Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI PROVENANCE BATUPASIR FORMASI KAMPUNGBARU, KOTA BALIKPAPAN BERDASARKAN ANALISIS GEOKIMIA ., Jamaluddin; Suprastiwara, Khrisko; Umar, Emi Prasetyawati; Ryka, Hamriani; Putri, Efrina Chandra Agusti
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 8, No 1 (2025): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v8i1.19680

Abstract

Formasi Kampungbaru di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur merupakan satuan batuan sedimen yang didominasi oleh batupasir dan memiliki potensi geologi yang signifikan. Studi terhadap batupasir dari formasi ini penting untuk memahami asal usul material penyusunnya serta dinamika geologi yang berperan dalam proses sedimentasinya melalui pendekatan geokimia yang dapat mengidentifikasi komposisi kimia dan lingkungan tektonik asal dari sedimen. Sebelas sampel batupasir diambil dari lokasi terpilih di lapangan dan dianalisis dengan menggunakan portable XRF analyzer untuk menentukan kandungan unsur utamanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa batupasir Formasi Kampungbaru didominasi oleh kandungan SiO₂ yang tinggi dan Al₂O₃ yang sedang dengan rasio Al₂O₃/SiO₂ yang rendah hingga menengah serta kandungan Fe₂O₃ + MgO yang relatif tinggi yang mengindikasikan bahwa material penyusun batupasir kemungkinan besar berasal dari batuan vulkanik atau beku mafik yang terbentuk pada lingkungan busur samudra atau margin kontinental aktif. Keberadaan wacke dan arkose yang dominan menandakan batupasir ini terendapkan dalam lingkungan dengan energi yang bervariasi, mulai dari laut dalam hingga area dekat sumber granitik. Selaras dengan sejarah geologi Kalimantan bagian timur yang pernah mengalami aktivitas magmatik subduksi pada zaman Tersier. Proses ini kemudian menghasilkan sedimen yang terbawa ke arah timur melalui sistem sungai dan diendapkan dalam lingkungan delta dan laut dangkal membentuk Formasi Kampungbaru. Dengan demikian, batupasir pada Formasi Kampungbaru mencerminkan provenance campuran antara continental block dan recycled orogen.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS POTENSI GEOSITE SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN GEOWISATA DAERAH PASER, KALIMANTAN TIMUR Putri, Efrina Chandra Agusti; Ryka, Hamriani; Prabowo, Iwan
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 8, No 1 (2025): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v8i1.15858

Abstract

Kabupaten Paser yang terletak di bagian paling selatan dari Kalimantan Timur memiliki banyak titik potensi geosite akibat pembentukan bentang alam dari proses geologi dan geomorfologi yang terjadi. Dilihat dari sisi geomorfologi, Kabupaten Paser memiliki variasi bentang lahan yang beragam, dari mulai perbukitan, air terjun, goa hingga mata air panas. Berdasarkan skala waktu geologi, batuan pembentuk potensi geosite di Kabupaten Paser memiliki rentang yang cukup luas, dari Pra-Tersier hingga Kuarter. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi beberapa area, baik goa, bukit, air terjun dan mata air panas di daerah penelitian yang memiliki potensi baik untuk menjadi destinasi geowisata di daerah Paser Kalimantan Timur, yaitu Goa Loyang, Doyam Sae, Gunung Rambutan, Bukit Sembinai, Liang Mangkulangit, Goa Losan, Mata Air Panas Danum Layong, Doyam Turu, Doyam Seriam dan Gunung Embun/ Gunung Boga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan parameter Kubaliková (2013) dengan memerhatikan 5 aspek utama, yaitu nilai ilmiah dan edukasi, nilai ekonomi, nilai konservasi dan nilai tambah dari setiap titik potensi geosite yang diukur. Tiga geosite dengan nilai tertinggi akan direkomendasikan untuk menjadi prioritas dalam pengembangan potensi geowisata di Kabupaten Paser. Dari analisis parameter Kubaliková, didapatkan 3 geosite dengan nilai tertinggi dari kelima aspek/ parameter yang dinilai, yaitu Liang Mangkulangit (10.25 poin), Gunung Embun (12.25 poin) dan Goa Losan (15.75 poin). Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan kontribusi ilmu geologi dalam memberdayakan kekayaan alam juga sebagai rujukan atau bahan rekomendasi untuk pihak berwenang untuk mengembangkan titik potensi geowisata sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat sekitar serta dapat memperkenalkan daerah penelitian lebih luas dengan daya tarik geosite.
Penentuan Bidang Gelincir  Berdasarkan Pengukuran Data Kekar Di Kelurahan Graha Indah Kecamatan Balikpapan Utara Kota Balikpapan Ryka, Hamriani; Prayoga, Vicky Sandy Hida; Pratikno, Fathony Akbar; Putri, Efrina Chandra Agusti
Jurnal Penelitian Teknik Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Penelitian Teknik
Publisher : Jurnal Penelitian Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang gelincir merupakan bidang yang menahan air (permeabilitas rendah), bersifat padat yang memungkinkan tanah bergerak di atasnya. Longsor sering terjadi pada lereng-lereng yang mempunyai lapisan batuan kedap air. Adanya struktur geologi pada suatu daerah membuktikan adanya suatu pergerakan tanah yang menyebabkan deformasi. Kestabilan lereng pada batuan lebih ditentukan oleh adanya bidang-bidang lemah yang disebut dengan bidang diskontinuitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bidang gelincir berdasarkan struktur geologi di Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara dengan analisis stereografis menggunakan perangkat lunak Dips untuk menentukan arah tegasan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur geologi yang berkembang berupa kekar terisi (vein) yang terisi oleh oksidasi besi (Fe) dengan bukaan kekar berkisar 5- 10 cm pada lokasi pertama, dan gash fracture pada lokasi kedua. Tegasan utama daerah peelitian berada pada arah tenggara-barat laut yang sejajar dengan permukaan lereng, menyebabkan kestabilan lereng menurun dan meningkatkan potensi terjadinya longsor.