Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gelu Epen Culture: Rationality Of The Local Wisdom-Based People's Market Revitalization Program Lamawuran, Yosef Dionisius; Ratumakin, Paulus Adrianus Kopong Liat; Molan, Kristianus Simon Hale; Tokan, Frans Bapa; Susu, Mikael Thomas
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 9, No 1 (2025): April 2025, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v9i1.7546

Abstract

This study was designed with a focus on the adoption of Indigenous Public Administration (IPA) values in the development of Indonesian public administration theory and practice, especially in the economic policy sector. This study aims to evaluate and critique the practice of Western Public Administration (WPA) in implementing the traditional market revitalization program and describe the local wisdom value of Gelu Epen practice as a revitalization model. The method used is qualitative with a descriptive approach. Data collection techniques through interviews, observations and documentation. Data analysis techniques are carried out by data reduction, data presentation and drawing conclusions. This study found four important things. First, the traditional market revitalization program by the government is often criticized for focusing on organizing and developing market buildings, rather than improving the economy, organizing market management and preserving local cultural heritage. Second, the factors causing the failure of the revitalization program include: the intervention of WPA practices, strong government dominance and the neglect of participation from local social and economic institutions. Third, the success of the revitalization of the Waiwuring traditional market cannot be separated from the government's efforts to revive the Gelu Epen (barter) tradition which is a local cultural heritage of Lamaholot. Fourth, the values, norms and principles of Gelu Epen practice such as equality or justice (Ha'ma), mutual trust (No Keni'ine), kinship (Haba Breun) and tolerance (Onga Arep), are maintained to maintain the achievement of the economic and social functions of the Waiwuring market.
Mengasah Kemampuan Komunikasi Masyarakat dalam Organisasi Karang Taruna Melalui Diseminasi Public Speaking di Desa Ileboli Jerandu, Verini Oktavia; Riang, Yoseph; Molan, Kristianus Simon Hale
Abdimas Galuh Vol 7, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i2.20564

Abstract

Pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini didedikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian yang mampu memberikan pengaruh positif dalam hal perilaku dan pola pikir pada desa tepilih ileboli, dalam ber-organisasi karang taruna dibutuhkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain karena esensi dasar dari terbentuknya organisasi ini ditujukan untuk kepentingan masyarakat bersama sehingga untuk itu dibutuhkan suatu metode yang dapat diterapkan untuk semakin meningkatkan kualitas anggota organisasi dalam melakukan aktivitas, dengan hal tersebut komunikasi dikatakan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun image ataupun relasi yang baik dengan masyarakat agar karang taruna di desa Ileboli mampu memperoleh simpati dan kepercayaan dari masyarakat, sehingga dengan pertimbangan tersebut dilakukanlah kegiatan yang diindikasi mampu untuk mengasah kemampuan komunikasi anggota karang taruna melalui diseminasi public speaking, Adapun diseminasi merupakan Tindakan menyebarluaskan informasi penting berkaitan dengan suatu hal yang dianggapp esensial. dengan menggunakan pendekatan berupa “sharing session” memudahkan untuk dapat berinteraksi dengan audience sekaligus dapat memahami kendala yang dialami dalam berkomunikasi organsisasi sehingga dalam mengimplementasikan program kerja dapat berjalan dengan lancar, adanya diseminasi public speaking ini membawa dampak positif bagi organisasi karang taruna desa ileboli berupa pola pikir yang lebih terbuka dan menambah pengetahuan dalam membentuk pola komunikasi yang lebih terarah sehingga mampu untuk memicu terjadinya peningkatan yang lebih efisien dalam menjalankan organisasi. Dengan demikian perlu adanya partisipasi aktif dari pihak Masyarakat dan pemerintah setempat untuk semakin meningkatkan kualitas organisasi yang mampu mewadahi pelayanan dan pengayoman terhadap sesama.