Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran "Dalihan Na Tolu" sebuah sistem kekerabatan adat Batak Toba, dalam menyelesaikan konflik generasi di keluarga Batak Toba modern. Dalihan Na Tolu terdiri dari tiga elemen utama, yaitu Hula-hula (pihak keluarga ibu dan nenek laki-laki), Dongan Tubu (pihak keluarga ayah dan laki-laki), dan Boru (pihak keluarga ayah atau kakek perempuan), yang secara bersama-sama membentuk struktur sosial yang mendasari kehidupan masyarakat Batak. Dalam keluarga Batak Toba modern, perbedaan nilai antara generasi muda dan orang tua sering kali menjadi sumber konflik, terutama terkait norma-norma adat, agama, dan gaya hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalihan Na Tolu berfungsi sebagai alat mediasi yang efektif dalam meredakan ketegangan dan menciptakan dialog antar generasi. Prinsip saling menghormati, musyawarah, dan pembagian peran dalam struktur adat memberikan landasan bagi penyelesaian konflik yang lebih harmonis. Meskipun tantangan dalam mengadaptasi nilai-nilai tradisional terhadap perubahan modern tetap ada, Dalihan Na Tolu terbukti relevan dalam menjaga keharmonisan keluarga dan memperkuat identitas budaya Batak Toba.