Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Derajat Keparahan Stroke Iskemik Berdasarkan Skor National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) di Ruang Rawat Inap Saraf RSUD Cut Meutia Aceh Utara Maghfirah, Cut Zuhra; Ikhsan, Maulana; Fonna, Tischa Rahayu
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah MANUSIA DAN KESEHATAN
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v8i2.3594

Abstract

Stroke is the leading cause of disability and the second leading cause of death worldwide, with ischemic stroke being the most common type. Assessing stroke severity is essential for determining prognosis and guiding patient management. This study aimed to describe the severity of ischemic stroke using the National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) score in patients at RSUD Cut Meutia Aceh Utara during the period of September to November 2024. This research employed a quantitative descriptive design with a cross-sectional approach. Data were obtained from medical records of ischemic stroke patients meeting the inclusion criteria. Stroke severity was assessed using the NIHSS score at two observation points: 24 hours and 3 days after hospital admission. Data analysis was conducted using frequency distribution and percentage methods. The results showed that among the 77 ischemic stroke patients studied, the majority were in the productive age group (15–65 years), accounting for 72.7% of cases, and males were more affected (63.6%) than females (36.4%). The main risk factors were hypertension (84.4%), followed by smoking (39%) and diabetes mellitus (36.4%). The NIHSS assessment after 24 hours revealed that most patients experienced severe stroke (64.9%). However, after 3 days, improvement was observed, with the majority experiencing moderate stroke (84.4%). Age, gender, and the number of risk factors significantly influenced the severity and recovery of stroke patients.
Implementasi Home Visit dalam Pendampingan Ibu Hamil dan Anak Balita Untuk Pencegahan Stunting Maghfirah, Cut Zuhra; Ramadhani, Fatia Dhaifina; Mardiati, Mardiati; Lubis, Putri Sabrina; Rambe, Anugrah A Warid; Nurmanda, Raudhatul; Audreya, Noerista; Salsabila, Aina; Balqis, Ferisha Aulia; Saputri, Yosi Anggela; Ritonga, Nursyahfitri; Lubis, Muhammad Aziz Rizki; Azmy, Ipal
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v2i2.17933

Abstract

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak, selain itu stunting memiliki risiko yang lebih tinggi menyebabkan penyakit kronis di masa dewasanya. Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting perlu segera ditangani. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% atau sekitar 7 juta balita menderita stunting. Stunting menyebabkan organ tubuh tidak tumbuh dan berkembang secara optimal. Balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta Disability-Adjusted Life Years (DALYs) yaitu hilangnya masa hidup sehat setiap tahun. Kekurangan gizi pada anak tidak hanya menyebabkan stunting, tetapi juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit, dan menurunkan produktivitas. Mayoritas masyarakat belum memahami tentang stunting, serta masih ada anggapan bahwa stunting merupakan faktor keturunan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman pengetahuan serta peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan deteksi dini stunting. Metode yang digunakan adalah melalui kunjungan rumah dengan melakukan pendekatan masyarakat, observasi, wawancara, melakukan sosialisasi serta pendampingan. Hasil yang diperoleh informasi responden ibu hamil berdasarkan usia, pendidikan, dan gravida, responden balita berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kegiatan observasi memperoleh informasi tentang faktor risiko dalam kehamilan dan balita, sedangkan kegiatan sosialisasi dan pendampingan dilakukan secara aktif dan diikuti secara antusias oleh responden. Diharapkan dari penelitian ini, terjadi peningkatan pemahaman ibu hamil dan ibu dengan balita tentang pengertian, penyebab, risiko, gejala, pencegahan stunting, pentingnya ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dan MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) bagi balita serta pentingnya tablet Fe saat kehamilan. Hal ini menjadi strategi efektif memberdayakan keluarga dalam meningkatkan kesiapan khususnya dalam pencegahan dan penanganan stunting.