Teori konstruktivistik menekankan bahwa pengetahuan tidak hanya diterima secara pasif, melainkan dibangun secara aktif oleh individu melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalamannya. Penerapan teori konstruktivistik dalam pembelajaran PAI dinilai relevan karena menekankan peran aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan dan pemahaman agama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terkait teori konstruktivistik, kelebihan dan kekurangan, serta implikasinya dalam pembelajaran PAI. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data melalui data non-numerik, seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen kemudian dikaji dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori konstruktivistik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa pengetahuan bukan hanya ditransfer dari guru ke peserta didik, tetapi dibangun secara aktif oleh peserta didik sendiri melalui pengalaman dan interaksi. Adapun implikasi dari teori konstruktivistik, yaitu pembelajaran berpusat pada peserta didik, penggunaan berbagai sumber belajar, pembelajaran kontekstual dan berbasis pengalaman, penilaian menjadi lebih holistik, dan pembelajaran kolaboratif dimana guru dapat menggabungkan pembelajaran dengan berbagai hal, seperti penggabungan pembelajaran dengan teknologi. Penerapan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui analisis dan interpretasi informasi, bukan sekadar penerimaan pasif.  Hal ini juga meningkatkan kemampuan pemecahan masalah berbasis pengalaman dan konteks kehidupan sehari-hari, termasuk konteks keagamaan.  Lebih lanjut, pendekatan ini mendorong kemandirian belajar, keterampilan sosial dan kolaborasi, serta pemahaman agama yang mendalam dan bermakna melalui pengalaman dan refleksi.  Akibatnya, siswa dapat mengembangkan sikap religius positif seperti tanggung jawab, empati, dan kepedulian.