Stres merupakan respon psikologis dan fisiologis yang dapat memengaruhi komposisi tubuh, termasuk persentase lemak tubuh sebagai indikator risiko penyakit metabolik. Mahasiswa kedokteran yang rentan terhadap stres tinggi berpotensi mengalami peningkatan persentase lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan persentase lemak tubuh pada mahasiswa kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling, dengan total 98 responden dari mahasiswa aktif Program Studi Kedokteran, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tingkat stres diukur menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale yang disebarkan melalui Google Forms, sedangkan persentase lemak tubuh diukur dengan metode Bioelectrical Impedance Analysis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian diperoleh data bahwa mayoritas responden berada pada tingkat stres sedang (52%) dan memiliki persentase lemak tubuh dalam kategori tinggi (53,1%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan persentase lemak tubuh (p < 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres berhubungan dengan peningkatan persentase lemak tubuh pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Oleh karena itu, pengelolaan stres yang efektif dapat meningkatkan kesehatan fisik mahasiswa, termasuk persentase lemak tubuh yang lebih optimal. Namun, hasil ini memiliki keterbatasan, karena hanya melibatkan satu institusi.