Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Produksi Enzim Selulase Dari Aspergillus niger Dengan dan Tanpa Menggunakan Penginduksi Carboxymethyl Cellulose (CMC): Comparison of Cellulase Enzyme Production from Aspergillus niger With and Without Using Carboxymethyl Cellulose (CMC) Inducer Aldevi Trisnawati Adam; Mahdalena Sy. Pakaya; Faramita Hiola; La Ode Aman; Wiwit Zuriati Uno
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 9: September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i9.8536

Abstract

Enzim selulase merupakan enzim yang mampu mendegradasi selulosa dengan produk utamanya yakni glukosa, selobiosa dan xilooligosakarida, selulase memiliki sistem enzim yang tersusun dari endo-1,4-?-glukanase, ekso-1,4-?-glukanase dan ?-D-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi enzim selulase dari Aspergillus niger dengan menggunakan penginduksi berupa CMC. Proses produksi dilakukan dengan menggunakan metode fermentasi cair dengan dan tanpa penambahan inducer. Aktivitas enzim selulase diuji secara kualitatif dilihat berdasarkan pembentukan zona hidrolitik. Hasil penelitian menunjukan bahwa enzim selulase yang diproduksi menggunakan inducer CMC membentuk zona hidrolitik lebih besar dibandingkan dengan tidak menggunakan inducer dengan nilai indeks aktivitas enzim secara berturut-turut sebesar 2,5 mm dan 1,93 mm. Dapat disimpulkan bahwa Aspergillus niger dapat menghasilkan enzim selulase lebih banyak dengan penambahan inducer CMC dibandingkan dengan tidak menggunakan inducer
Isolasi Dan Identifikasi Mikroalga Di Danau Limboto Mahdalena Sy. Pakaya; Hiola, Faramita; Juliyanty Akuba; Hutuba, Ariani H.; Lahay, Astiara
Journal of Pharmacology and Natural Products Vol. 2 No. 3 (2025): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2025
Publisher : Jurnal Literasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70075/jpnp.v2i3.75

Abstract

Penggunaan antibiotik dengan dosis yang tidak tepat secara terus-menerus menyebabkan bakteri patogen menjadi resisten. Penemuan senyawa antibakteri dapat dilakukan dengan cara isolasi pada bahan alam salah satunya mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi mikroalga pada perairan danau limboto yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi menggunakan teknik mikroskopis, metode difusi cakram serta KLT Bioautografi untuk menguji senyawa aktif yang berperan sebagai antibakteri. Hasil identifikasi didapatkan mikroalga pada titik 2 (MA2 a dan MA2 b) dan titik 3 (MA3 a) termasuk kelompok alga hijau (Chlorophyta). Metode isolasi menggunakan metode pengenceran berseri didapatkan isolat (MA2 a dan MA3 a).
Efektivitas Metabolit Sekunder Fungi Endofit Tumbuhan Mangrove (Rhizophora Mucronata Poir) Terhadap Biofilm Bakteri Yang Diisolasi Dari Nasogastric Tube: The Effectiveness of Secondary Metabolites of Endophytic Fungi from Mangrove Plants (Rhizophora Mucronata Poir) Against Bacterial Biofilms Isolated from Nasogastric Tubes Adinda Mutmainnah Putri Rumiki; Mahdalena Sy. Pakaya; A. Mu'thi Andy Suryadi; Muhammad Taupik; Multiani S. Latif
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 12: Desember 2025 - In Progress
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i12.9142

Abstract

Biofilm adalah komunitas mikroorganisme dan produk ekstraselulernya yang melekat pada permukaan, baik biologis maupun nonbiologis. Keberadaan biofilm ini melindungi bakteri dari sistem imun dan pengobatan antibiotik. Pada alat medis seperti Nasogastric tube (NGT), biofilm berpotensi menyebabkan komplikasi klinis, termasuk infeksi saluran pencernaan, resistensi antibiotik, hingga infeksi sistemik. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas metabolit sekunder fungi endofit tumbuhan mangrove (Rhizophora mucronata) terhadap bakteri biofilm yang diisolasi dari NGT. Metode yang digunakan adalah eksperimental, melibatkan uji optimasi pembentukan, uji pencegahan, uji penghambatan, dan uji penghancuran biofilm. Hasil uji optimasi menunjukkan positif pada kedua media, dengan pembentukan biofilm ditandai perubahan warna bening menjadi ungu dari atas tabung sampai pangkal bawah tabung. Pada uji pencegahan biofilm mendapatkan hasil yang baik pada bakteri uji biofilm NGT pasien A dengan nilai intensitas MGV sebesar 123,80, sedangkan uji penghambatan hasil yang baik pada bakteri uji biofilm NGT pasien A dengan nilai MGV sebesar 119,38, sedangkan uji penghancuran hasil yang baik didapatkan pada bakteri uji biofilm pasien A dengan nilai MGV 120,34. Nilai MGV tersebut melebihi skala minimal di bawah 10% MGV tabung kosong. Dengan demikian, Metabolit sekunder fungi endofit tumbuhan mangrove dapat mencegah, menghambat, dan menghancurkan bakteri biofilm yang diisolasi dari Nasogastric tube pasien A.