulistiwa Edisi Maret 2025
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2804/mgk.1811.1044

Abstract

Latar Belakang  : . Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. keluarga sebagai struktur terkecil negara memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengontrol tumbuh kembang anak. Perkembangan ibu sangat erat kaitannya dengan status gizi anak. Tujuan Penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pendidikan, pekerjaan dan status gizi anak usia sekolah dasar di SDN 11 Sungai Melayu Rayak. Metode Penelitian : penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional. Sampel yang diambil menggunakan teknik total sampling yaitu siswa dan siswi kelas 1 di SDN 11 Sungai Melayu Rayak dengan besar sampel 35 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat menggunakan frekuensi distribusi dan menggunakan analisis bivariat menggunakan crosstabs. Hasil penelitian: Sebagian besar sampel berstatus gizi normal berdasarkan indikator IMT/U status gizi normal sebesar (45,7%) dan berdasarkan indikator TB/U status gizi normal sebesar (82,9%). Berdasarkan tingkat pendidikan presentase terbesar terdapat pada orang tua yang memiliki tingkat pendidikan menengah dengan status gizi anak obesitas (100,0%) dan berdasarkan pekerjaan orang tua presentase terbesar terdapat pada orang tua yang tidak bekerja dengan status gizi anak gemuk (100,0%). Kesimpulan : Status gizi anak usia sekolah dasar lebih banyak berstatus gizi normal, tingkat pendidikan ibu terdapat lebih banyak ibu berpendidkan menengah, dan pekerjaan ibu sebagian besar tidak bekerja