Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Daur Ulang Sampah Anorganik Dalam Pengembangan Taman Toga : Solusi Ramah Lingkungan Dusun Kopen, Podosoko, Sawangan, Magelang Wahida, Azaria Nur; Fadarsani, Dwimas Nurrohman; Astuti, Risma Dwi; ‘Aisy, Rona Rohadatul; Tullazulfa, Fadila; Larasaty, Tannia; Indriyani, Rosha; Suyanto, Adib; Muryani, Sri
JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2025): JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jgen.v3i3.918

Abstract

Kegiatan pembuatan kebun TOGA dan sayur di MI AL-Fikri dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas yaitu sampah anorganik sebagai media tanam. Persiapan kegiatan meliputi pertemuan dengan orang tua siswa, pengumpulan barang bekas, pengecatan wadah tanam, dan penyiapan bibit. Penanaman dilakukan oleh siswa KKN bersama guru. Kebun TOGA dan sayur yang dihasilkan bukan hanya sekadar koleksi tanaman, tetapi juga simbol kepedulian lingkungan dan penggunaan sumber daya secara bijak. Siswa, guru, dan orang tua kini memiliki akses terhadap tanaman obat dan sayur segar, serta pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya daur ulang. Metode yang digunakan pada kegiatan ini menggunakan pendekatan partisipatif yang bertujuan untuk mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program tersebut. Hasil kegiatan pembuatan taman TOGA dan sayur di MI AL-Fikri yaitu berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan dan memanfaatkan barang bekas secara bijak. Dapat menanamkan edukasi mengenai prinsip 3R, pengelolaan sampah, serta menanamkan pentingnya penanaman tanaman di lingkungan sekolah. Selain itu kegiatan ini juga dapat membantu dalam pencegahan masalah kesehatan seperti stunting, yang seringkali disebabkan oleh kekurangan gizi yang tepat. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat dalam segi lingkungan, akan tetapi juga dapat menjadi bagian dari upaya pencegahan stunting.
Pemetaan Rumah Sehat berdasarkan Faktor Kesehatan Lingkungan di Dukuh Sumuran, Palbapang, Bantul Maghfiroh, Dessy Lailatul; Rosadianty, Debriela Salvarina; Tullazulfa, Fadila; N. Putri, Ajeng Ramadanti; Rois, Ibnu
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol. 6 No. 3 (2024): November
Publisher : Universitas Baiturrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jak.v6i3.814

Abstract

A map is a representation of the earth's surface reduced to two dimensions, allowing efficient observation of the extent of the earth. Thematic maps present specific data in relation to specific topography. Remote sensing uses technology for processing data without direct contact with objects. The GPS Essential and ArcGIS applications help in creating distribution maps, providing way points with GPS Essential makes it easier to determine locations accurately. In the world of environmental health, mapping activities in the work area of the Bantul I Community Health Center are needed to produce mapping of the health status of homes and make it easier for sanitarians to take action. By having a map of the health status distribution of houses in Dukuh Sumuran, Palbapang Village, Kapanewon Bantul, Bantul Regency, it can make it easier for sanitarian employees to take further action regarding health problems in Dukuh Sumuran, Palbapang, Bantul, Bantul Regency. The aim and benefits of this remote sensing activity are to collect data about natural resources and their surroundings such as the distribution of healthy houses in Sumuran Hamlet which is obtained in relation to the type of clean water facilities, type of family latrines, waste water disposal facilities, waste management, the presence of larvae and history of diseases such as ISPA, dengue fever, diarrhea and other diseases. The method used in this activity is observation and interviews followed by analysis in the form of a spatial map with the ArcGis application and determining coordinate points with essential GPS. From this activity, it can be concluded that there are 81 healthy houses and 19 less healthy houses in the target area. There are houses that do not have sanitation facilities (latrine and SPAL) and several components of a healthy house do not meet the requirements.
Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pembuatan Biopori Media Galon Di Padukuhan Widoro, Bangunharjo Sisgasari, Nabila Anugrah; Tullazulfa, Fadila; Sari, Devi Ayu Prima; Salsabilla, Lusy Loria Stefani; ‘Aisy, Rona Rohadatul; Kasjono, Heru Subaris; Rois, Ibnu
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 3 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v3i1.185

Abstract

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Kondisi persampahan di Yogyakarta memasuki tingkat darurat sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan, banyaknya sampah yang tertumpuk dapat dikurangi dengan membuat biopori. Biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah, bentuk biopori menyerupai liang dan bercabang-cabang sehingga sangat efektif dalam menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah. Pembuatan biopori sisa sampah organik dipilih untuk pemberdayaan masyarakat melalui hasil diskusi prioritas masalah tertinggi oleh warga Dukuh Widoro. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat mengetahui cara menangani masalah darurat sampah. Kegiatan ini menggunakan metode yang terdiri dari Community Self Survey (CSS), pelatihan kader dan diseminasi kader. Dalam kegiatan ini mahasiswa sebagai fasilitator memberikan pelatihan kepada kader sehingga kader dapat menyampaikan mengenai biopori kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat