Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN ASAM URAT PADA SUBYEK DEWASA MUDA OBESITAS SENTRAL DI PUSKESMAS LABARAGA KABUPATEN BUTON UTARA Asni Ramayana Tina; Bintang; Zumaida
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.2.2

Abstract

Obesitas sentral adalah kelebihan lemak dalam tubuh terutama pada bagian viseral perut. Obesitas sentral berlebihan dapat menyebabkan akumulasi lipid yang meningkatkan produksi radikal bebas, dimana akan memicu pengaktifan sisitem renin-angiotensin dan vasokontraksi pembulu perifer dimana Ketika enzim oksidase tidak berperan akan menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Secara teori menjelaskan hubungan hiperurisemia dengan hipertensi, hipertensi akan berakhir dalam penyakit mikrovaskuler dengan hasil akhirnya berupa iskemi jaringan yang akan meningkatkan sintesis asam urat melalui degradasiaadenosin trifosfat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara tekanan darah dengan asam urat pada subyek dewasa muda obesitas sentral di Puskesmas Labaraga Kabupaten Buton Utara. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional (studi potong lintang), dengan jumlah sampel 24 responden. Data dianalisis dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) untuk uji statistik rank spearman. Hasil penelitian dari total 24 responden obesitas sentral tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan asam urat yaitu p = 0,086 dengan nilai koefisien korelasi r = 0,357 menunjukan berkorelasi lemah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan asam urat pada subyek dewasa muda obesitas sentral. Disarankan pada peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemeriksaan asam urat, tidak hanya dilakukan satu kali pemeriksaan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat misalnya dengan menggunakan alat kimia atau chemistry analyzer.
PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN ERITROSIT PADA SAMPEL URINE YANG MENGALAMI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DENGAN METODE DIPSTICK DAN MIKROSKOPIS DI RSUD KOTA KENDARI Asni Ramayana Tina; Sri Anggarini Rasyid; Selin Anugrah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.1.1

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang paling umum terjadi di komunitas masyarakat bahkan di rumah sakit. Biasanya pada urine pasien dengan infeksi saluran kemih akan ditemukan eritrosit dalam jumlah rendah hingga tinggi tergantung pada seberapa besar luka yang menyebabkan infeksi di dalam saluran kemih, pada tahun selanjutnya 2020 jumlah pasien ISK menurun sebanyak 5 orang. Tujuan penelitian untuk membandingkan hasil pemeriksaan eritrosit pada sampel urine yang mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan metode Dipstick dan Mikroskopis Di RSUD Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan yaitu metode dipstick dan mikroskopis. Dengan jumlah sampel 23 pasien dan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dan total sampling. Berdasarkan hasil penelitian pada uji wilcoxon. Test Statistics diperoleh nilai Signifikan atau p-value sebesar 0,564. Nilai p-value > α (0,564 > 0,05) yang menujukan bahwa tidak ada perbandingan hasil pemeriksaan eritrosit pada sampel urine yang mengalami infeksi saluran kemih (ISK) dengan metode dipstick dan mikroskopis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan Tidak ada perbandingan atau perbedaan hasil pemeriksaan eritrosit pada sampel urine yang mengalami infeksi saluran kemih (ISK) dengan metode dipstick dan mikroskopis.
UJI STABILITAS PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PADA SAMPEL DARAH YANG DIDIAMKAN PADA SUHU RUANG DENGAN MENGGUNAKAN HEMATOLOGI ANALYZER Sapril Kartin; Asni Ramayana Tina; La Ode Muhammad Ardiansyah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.2.6

Abstract

Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergarnula (mononuclear). Trombosit adalah sitoplasma pecahan dari megakariosit dengan diameter 3 hingga 5 m dan volume 4, 5 hingga 11 fL. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan uji stabilitas pemeriksaan jumlah leukosit dan trombosit pada sampel darah yang didiamkan pada suhu ruang dengan menggunakan hematologic analyzer. Jenis penelitian ini yaitu menggunakan metode eksperimental laboratorik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi D-IV Teknologi Laboratorium Medik Universitas Mandala Waluya. Berdasarkan perhitungan didapatkan 10 responden. Analisis yang digunakan adalah uji Anova untuk mendeskripsikan nilai pemeriksaan jumlah leukosit dan trombosit. Hasil penelitan menunjukan pada pemeriksaan leukosit didapakan nilai signifikan = 0,96 dan trombosit didapatkan nilai signifikan = 0,91 0,05. Sehingga, pada penelitian ini H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak ada perbandingan bermakna anatara pemeriksaan jumlah leukosit dan pemeriksaan jumlah trombosit. Saran pada penelitian ini yaitu harus dilakukan pemeriksaan segera tidak untuk dilakukan penundaan selama 3 jam dan 6 jam penundaan pemeriksaan.
HUBUNGAN WAKTU TERAPI ANTIPSIKOTIK DAN KADAR ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) PADA PASIEN GANGGUAN JIWA ( SKIZOFRENIA) DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Asni Ramayana Tina; idrus; Putri Suhaini
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.04...

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental dengan kekacauan pada pola berpikir. Pada pasien skizofenia memiliki waktu terapi antipsikotik jangka pendek dan jangka panjang untuk mencegah kekambuhan psikotik akut. Terapi antipsikotik harus melewati proses metabolisme lengkap di hati, sehingga dapat menyebabkan kerusakan hati dan kadar alanin aminotransferase (ALT) yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan waktu terapi antipsikotik dan kadar alanin aminotransferase (ALT) pada pasien gangguan jiwa (skizofrenia) Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini adalah obsevasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien skizofrenia tipe skizofrenia ytt (yang tak tergolong) yang menjalani rawat inap Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 27 responden. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus lameshow sehingga diperoleh 25 sampel. Metode analisis hasil penelitian menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi antipsikotik jangka pendek (≤ 2 tahun) memiliki kadar alanin aminotransferase (ALT) normal sebanyak 13 responden sedangkan terapi jangka panjang (> 2 tahun) memiliki kadar alanin aminotransferase (ALT) normal sebanyak 8 responden dan abnormal 4 responden. Hasil uji chi square waktu terapi antipsikotik dan kadar alanin aminotransferase (ALT) memiliki nilai sig 0,344. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan waktu terapi antipsikotik dengan kadar alanin aminotransferase (ALT). Disarankan pada penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian yaitu pengaruh lama penggunaan obat antipsikotik terhadap kadar alkali fosfatase (ALP) dan gamma-glutamyl transferase (GGT) pada pasien skizofrenia.
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN NILAIHEMATOKRIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUD KOTA KENDARI Asni Ramayana Tina; Ovin; Noviati
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 2 (2024): JURNAL MEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/

Abstract

Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Pada kasus DBD, nilai hematokrit akan meningkat (hemokonsentrasi) karena peningkatan kadar sel darah atau penurunan kadar plasma darah. Darah yang pekat dapat disebabkan kebocoran plasma dan pecahnya pembuluh kapiler. Akibat adanya kebocoran di pembuluh darah kapiler, tubuh berupaya menutup celah tersebut dengan bantuan trombosit, sehingga kadar trombosit pun menjadi rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah trombosit dan nilai hematokrit pada penderita demam berdarah dengue. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien demam berdarah dengue yang dirawat di RSUD Kota Kendari yang berjumlah 288 pasien dengan jumlah Sampel yaitu 23 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman dengan menggunakan program SPSS untuk menganalisa data. Jumlah trombosit normal sebanyak 1 pasien (4,35%) dan abnormal sebanyak 22 pasien (95,65%), sedangkan nilai hematokrit normal sebanyak 12 pasien (52,17%) dan abnormal sebanyak 11 pasien (47,83%). nilai signifikansi p = 0,006 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dan nilai hematokrit, sedangkan nilai r = 0,558 yang menunjukkan korelasi kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah trombosit dan nilai hematokrit pada pasien demam berdarah dengue. Disarankan agar memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya penyakit demam berdarah dengue dengan tujuan mencegah penyebaran demam berdarah dengue di lingkungan masyarakat.
PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP KADAR PROTEIN URINE DAN GLUKOSA URINE IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III PADA INDIKASI PREEKLAMSIA DI PUSKESMAS WONGGEDUKU Erick Erianto Arif; Asni Ramayana Tina; Rasdiana; Juslan
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 9 No. 1 (2025): JURNAL MEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/medilab.v9i1.1231

Abstract

Preeklamsia adalah kelainan malfungsi endotel pembuluh darah yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme (penyempitan pembuluh darah) setelah usia kehamilan 20 minggu yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi organ dan pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema, proteinuria dan glukosa urine. Preeklamsi umumnya terjadi pada usia kehamilan trimester II dan trimester III. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipertensi terhadap kadar protein urine dan glukosa urine ibu hamil trimester II dan III pada indikasi preeklamsia di Puskesmas Wonggeduku. Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan desain Cross-sectional. penelitian ini telah dilaksanakan pada April-Mei 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan trimester III dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg di wilayah kerja Puskesmas Wonggeduku yang berjumlah 28 orang dengan sampel 28 responden dengan teknik total sampling. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan alat urine analyser. Metode analisis menggunakan uji statistik Mann Whitney. Berdasarkan hasil penelitian pada uji Mann Whitney. Menunjukkan bahwa ada pengaruh hipertensi terhadap kadar protein urine dan glukosa urine ibu hamil trimester III (protein urine p-value = 0,01, glukosa urine p-value = 0,000) dan tidak terdapat pengaruh hipertensi pada kadar protein uerine dan glukosa urine ibu hamil trimester II (protein urine p-value = 0,169. Glukosa urine p-value = 0,08). Dimana p-value < α menunjukkan ada pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh hipertensi terhadap kadar protein urine dan glukosa urine ibu hamil trimester III. Diharapkan bagi institusi pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang terkait agar melakukan skrining terhadap ibu hamil berupa pemeriksaan protein urine dan glukosa urine guna meminimalisir resiko terjadinya kasus preeklamsia.