ABSTRACT The short film Grusah-Grusuh presents various social interactions rich in implied meanings, making the analysis of illocutionary speech acts essential to understanding the intent and function of the communication that takes place within it. This study aims to examine the forms and functions of illocutionary acts in the Javanese-language short film Grusah-Grusuh. A qualitative descriptive approach was employed, utilizing observation and note-taking methods to collect utterances from the characters. The data were analyzed using a pragmatic identity method based on Searle’s classification of illocutionary types and Leech’s functional framework. The findings reveal five types of illocutionary acts: representative, directive, commissive, expressive, and declarative. Representative acts dominate with 53%, followed by directives (27%), while commissive, expressive, and declarative acts each account for 3%, 9%, and 9%, respectively. In terms of function, collaborative acts are the most prevalent (64%), followed by competitive (23%) and convivial (13%) functions. These results indicate that communication in Grusah-Grusuh reflects Javanese cultural values prioritizing information clarity, social harmony, and politeness. The study concludes that analyzing illocutionary acts in local short films enriches contextual pragmatic studies and supports cultural preservation through audiovisual media. The implications of this research are expected to broaden understanding of the interrelationship between linguistic practices, cultural values, and social dynamics in Javanese communication. ABSTRAK Film pendek Grusah-Grusuh menyajikan beragam interaksi sosial yang kaya akan makna tersirat, sehingga analisis tindak tutur ilokusi sangat penting untuk memahami maksud dan fungsi komunikasi yang terjadi di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam film pendek berbahasa Jawa berjudul Grusah-Grusuh. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan, dengan menggunakan metode observasi dan pencatatan untuk mengumpulkan ujaran-ujaran dari para karakter. Data dianalisis dengan menggunakan metode identitas pragmatis berdasarkan klasifikasi tipe ilokusi Searle dan kerangka kerja fungsional Leech. Temuan penelitian mengungkapkan lima jenis tindak tutur ilokusi: representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak representatif mendominasi dengan 53%, diikuti oleh tindak direktif (27%), sementara tindak komisif, ekspresif, dan deklaratif masing-masing menyumbang 3%, 9%, dan 9%. Dari segi fungsi, tindak kolaboratif adalah yang paling banyak ditemukan (64%), diikuti oleh fungsi kompetitif (23%) dan konvivial (13%). Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi dalam Grusah-Grusuh mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa yang mengutamakan kejelasan informasi, keharmonisan sosial, dan kesantunan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa menganalisis tindak tutur ilokusi dalam film pendek lokal memperkaya kajian pragmatik kontekstual dan mendukung pelestarian budaya melalui media audiovisual. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman tentang keterkaitan antara praktik-praktik kebahasaan, nilai-nilai budaya, dan dinamika sosial dalam komunikasi masyarakat Jawa.